Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 23 - Pacar dan Calon Pacar

Chapter 23 - Pacar dan Calon Pacar

Dua laki-laki keluar dari mobil BMW i8 Roadster berwarna merah mengkilat. Mereka berjalan gontai memamerkan senyuman mempesona ciri khas mereka. Netra coklat milik mereka terlihat berseri-seri penuh harapan. Mengetuk pintu kayu berwarna coklat dengan seluruh keberanian yang mereka miliki.

TOK.. TOK.. TOK..

" Assalamualaikum. "

Empat laki-laki berdiri melipat kedua tangannya di depan pintu dengan muka datar.

" Wa'alaikumsalam. " balas dengan nada tegas.

Mereka berdua berusaha mempertahankan senyumnya walaupun hati mereka sedikit takut. Sekujur tubuh mereka mulai berkeringat. Hati mereka mulai goyah.

" Kalian siapa ?" tanya salah satu keempat laki-laki itu tanpa basa-basi.

" Sa.. saya, kenalin nama saya Bintang Hasby Abzdat bukan Bambang ataupun Binatang umur tujuh belas tahun kakak dan Alhamdulillah punya pacar. " ucap Bintang memperkenalkan diri dengan gugup.

Mereka berempat mengangguk, mengerti. Sekarang mata mereka melihat kearah laki-laki disebelah Bintang.

" Nama saya Furqon Maulana, orang kaya sejagad dan ganteng. Calon penghuni surga dan insyaallah calon menantu rumah ini. " Furqon memperkenalkan dirinya dengan penuh percaya diri.

Mereka berempat tertawa dengan sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya, lucu.

" Tegang banget, kita gak makan orang kok apalagi makan teman. " gurau Caesar memecahkan suasana.

" Kita cuma suka darah suci aja, " sahut Baldwin.

" Vampir kali lu. " Caesar menggetok kepala Baldwin membuatnya sedikit meringis kesakitan.

" Jangan serius-serius nanti disakitin, ayo masuk, " ajak Awan mempersilahkan mereka berdua masuk.

Mereka berdua duduk di sofa empuk panjang berhadapan dengan beberapa lukisan klasik. Mereka sangat menikmati nuansa yang disajikan rumah mewah ini.

Bintang dan Furqon melepaskan nafas berat dan hati mereka sedikit tenang.

" Ini pasti pacarnya Bulan yang membawa buket coklat kan dan itu calon pacar Wulan yang membawa buket uang. " tebak Awan menunjuk satu persatu.

Mereka hanya mengangguk.

" Kalian pakai susuk apa si sampai mereka berdua mau sama kalian ? " Caesar memberi mereka kuis dadakan.

" Wah jangan-jangan kalian pakai pelet ya !" tuduh Baldwin.

" Dukunnya mantab tuh kasih tau dong, " pinta Caesar asal.

Awan dan Dabith memberi kedua sahabatnya mata elang tajam. Mereka berdua langsung tertunduk takut.

" Yaudah sana ke atas lantai dua, kamar pertama, " intrupsi Dabith berusaha tersenyum.

Mereka mengangguk dan melangkahkan kaki mereka kearah tangga yang menjulang tinggi keatas.

" Eh itu yang pakai baju Gucci Offwhite Zip-up, " teriak Baldwin.

Furqon menengok kebelakang dan menunjuk dirinya sendiri. " Saya kak ?"

" Iya kamu, masa tembok rumah. Mening kalian tukeran buket deh, " saran Baldwin.

" Wulan gak suka uang. Dan Bulan gak suka coklat batangan. " Dabith memberi tahu.

" Hm bener tuh dari pada kalian kecewa dengan respon dua betina itu, " tambah Caesar.

" Iya tukeran aja " Awan ikut-ikutan.

Bintang dan Furqon menurut dan menukar kedua buket yang mereka genggam. Melanjutkan langkah kaki menaiki setiap anak tangga dengan penuh hati-hati. Membuka kamar yang Dabith sebutkan tadi, terlihat seorang gadis berbalut pakaian tidur sedang mengotak-atik handphonenya.

" Bulan, " panggil Bintang pelan.

Bulan sama sekali tidak mendengar suara Bintang yang memanggil dirinya.

" Bulan. " panggil lagi Bintang lebih keras.

Bulan menyadari ada yang memanggilnya sedari tadi langsung memalingkan wajahnya kearah sumber suara. Bulan tersenyum tipis dan menggerakkan tangannya berisarat masuk.

" Salim dulu sama calon ipar, " ledek Bulan mengulurkan tangannya kearah Furqon.

Furqon menepis pelan tangan Bulan membuat dia terkekeh.

" Salim dulu sama calon suami. " titah Bintang kepada Bulan.

Bulan tersenyum lebar dan mencium tangan Bintang dengan lembut. Furqon memotret kejadian langkah itu untuk diabadikan sebagai tanda hidup sahabatnya.

" Apa kabar kamu ?" tanya Bintang kepada Bulan.

" Baik. "

" Kenapa hari ini gak sekolah ? Padahal tadi ada ulangan biologi lho gampang banget sumpah gak bohong, " tanya Bintang tersenyum kearah Bulan.

Furqon menoyor pelan kepala Bintang.

" Bapak lu gampang, susahnya udah kayak ngebangun seribu candi satu malam !" seru Furqon mendengus kesal.

" Sakit pea. "

Bulan melayangkan cubitan keras kepada Bintang, membuatnya sedikit menjerit.

" Sakit kan ?" tanya Bulan.

" Mau lagi, " goda Bintang.

" Ya Allah selamatkan hambamu dari dua manusia bucin ini, " Furqon mengangkat kedua tangannya.

Bintang dan Bulan terkekeh kecil.

" Wulan mana ? " tanya Furqon melarak lirik keseluruh kamar luas itu.

" Dihatimu, " balas Bintang dengan nada menggoda.

Furqon memutar kedua bola matanya dan berjalan kearah pintu luar.

" Mau kemana lu Faqir misquen ?" tanya Bintang menatapi kepergian Furqon.

" Mau ketemu Roro Jonggrang terus ajak dia nikah !"

" Jangan nanti dikutuk jadi anjing lho !"

" Orang ganteng dan kaya seperti gue gak mempan kutuk-mengutuk, beda sama kalian. " ucap Furqon menjulurkan lidahnya.

" SINTING !" sentak Bintang dan Bulan bersamaan.

Furqon berjalan maju perlahan, tetapi ia menghentikan langkahnya dan berjalan mundur kearah pintu kamar tadi.

" Ngapain lu balik lagi ?" ketus Bulan mengangkat sebelah alisnya.

" Orang kaya bukan google map. Jadi dimana Wulan sekarang ?"

Bulan melempar bantal kecil tepat di kepala Furqon. Untungnya dengan sigap Furqon menepisnya. " Makanya yang sopan kalau namu dirumah orang, " ujar Bulan. " Kamar utama lantai bawah. "

" Tamu adalah raja bro, " cibir Furqon melipat kedua tangannya di depan dada.

" Ogah gue punya tamu kayak Lo, sombongnya ngelebihin Jeff Bezos CEO Amazon. " ketus Bulan mengangkat sebelah sudut bibirnya.

" Jeff Bezos om gue ye !" ujar Furqon mengada-ada. " By the way, gue rajanya dan lu berdua pembantu gue, " ledek Furqon.

Bintang dan Bulan mengambil nafas dalam dan berteriak bersamaan.

" PERGI LUUUU FAQIR MISQUEN !!!"