Mata Wulan berkedip-kedip beberapa kali mencoba membuka matanya yang masih terasa kantuk dan terbangun dari tidur cantiknya oleh suara orang mengaji. Wulan menyalakan handphonenya, jam di hp menunjukkan pukul setengah empat subuh.
" Kak Dabith ngapain dikamar Wulan ? Oh iya ini di kamar kak Dabith ya, Wulan lupa hehe " gumam kecil Wulan pada dirinya sendiri sambil memandangi seorang laki-laki yang sedang membaca Al Qur'an.
Dabith menyudahi membaca kitab suci dan mengangkat kedua tangannya ke atas.
" Bismillahirrahmanirrahim. Ya Allah ya Tuhanku berikan panjang umur, sehat selalu, dan murah rezeki untuk kedua orang tua ku. Dan aku harap kau akan mengangkat penyakit cinta pertama ku. Berikan dia kebahagiaan dunia maupun akhirat. aamiin, "
Wulan sangat terharu mendengar doa tulus keluar dari laki-laki yang ia sayang. Dabith menengok kearah Wulan setelah mendengar suara batuk-batuk Wulan.
" Lan, kamu udah bangun ? sejak kapan ? " tanya Dabith menghampiri Wulan.
" Ba.. baru kok kak, " ucap Wulan terbatah-batah. " Kakak kok bangun jam segini si ? " tanya Wulan
" Rutinitas yang dijadikan prioritas setiap pertiga malam lan. "
Mendengar jawaban itu membuat Wulan insicure dunia akhirat kepada Dabith yang sudah good attitude, tampan, IQ diatas rata-rata, tajir melintir, sayang orang tua, dan memprioritaskan sang pencipta.
Kumandang adzan subuh tak lama terdengar. Dabith bangkit dari kasur dan mengambil sebuah sajadah dari lemarinya.
" Kakak shalat subuh dulu di masjid ya lan. Itu mukena bisa kamu pakai. Shalat dirumah aja ya, " Dabith keluar kamar dan berjalan menuju masjid terdekat, masjid Muhajirin.
" Masyaallah jodoh orang. " batin Wulan yang ikut bangkit untuk mengambil air wudhu.
***
Mobil Dabith berhenti di pekarangan rumah keluarga Gunawarman. Berjejer puluhan tanaman indah disana. Wulan melangkahkan kakinya kearah luar dan menghirup segarnya udara pagi.
Dabith dan Wulan berjalan kearah pintu masuk membawa sebuah paper bag berisi baju kotor Wulan.
" SERASA RUMAH SENDIRI YA, NGAPAIN KALIAN DISINI DUA CURUT !"
Suara nyaring dan keras yang membentang dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Mereka sudah tau suara siapa itu.
" kak Baldwin kehabisan kerupuk dan kak Caesar kehabisan garam kayaknya " sahut Wulan yang membuat mereka berempat menengok kearah pintu.
" Pajak jadian lah !" pinta Caesar.
" Nih pajak jadian, " Wulan memamerkan kepalan tangannya didepan muka Caesar. Caesar yang mulanya tersenyum langsung menekuk kebawah sudut bibirnya.
" Asique makan, " ujar Baldwin melihat banyak makanan yang dihidangkan Awan.
" Udah pulang dek ?" tanya Awan menyadari kehadiran Wulan. " Ayok makan dulu, Bulan dan Kak Awan yang masak lho !"
Mereka semua langsung menyantap semua makanan yang dihidangkan mulai dari roti isi, salad, sampai jus buah-buahan.
" Kak ini punya Wulan ! " Seru Wulan menarik kerupuk dari tangan Baldwin yang sama sekali tidak mau mengalah.
" Ini punya gue !" suara Baldwin ngotot.
Awan mengambil kerupuk itu dan memoteknya menjadi dua. " Nih buat Wulan, ini buat lu win, " ucap Awan. " Adil kan ? "
" GAK !" balas Wulan dan Baldwin serentak memalingkan wajahnya ke arah yang berbeda.
" Yaelah lu berdua ribut terus dari dulu cuma gara-gara kerupuk, " sindir Bulan yang masih terus mengunyah makanannya.
