Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 14 - You Is My Hero

Chapter 14 - You Is My Hero

Bulan mempercepat langkah kakinya memasuki restoran cepat saji. Mengganti seragam putih abu-abunya menjadi pakaian pelayan biasa.

Bulan melepas topi yang ia kenakan dan menguncir kuda rambutnya kebelakang sembari memandangi pantulan dirinya di cermin. Bulan sudah siap bekerja paruh waktu di Asby Restoran.

Tringgg

Bunyi lonceng berbunyi, seorang pembeli masuk kedalam restoran menghampiri kasir untuk memesan beberapa makanan.

" Selamat sore kak. Selamat datang di Asby Restoran. Mau pesan apa ?" ucap Bulan bertanya pada pembeli sambil mengetik di mesin pencatat pesanan.

Pembeli itu tertegun menghentikan aktivitas bermain gadget setelah mendengar suara familiar baginya. Kepalanya memberanikan diri mengangkat pelan-pelan hingga ia dapat melihat jelas siapa petugas kasir itu.

Kedua mata mereka saling bertemu, saling bertatapan.

" BULAN ?! " Seru pembeli itu membuat pengunjung lain menatap mereka. " Ngapain lu disini ?" lanjut tanyanya.

" Seharusnya gue yang ngomong gitu. "

Lonceng pintu berbunyi lagi. Seorang laki-laki lain datang menepuk pundak pembeli itu. Laki-laki itu terkejut melihat siapa penjaga kasirnya.

" BULAN ?!" Seru laki-laki itu yang membuat sekali lagi semua pasang mata terfokus pada tempat kasir. " Lu ngapain disini ?" tanya laki-laki itu.

" Kerja, " jawab Bulan datar. " Lu berdua menguntit gue ya ?" tebak Bulan dengan mata menyidik.

" Lo belum tau lan ? ini resto milik nenek Bintang. " balas Furqon menunjuk-nunjuk kearah Bintang.

Mendengar perkataan Furqon membuat mata Bulan terkejut bukan main.

" Bulan, lu ngapain kerja ? bukannya lu orang kaya dan sangat amat berkecukupan ?" tanya Bintang dengan nada penasaran

" Ya. tapi gue mau mandiri. "

" Liat fur, calon istri dunia akhirat gue, udah cantik dan mandiri lagi. ini namanya paket combo unlimited " bisik Bintang kepada Furqon

" Gue denger. "

" Lu udah berapa lama kerja disini ?" tanya Furqon ikut penasaran

" dua bulan. " jawab Bulan lagi dengan datar.

" Wih lama juga. Agh, kalo tau ada lu kerja disini setiap hari gue nongkrong lumayan cuci mata yang empat sehat lima sempurna, " gumam Bintang.

" Jadi mau pesen gak ?" tanya Bulan dengan nada sedikit tinggi. " kalau gak mau, enyalah dari sini ada pembeli tuh dibelakang lu. "

Bintang dan Furqon menengok kearah belakang mereka, mereka bingung tidak ada satu orang pun. Sial mereka kena tipu !

" Pizza size medium, " ucap Furqon ngaco.

" Ini restoran bukan pizza hut !" Furqon terkekeh mendengar ucapan Bulan.

" Pesan grilled chicken saus Padang dua, " pesan Bintang setelah membaca daftar menu terbaru.

" oke grilled chicken saus Padang dua dan minum apa ?"

" Amer sayang, " goda Bintang dibalas tatapan tajam Bulan.

" air putih aja walaupun warnanya bening. gak papa demi Alex aku gak papa. " ucap Furqon berekspresi seperti orang yang paling tersakiti didunia ini.

" Ada lagi tambahannya ?"

" tambah cinta boleh ?" tanya Bintang tersenyum hangat kepada Bulan. Bulan yang menatap sinis senyuman itu sontak membuang muka kearah lain.

" Udah dicatet, sana lu berdua !" usir Bulan dengan muka masam

Bintang dan Furqon yang menyadari mood Bulan sedang tidak bagus langsung pergi meninggalkannya dengan mesin ketik. Bintang dan Furqon duduk di tempat paling favorit di pojok dekat pintu.

