Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 16 - First Night

Chapter 16 - First Night

" Makan malam, "

Bulan mengangguk setuju dengan permintaan Bintang yang cukup masuk akal. Sebenarnya ia juga merasakan lapar karena seharian belum ada satupun gizi masuk keperutnya.

Bintang sengaja membawa Bulan ke tempat yang sangat jauh agar waktu mereka bersama lebih lama.

" Lu ngajak makan jauh amat, gak sekalian aja ke Saturnus ! Dikit lagi masuk tol Cikarang !" protes Bulan setelah keluar dari mobil.

" Kok Saturnus si ? padahal tadi gue mau ajak lu ke Neptunus. Udah gak usah protes, tenang kok makanan disini bisa dimakan dan minumnya bisa diminum, " Ucap Bintang memasuki restoran bernuansa outdoor.

" Gak sekalian ke Pluto !" ujar Bulan kesal.

Bintang memanggil pramusaji dan memesan beberapa makanan yang ia suka.

" Lan, " lirih Bintang yang membuat Bulan menengok.

" Apa ?"

" Lu suka di sini gak ?" tanya Bintang

" Suka, "

" Kalau makanannya suka gak ?" tanya Bintang lagi.

" Suka, "

" kalau gue suka gak ?" pancing Bintang.

" Suka, " Bulan yang baru saja menyadari pertanyaan Bintang yang menjebak langsung menendang keras kaki Bintang. Bukannya meringis kesakitan, Bintang malah cekikikan.

" Selamat anda masuk jebakan Batman, hahaha, " ledek Bintang yang masih saja tertawa.

" Ayah dan Ibu lu kok gak pernah keliatan ?" tanya Bintang mengalihkan pembicaraan.

Bulan menengok, " Apih dan Amih dinas diluar kota. " jawab Bulan singkat padat dan jelas.

" Kerja apa ?"

" Tentara dan dokter. " jawab Bulan lagi.

" Bukannya lu punya kakak yang sekolah di Galaxy Internasional High School juga ya ? " Bintang mengajukan pertanyaan.

" Iya. " balas Bulan datar.

" Namanya siapa ?"

" Kepo lu kaya Dora ! Nanya aja terus. udah ayo makan, " ketus Bulan marah mendengar ribuan pertanyaan dari Bintang dan langsung melahap makanannya.

" Iya juga, cacing di perut gue juga udah dangdutan. " Bintang juga ikut melahap makanannya yang tadi ia pesan.

Bintang dan Bulan sibuk bermain gadget masing-masing tanpa mengangkat sudut bibir sekalipun.

" Lu kenapa takut sama perahu ?" tanya Bulan menghentikan aktivitasnya.

" Gue takut aja. soalnya ayah dan bunda gue meninggal tenggelam diatas kapal air. Jadi gue takut semua jenis kapal mulai dari kapal laut, kapal-kapalan sampai kopi kapal api. " terang Bintang panjang kali lebar.

" Oh sorry gue gak tau. Tapi itu kan perahu bukan kapal ?" introgasi Bulan lagi.

" Yah mau perahu maupun kapal sama aja, " jawab Bintang jujur.

Bulan mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti fobia yang dialami Bintang.

" Lu sekarang tinggal sama siapa ?" tanya Bulan penasaran.

" Sama mamah gue, " jawab Bintang

" Mamah ?"

" Mamah dari bunda gue yang berarti nenek gue, " jelas Bintang. " Cita-cita lu apa ?" sekarang gantian Bintang menanyai Bulan.

" Chef dan buka restoran. "

" Lu tau gak cita-cita gue apa ?" tanya Bintang lagi. " Cita-cita gue jadi pilot tetapi dilarang sama mamah. "

" Kok dilarang ?" tanya Bulan bingung.

" Soalnya gue pingin jadi pilot pesawat perang. " jawab Bintang yang membuat Bulan tertawa. " kata mamah, sekarang penjajah sudah pulang kampung, karena Tuhan bisikin mereka bahwa ada gadis cantik akan diciptakan namanya Bulan. " gombal Bintang.

" Gombal aja terus lu fake boy !" cibir Bulan gemas.

" Siapa bilang gue fake boy ? Asal lu tau ya, diantara fake boy, soft boy, dan good boy. Aku hanyalah Boboiboy yang memiliki kekuatan berjuang untuk mendapatkan cinta Bulan. Dan gue yakin lu pasti jadi milik gue !" ucap Bintang yang sekali lagi membuat Bulan tertawa puas.

Bintang berdiri dari tempat duduk dan jalan kearah panggung kecil di depan meja restoran. Ia berbisik kepada orkestra dan mengambil mikrofon. Nada alunan musik mulai menggema di restoran ini.

Bulan menyadari Bintang sudah tidak ada lagi di depan meja langsung melarak-lirik mencari sosok itu.

' Biasa sa cinta satu sa pinta

Jang terlalu mengekang rasa

Karena kalau sa su bilang

Sa trakan berpindah karna su sayang

Jangan kau berulah sa trakan mendua

Cukup jaga hati biar tambah cinta

Karena kalau sa su bilang

Sa trakan berpindah karna su sayang '

Bulan mengenal suara itu menengok kearah panggung. Dan benar ternyata suara itu berasal dari orang yang ia cari sedari tadi.