" CUMA ?! "
" Lu berdua kayaknya mau terbang deh, hobi banget makan kerupuk. " tegas Caesar
" DARI PADA LU GAREM ! "
Sahutan dari Wulan dan Baldwin membuat Caesar menelan ludahnya. " Gila kompak banget, " ucap Caesar menggeleng-gelengkan kepala.
" Wulan, " panggil Dabith
" Apa kak ?"
" Setan betina kemana ? kok jarang keliatan ya ?" tanya Dabith
" Dia ikut pertukaran pelajar satu tahun, kelas dua belas juga dia ada disekolah. " jawab Wulan tersenyum
" Lu bith, kalo ada orangnya ribut terus kayak anjing sama kucing. Giliran gak ada nyariin, " kata Baldwin menyenggol lengan Dabith
" Suka mah bilang bith. " Tambah Awan
" Kak Dabith mah punya Wulan, " timpal Bulan tersenyum penuh arti menengok kearah Dabith.
" Nggak. " Jawab Wulan dan Dabith bersamaan.
" Cie barengan, " ledek Caesar terkekeh kecil
" Udah yuk berangkat sekolah !" ajak Awan kepada seluruh teman-temannya.
" KUY !!"
Mereka semua berangkat sekolah menggunakan dua mobil Alphard milik Awan dan Dabith.
***
" Ayo yang udah boleh kumpulkan. " titah Bu Zara yang merupakan guru matematika.
" Ya ibu baru juga disuruh, "
" Baru lima belas menit yang lalu Bu, "
" Agh ibu gak asik nih, "
Dumalan demi dumalan keluar dari mulut siswa siswi kelas XII A yang sedang mengerjakan tugas matematika sepuluh soal dengan materi eksplansi.
Dua siswa maju kedepan kelas membawa buku tugasnya dengan santai dan tersenyum kemenangan.
" Nah murid teladan kayak Wulan dan Bintang, " puji Bu Zara. " Coba ibu periksa dulu, " lanjutnya.
Bu Zara manggut-manggut tersenyum. " soal nomor sembilan kalian berbeda, 1x+2y=10 dan 3x-1y=11. Wulan jawab x 4 dan y 3. sedangkan Bintang sebaliknya. Jadi menurut kalian siapa yang benar ?" tanya Bu Zara tersenyum melihat kedua siswanya di depan meja guru.
" Menurut saya cara dan jawaban saya sudah benar Bu lebih singkat dan tepat, " Wulan memberikan alasan yang singkat padat dan jelas bagaimana ia menemukan jawabannya.
" Tapi Bu, jawaban saya juga benar, "
Terjadilah perdebatan panjang antar orang pintar dikelas yang membuat semua siswa-siswi lain membuka lebar mulut dan matanya.
" Amazing, debat anak pinter begitu ya. " batin setiap siswa-siswi dikelas yang menyaksikan perdebatan Wulan dan Bintang.
" Oke stop semua, jawaban yang benar itu Wulan, " ucap Bu Zara mengendalikan lagi suasana kelas yang sempat menegang. " Ayo, Bintang jawab nomor satu sampai lima dan Wulan sisanya. "
Wulan dan Bintang menulis semua jawaban mereka di papan tulis dan menjelaskan. Semua orang bertepuk tangan menggelengkan kepalanya takjub melihat ke enceran otak dua manusia ini.
Azar maju kedepan kelas dan tangannya membentuk love ditengah-tengah antara Wulan dan Bintang membuat kelas XII A jadi ramai sekali menyoraki mereka berdua.
" UDAH ! INI KELAS ATAU PASAR MALAM ?" teriak Bu Zara membuat kelas menjadi mengheningkan cipta.
" Tapi Bu, ini masih pagi gak mungkin ada pasar malam, "
Gelak tawa menggema di penjuru kelas.
" AZARRRRR !!!" Teriak lagi Bu Zara yang dipenuhi api emosi.
Jika mata kita bisa melihat asap yang mengepul di atas kepala Bu Zara yang harus berurusan dengan Azar, ketua kelas koplak.
" Oke terimakasih Wulan dan Bintang. " ucap Bu Zara, disambut temukan gemuruh dari tangan semua orang.
Bintang kembali ketempat duduknya sambil tersenyum bangga. " Lu tadi liat gak ? gue dipuji guru itu, " kata Bintang.
" Huaft, Gue gak peduli tang. Orang kaya kayak gue gak harus belajar. Nanti kalo gue ikutan pinter berabe lu bisa nyalon jadi beban negara. " Jawab Furqon terkekeh kecil.