Beberapa menit kemudian . . .

" Nih pesanannya, " ucap Bulan menaruh nampan perak berisi beberapa makanan diatas meja.

" Makasih cantik. " goda Bintang membuat pipi Bulan terasa panas.

Bulan hendak pergi meninggalkan meja itu tetapi tangannya di genggaman oleh tangan Bintang. " Gue mau ngomong sesuatu, sebentar aja ya ?"

Bulan langsung duduk di kursi kosong yang ada di meja itu.

" Apa ?" jawab Bulan datar.

" Hal yang paling lu suka apa ?" tanya Bintang serius.

" Gak ada. "

" Hal yang paling lu benci apa ?" tanya Bintang lagi.

" Pertama takdir. Kedua keluarga. Dan ketiga cinta. "

Bintang mengangguk-angguk mengerti mengapa Bulan bersikap dingin terhadap semua orang termasuk kembarannya, Wulan.

" Any question again ?"

" Ada, " sahut Furqon secepat kilat. " Apa yang disuka sama Wulan ?" tanya Furqon.

Bulan menyipitkan matanya, menyidik pertanyaan Furqon. " Lu suka sama Wulan ?"

Furqon tersenyum penuh arti dan mengangguk pelan kepalanya.

" Gak tau. Tanya sendiri orangnya. " jawab Bulan pergi meninggalkan dua orang itu yang sedang memandangi satu sama lain.

" Tang, " panggil Furqon kepada Bintang.

" Ternyata si Bulan beneran kembaran Wulan deh. Jawaban mereka sama kayak waktu lu nanya ke Wulan kan ?" ucap Furqon

" Yaiyalah mereka kembar !" semprot Bintang kesal. " Emang menurut lu apa ?"

" Gue kira itu cuma rumor. "

Bintang menahan emosinya yang hendak meledak seperti bom waktu. " Kaya doang otak kurang se-ounce !"

***

Jam tangan Bulan menunjukkan pukul enam sore. Berarti jam kerja ia telah habis. Ia hanya bekerja selama dua jam sehari. Ia melepaskan pakaian pelayan dan berganti ke baju biasa yang ia bawa.

Bulan berjalan keluar restoran untuk kembali kerumah melewati gang sempit dan gelap. Tubuhnya seperti didorong ke tembok dan kedua tangan besar itu disampai kepala Bulan.

" Lo apaan si ?! Minggir gak ?" Bulan masih berusaha melepaskan diri dari cengkeraman laki-laki itu.

Bulan masih coba melihat wajah laki-laki itu yang di ditutupi topi.

" Lepas !" bentak Bulan.

Laki-laki itu mengapit tubuh Bulan, tangan kirinya melingkar di tubuh Bulan, matanya terus menatap dengan intens. Tangannya mengeraskan pegangannya membuat pinggang Bulan terasa sangat sakit. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya semakin dekat dengan Bulan, sehingga Bulan bisa merasakan deru nafas laki-laki itu.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

" Lepaskan dia ! Beraninya sama cewek !"

Bintang tiba-tiba muncul di samping Bulan dan laki-laki itu. Untuk pertama kalinya Bulan tersenyum melihat kehadiran Bintang.

" Kalo gue gak mau, gimana ?!" sentak laki-laki itu.

Bintang menyeringai dan langsung menyerang laki-laki itu. Bintang menonjok dan menendang tubuh laki-laki itu sampai tergeletak lemas tidak berdaya.

" Lu siapa si ?" tanya Bulan mendekatkan tubuhnya ke wajah laki-laki itu. Bulan hendak membuka topi laki-laki itu tetapi ia langsung berlari tidak jelas kemana.

Bintang ingin lari mengejar laki-laki itu langsung ditahan tangannya oleh Bulan. " Udah gak usah dikejar. " ucap Bulan dengan nada lembut.

" Makasih banyak ya, " ucap Bulan lagi.

Bintang tersenyum dan menarik tangan Bulan masuk kedalam mobilnya yang berada di ujung gang.