" Lagu tadi saya persembahkan untuk seseorang yang saya cintai, dan ia sedang duduk di sana. " ucap Bintang setelah menyelesaikan lagunya sembari menunjuk kearah Bulan.

Sontak semua pasang mata menatap kearah Bulan dan bertepuk tangan. Cuitan dan ribuan pujian menemani disela-sela gemuruh tepuk tangan.

Bintang turun dari panggung dan berjalan kearah Bulan yang masih saja menatap Bintang berkaca-kaca.

" Makasih gue suka, " ucap Bulan menitikan air matanya.

" Suka sama suaranya, lagunya, atau orangnya ?" goda Bintang.

" Semuanya kecuali yang terakhir. " jawab Bulan membuat Bintang menundukkan kepalanya.

" Becanda. "

Bintang langsung ikut terkekeh bersama Bulan. Mereka menikmati malam pertama mereka bersama dengan dinner yang romantis walaupun hanya sebatas teman.

" Bulannya cantik ya, " ucap Bintang.

Bulan yang masih menatapi langit malam berhias ribuan bintang dan satu rembulan mengangguk setuju.

" iya "

" Tapi gue lagi muji Bulan yang ada disebelah gue. "

***

Mobil Bintang berhenti di kediaman Gunawarman. Bintang membukakan pintu mobil untuk Bulan. Bulan keluar dari mobil sweptail putih Bintang.

" Makasih ya. " Bulan berterimakasih kepada Bintang sambil tersenyum.

" Iya gue terima makasihnya. Gue juga mengucapkan terimakasih, " ucap Bintang membalas senyuman itu.

" Buat apa ?"

" Lu udah mau nemenin gue seharian penuh di hari paling penting dihidup gue yaitu sweet birthday. " tutur Bintang menjelaskan alasannya.

" Jadi lu ulang tahun ke tujuh belas ?" tanya Bulan spontan karena kaget. Biasanya seseorang merayakan sweet birthday nya bersama keluarga tetapi berbeda dengan Bintang.

" Iya, "

" Selamat ulang tahun ya Bintang. Kenapa lu gak ngerayain bareng orang yang lu sayang ?" kata Bulan mengulurkan tangannya.

Bintang menerima uluran tangan Bulan dan bersalaman sembari bertukar senyum.

" karena orang yang gue sayang ada didepan gue. " ucap Bintang

Deugh !

Jantung Bulan berdebar lebih cepat dari biasanya dan ia merasakan pipinya memanas seperti ada gejolak api didalam mukanya.

Bintang melambaikan tangan dan langsung menginjak gas pergi meninggalkan basemen Gunawarman. Bulan masih saja diam tanpa mengatakan apapun.

***

" Bulan itu baju Wulan bukan ?"

Pertanyaan itu membuat langkah kaki Bulan berhenti didepan ruang keluarga dan menengok kearah asal suara.

" Minjem lan, " jawab Bulan cengengesan.

" Kapan ?"

" Tadi pas lu tidur. "

" Bukannya Wulan bangun, Bulan masih tidur ya ?" tanya Wulan mengingat-ingat kejadian tadi pagi.

" Lewat mimpi. "

Bulan melanjutkan langkahan kakinya namun terhenti lagi untuk kedua kalinya.

" Ya ampun calon istri kamu dari mana ?" tanya Caesar takjub melihat pakaian yang Bulan kenakan sekarang tidak seperti biasanya.

" Lan ke KUA yuk !" ajak Baldwin.

" Cantik banget adik kakak !" seru Awan.

" B-aja kayak plat nomor Jakarta, " ucap Dabith memilih menatap televisi.

Bulan menghela nafasnya mendengar perkataan dari geng ABCD yang absurd ini.

" Udah gue capek. Gue lagi gak mood ribut. "

Ucap Bulan meninggalkan ruang keluarga yang hening berisikan suara televisi menyala.

" Bulan dari mana lan ? " tanya Awan mengunyah kacang.

" Ngedate kayaknya sama Bintang. " Wulan menerka-nerka sambil memasukan kerupuk ke mulutnya.

" POTEK HATI GUE !" teriak Baldwin dan Caesar serentak.

***

Bulan mengganti pakaiannya dan memilih pakaian tidurnya yang lebih nyaman. Merehatkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.

Ting !

Bulan dengan sigap membuka pesan singkat itu.

Pawang Makhluk Hidup, 08291105****

Bintang : Good night and good sleep calon istri dunia akhirat ! Jangan rindu karena besok kita bertemu di tempat biasa kita menimba ilmu.

Bulan tersenyum membaca pesan singkat itu. Sekarang Bulan tidak merasa bahwa kehadiran Bintang mengusik hidupnya tetapi malah membuat hidupnya sedikit bahagia. Bulan mulai terbiasa dengan kalimat dan sikap manis Bintang padanya.