Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 21 - Kakak mau jadi pacar aku ?

Chapter 21 - Kakak mau jadi pacar aku ?

Bulan melangkahkan kaki masuk kedalam kamarnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya mendadak pudar berubah menjadi tatapan malas. Tangannya ia lipatkan didepan dada.

" Maaf masnya ini kamar siapa ya ?"

Keempat orang itu langsung menengok kearah pintu. Mereka cengar-cengir mendekati tubuh Bulan.

" Eh udah pulang yang, " ucap Caesar dengan senyum khasnya.

" Belum. Stop panggil gue yang, karena gue udah punya pacar !" Bulan tersenyum penuh kemenangan

" SAMA SIAPA ?"

" SIAPA YANG BERANI PACARAN SAMA ADIK GUE ?! "

" ALAH PALING HALU !"

" Mau tau gak ?" Ujar Bulan menatap mereka berempat serius.

" Siapa ?" tantang Awan

" Bintang Hasby Abzdat kelas XI A. "

" HAH POTEK HATI GUE !" teriak histeris Baldwin dan Caesar.

Bulan pergi ke toilet untuk mengganti pakaiannya yang basah meninggalkan mereka berempat yang saling menatap. Tidak butuh waktu lama Bulan keluar dari toilet dan melemparkan handuknya kearah papan catur.

" Lu pada ngapain si di kamar gue ?" omel Bulan

" Lagi ngadain konferensi meja bundar. " celetuk Dabith.

" Nih mejanya bundar kan ?" Caesar menunjuk meja bulat tepat dibawah papan catur.

" Seterah lu. "

" Kita sedang menyusun strategi untuk membuka pintu kamar Apih dan Amih, " ucap tegas Baldwin bak seorang tentara.

" Alah lebay, " gumam Bulan. " Wulan belum keluar juga emang kak ?" tanya Bulan kepada Awan.

Awan menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Eh, bukannya..." kata Dabith mengingat-ingat.

" Bukannya apa ?" tanya mereka serentak.

Dabith berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan kearah meja belajar Wulan. Dabith membuka kolong mejanya dan mengangkat tinggi sebuah kunci.

" Gue baru inget Wulan pernah cerita tentang kunci cadangan. " lanjutnya

" Yaelah si Paul baru ngomong, " ketus Bulan menatap sinis Dabith.

" Untung pinter lu bith kalo gak gue jadiin kuda catur lu, " umpat Awan melempar kuda catur kearah Dabith.

" Untung kunci jawaban berjalan ku, " sindir Baldwin dan Caesar.

Dabith hanya membalas umpatan demi umpatan dengan senyuman kecil. Ia memilih berjalan ke kamar utama dibuntuti empat makhluk kasat mata.

Dabith memasukkan kunci kedalam lubang dan memutarnya.

Ceklek

Pintu kamar terbuka tampak seorang gadis terlentang lemas dibalut selimut tebal dengan AC 18 derajat celcius.

" Gila dingin banget nih kamar, " desir Baldwin menggigil.

" Udah kayak sikapnya Dabith aja. " ucap Caesar dibalas tatapan tajam Dabith.

" wan, lu aja yang ngomong sama Wulan. " pinta Dabith dibalas anggukan kepala Awan.

Dabith menggiring Baldwin, Caesar, dan Bulan menjauhi kamar itu. Sedangkan Awan menutup pintu kamar utama.

Awan mematikan pendingin ruangan dan mendekati tubuh adiknya.

" Wulan, " lirih Awan.

Gadis itu menengok kearah Awan. Awan sangat terkejut melihat kedua mata adiknya bengkak. Awan langsung memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

" Kamu kenapa lan ? ayok cerita aja. " ucap Awan.

Wulan ingin sekali menangis tetapi air matanya tidak lagi bisa keluar. Wulan membalas pelukan kakaknya dengan erat.

" Kak, teman kakak jahat, " lirih Wulan dengan serak.

Mendengar ucapan sang adik mata Awan terpelojak kaget.

" Siapa ?" tanya Awan dengan nada tinggi. " Si Baldwin ? Caesar ? atau Dabith ?" lanjut Awan.

Wulan hanya menggeleng ketika setiap nama disebutkan. " Kak Phinka. " beritahu Wulan.

" Dia ngapain kamu ?"

Wulan mulai menceritakan semua hal kepada Awan secara detail membuatnya sangat emosi.

" Nyiram Wulan pakai tiga gelas air dingin didepan semua siswa-siswi di kantin. Padahal Wulan gak salah apa-apa. Untung ada kak Dabith yang nolongin Wulan. " jelas Wulan.

" Tenang kakak akan buat perhitungan ke dia. Kakak juga kesal sama dia, dia suka banget bully siswa lain dengan alasan gak logis. "

" Jangan kak kasian. Wulan cuma pingin cerita aja ke kakak tanpa harus kakak balas. Masalah Wulan sebenarnya bukan itu, " ujar Wulan menggenggam tangan Awan.

" Kamu terlalu baik dek. Terus masalah kamu apa ?" tanya Awan.

" Wulan suka sama teman Wulan namanya Furqon-"

" Tuh cowok nolak kamu ? berani-beraninya nolak bidadari, " potong Awan tanpa menunggu Wulan selesai bicara.

" Ih kakak belum selesai juga ngomongnya, "

" Hehehe yaudah maaf. Apa ?"

" Furqon salah paham. Dia nyangka Wulan pacaran sama kak Dabith dan dia marah karena Wulan nolak dia dengan alasan gak jelas. Padahal Wulan nolak dia gara-gara gak mau buat kak Dabith sakit hati. " keterangan Wulan.

Awan mendengarkan setiap ucapan Wulan dengan saksama, ia berusaha menjadi pendengar yang baik.

" Kamu harus milih antara Furqon atau Dabith. Kamu gak boleh egois. Kamu juga gak boleh hanya mikirin perasaan orang lain. Pikirin dulu diri kamu sebagai tanda kamu mencintai diri kamu, " nasehat Awan dibalas senyuman manis dari bibir Wulan.

" Kamu demam, makan dulu gih, " titah Awan lembut.

" Gak Wulan gak lapar. "

" Mau dimasakin apa ? nasi goreng ? udang saus mentega ? ayam bakar ?..." Awan menawarkan semua makanan kesukaan Wulan kepadanya.

" Wulan gak lapar kak. "

" Yaudah kamu istirahat aja. " Awan merentangkan tubuh Wulan ke kasur dan menyelimutinya dengan selimut tadi.

" Kak, " panggil Wulan.

" Hm ?"

" Kakak mau gak jadi pacar aku ?" tanya Wulan membuat Awan terkekeh.

Awan mengacak-acak rambut Wulan dan mencium pucuk kepala adiknya.

" Kamu kayaknya butuh tidur lan, biar gak ngelantur gini. " bisik Awan.

" Habisnya Wulan bingung sama yang namanya cinta menyakitkan banget. " Ucap Wulan.

" Yaudah bobo dulu gih mimpi indah, " suruh Awan.

" Kak, Wulan takut sendirian. Ceritain Wulan dongeng dong " pinta Wulan memasang wajah melas.

Awan terkekeh melihat kelakuan Wulan seperti anak kecil. Awan menceritakan sebuah dongeng kepada adik kecilnya yang sekarang sudah tumbuh dewasa sampai terdengar suara dengkuran halus. Awan menghentikan ucapannya dan mengelus-elus kepala Wulan.

" Good sleep Wulan cantik. "