" Lu kok masih disini ?" tanya Bulan memandang wajah Bintang.

" Nungguin Lo lah, masa nungguin janda kembang !"

Bulan tertawa mendengar jawaban itu. " Lu bisa ketawa lan ?"

Muka Bulan berubah menjadi dingin kembali. Menatap Bintang dengan datar.

" Emang sejarang itu ya gue ketawa ? " tanya Bulan bingung mendengar perkataan Bintang tadi seperti pertanyaan Wulan beberapa hari lalu.

" Iya. "

Bulan membuang tatapannya kearah luar jendela mobil. Bintang terkekeh melihat ekspresi Bulan sekarang.

" Ini kemana lagi ?" tanya Bintang yang sedari tadi muter-muter di sekitar restoran sebanyak tujuh kali.

Bulan melepaskan nafasnya berat. " Jalan Tamansari nomor 10, " ucap Bulan datar.

" Siap Bu Bos !"

Bintang melajukan mobilnya dengan cepat ke alamat yang disebutkan Bulan tadi. Dalam waktu beberapa menit Bintang menghentikan mobilnya disebuah rumah besar berwarna putih. Bintang turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Bulan.

" Lu ngapain ikut turun ?" tanya Bulan

" Mau mampir. " Jawab Bintang dengan enteng.

" Siapa yang nyuruh ?" tanya Bulan lagi.

Bintang menghela nafasnya, " Iya.. iya.. gue pulang. "

" Makasih ya soal tadi, " Kata Bulan mengembangkan senyumnya.

" Makasih doang nih ? "

" Terus ?"

" Besok ngedate satu hari full sama gue. Besokkan Minggu ya ?" pinta Bintang senyum penuh harapan.

" Kalo gak mau ?"

" Harus mau ! Ini bukan permintaan tapi perintah ! " tegas Bintang.

Bulan mengangguk-anggukkan kepalanya kepada Bintang.

" Yes !!" seru Bintang di dalam mobil meninggi-ninggikan tangannya.

" Yaudah sana pulang !" usir Bulan

" Jangan kangen ya ! Besok ketemu kok. Mimpi yang indah Bulan calon istri dunia akhirat. " ucap Bintang yang langsung meninggalkan kediaman keluarga Gunawarman dengan cepat takut di umpati oleh Bulan dengan kata-kata setajam silet.

" Huft, dasar pawang makhluk hidup. " gumam Bulan didalam hati.

Bulan memasuki rumah yang nampak sepi. Sepertinya Wulan dan Geng ABCD belum pulang kerumah. Bulan langsung membersihkan dirinya dan merehatkan tubuhnya di atas kasur.

Ting !

Bulan membuka pesan singkat itu.

Pawang Makhluk Hidup, 08291105****

Bintang : Bulan ! Jangan lupa besok ya ! Pagi !

Bintang : Selamat malam Bulan Welfrida Guna calon istri dunia akhirat !

Bulan tersenyum tipis membaca pesan singkat itu. " Selamat makan Bintang Hasby Abzdat. " Ucap Bulan menutup matanya.

***

Ting !

Bintang membuka matanya mendengar notifikasi dari handphonenya. Membuka pesan singkat itu dengan nafas gusar.

Calon Pacar, 08889*******

Bintang : Bulan ! Jangan lupa besok ya ! Pagi !

Bintang : Selamat malam Bulan Welfrida Guna calon istri dunia akhirat !

Bulan : Iya

Bintang sontak berdiri dan joget-joget kegirangan membaca pesan singkat itu.

" Alhamdulillah ada perkembangan. " syukur Bintang melihat perkembangan pesan singkatnya dengan Bulan dari 'y' menjadi 'iya'.

Furqon membuka pintu kamar Bintang yang terdengar berisik. Ia kembali menutup pintu kamar Bintang.

" Gue salah alam. " gumam Furqon.

" MA OBAT BINTANG ABIS LAGI !" Teriak Furqon setelah mendapati Bintang berguling-guling di lantai kamar.