Aku berdiri di depan sebuah kereta kuda yang bersiap untuk berangkat. Aku hanya terdiam karena aku bingung akan segala hal, aku bahkan bingung dengan diriku sendiri yang masih bisa berdiri dan melihat pemandangan bangunan gaya pertengahan.
Ha? Siapa orang itu? Kenapa dengan telinganya itu? Apa dia itu elf atau semacamnya?.
Apa orang itu juga dari ras setengah hewan? Aku juga melihat musuh alami elf, yaitu Dwarf.
Ada apa dengan dunia ini? Dan dunia ini juga, terlihat berbeda dari dunia yang aku tempati. Bagaimana ya mengatakannya? Ini seperti jauh dari kata modern. Yah... tepat seperti kataku sebelumnya, zaman pertengahan.
Di sini aku merasa sendiri di dunia yang luas ini, karena aku merasa kalau aku memakai pakaian yang berbeda dari orang-orang yang ada di sini. Aku memakai sebuah T-shirt hitam, celana jeans hitam panjang, dan juga sepasang sepatu sekolah.
"Hai.. tuan!" Suara lembut selembut suara rintikan hujan, terdengar di samping kananku.
Aku menoleh dan mendapatkan seorang gadis cantik dengan telinga hewan serigala berwarna putih hitam. Dia manis sekali. Ini seperti mimpi, di mana aku bisa berbicara dengan gadis bertelinga hewan.
Aku hanya terdiam dengan mulutku yang terbuka.
"Tuan?"
Aku tersadar dan langsung menormalkan kembali wajahku, "Maaf, aku cuma lagi bengong sendiri aja. Jadi... ada apa?"
"Tuan mau beli selendang magis ini?" Gadis itu menunjukan sebuah selendang berwarna hitam yang sudah dilipat dengan rapi.
"Yah... tapi aku nggak punya uang."
"Hee~"
Entah kenapa aku baru saja melihat sebuah senyum jahat dari gadis yang satu ini.
"Kalo Tuan nggak mau beli, nanti aku teriakin Tuan itu penculik ras kami."
"Haa? Emangnya mereka bakal percaya..."
"TOLONG!!!" Gadis itu berteriak dengan sangat kencang, sampai-sampai semua orang yang ada di sekitar melihat kemari. "ORANG INI PENCULIK RAS MANUSIA-HEWAN."
"IYAAA-IYAAAA... SINI! AKU BELI, AKU BELIII!!!" Aku mengatakan itu dengan panik dan takut setengah mati. Aku pasti mati kalau dikeroyok orang sebanyak ini.
"Ooppss... maaf! Aku salah orang. Teehee."
Dan entah kenapa orang-orang yang ada di sini percaya begitu saja.
Mereka kembali pada aktivitas mereka semula sambil menggumam, "Kalo bener dia itu penculiknya, udah aku potong-potong, terus aku kasih ke anjing peliharaanku." Itu kejam banget. Udah dipotong-potong, di jadiin makanan anjing lagi.
"Jadi... Tuan mau beli?"
"Kan aku udah bilang, kalo aku ini nggak punya..."
"Aku teriak lagi nih!" Katanya dengan wajah malas.
Aku menghembuskan napasku dan berkata, "Terserah deh! Lagian, aku emang nggak punya uang, kok."
"Cih!" Dia melemparkan selendangnya ke arahku dan berkata, "Apa'an tuh uang? Kamu bukan dari kota ini, ya?" Dia lalu berbalik dan pergi menibggalkanku. "Ambil 'tuh selendang magis! Jual aja! Biar kamu punya gold buat makan."
Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada gadis itu.
'Dasar gadis sialan!' Atau 'Makasih.' Aku tidak tahu yang mana yang harus aku pilih, atau 'Makasih gadis sialan.' Aku rasa aku akan mengatakan hal itu saja.
"Makasih, gadis sialan!" Kataku.
Aku membuka selendang magis itu dan memakainya di leherku. Saat aku memakainya, seperti ada sesuatu yang mengalir di dalam diriku, bukan sesuatu yang bisa aku pikirkan, seperti... semacam kekuatan, tapi juga bukan sebuah kekuatan. Apakah ini yang sering disebut energi sihir?.