" Lu bisa gak sehari gak sombong ?"
" Nggak. "
" Faqir misquen ! " seru Bintang keras.
***
" Bulan, " panggil Bintang mengedip-ngedipkan matanya.
Bulan hanya melirik sebentar dengan muka datar.
" Bulan, " panggil Bintang lagi tapi tidak ada respon dari orang yang dipanggil.
" Bula- "
Bulan memasukan sandwich bekal makan siangnya ke mulut Bintang dengan kasar. Membuat Bintang terkejut dengan mulut yang penuh sandwich.
" Sekali lagi lu manggil, gue pastiin besok lu gak nginjek bumi lagi, " ancam Bulan dengan ekspresi marah.
" Ya maaf. " lirih Bintang memelas.
" Bintang, " panggil Furqon dengan nada menggoda. " Godain aku dong bang Bintang. "
" Idih najis gay. "
Mereka semua tertawa bersama diantara keramaian kantin sekolah.
" Taruhan yuk !" ajak Furqon pada Bintang.
" Taruhan apa ?" tanya Bintang memasang wajah sok polos
" sepuluh juta, lu lima juta dan gue lima juta. Uangnya untuk yang menang, " ucap Furqon. " Kalo lu berhasil pacaran sama Bulan gue kasih lu lima juta, dan sebaliknya kalau gagal lu ngasih gue uang. " lanjut Furqon menjelaskan cara bermainnya.
" Gak mau ah cuma lima juta, " jawab Bintang nada meremehkan.
" Terus ?"
" BMW terbaru plus lima juta !" seru Bintang gak tau diri
" Setuju. " mereka ber-high five.
Wulan dan Bulan hanya bisa menyipitkan matanya memandangi kelakuan konyol mereka. Wulan membisikan sesuatu pada Bulan.
" Lan, lu gak marah dijadikan taruhan dua manusia ini ?"
Bulan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah datar.
" Eh lu berdua gak boleh taruhan dosa !" seru Wulan
" kenap-"
" Tapi kalo ada yang menang gue minta komisi hehehe. " Wulan ikut-ikutan virusgoblok yang menular dari dua temannya.
" Gimana para saksi ?" ucap Furqon dengan lantang.
" SAH !!!"
Mereka kembali tertawa bersama-sama dengan perbincangan yang hangat. Menghabiskan sisa waktu istirahat memakan makanan dan meminum minuman mereka masing-masing sampai bel dering istirahat selesai berbunyi.
***
" Bulan kemana si setiap pulang sekolah, suka banget ngilang deh kayak dia. " gumam Wulan melarak-lirik ke kanan ke kiri mencari sosok yang ingin ia lihat.
Wulan akhirnya kembali berjalan setelah tidak merasakan tanda-tanda kedatangannya Bulan. Membawa lima botol air mineral kearah lapangan olahraga.
" KAK !"
Suara Wulan yang familiar membuat geng ABCD menengok dan menghampiri adik kesayangannya itu.
" Nih minum jangan haus nanti hibernasi, " ucap Wulan memberikan satu persatu botol yang ia bawa.
" DEHIDRASI WULAN !" teriak geng ABCD
" Sejak kapan berubah ?"
" SEJAK DINASAURUS KEPENTOK SEMUT LANGSUNG MENINGGOY !"
" Meninggoy apa lagi ?" tanya Wulan yang kali ini benar-benar tidak tau.
" MENINGGAL SAMBIL GOYANG DANGDUT !"
Mereka semua gemas melihat tingkah laku Wulan, mencubit pipi chubby Wulan dengan lembut tetapi meninggalkan bekas kemerahan. Ingin sekali mereka mengumpati orang yang ada dihadapannya dengan seribu kata yang setajam silet. Tetapi terurungkan melihat wajah cantik dan lugu Wulan.
" AW sakit kak, "
" Untung adik. " ucap Awan tersenyum
" Untung sama-sama pencinta kerupuk, jadi gak boleh menghina. " Kata Baldwin
" Untung calon pacar. " Caesar ikut-ikutan.
Awan, Baldwin, dan Caesar menengok kearah Dabith yang belum mengatakan apapun.
" Untung sayang. " batin Dabith
" Eh.. Untung manusia. " Ucap Dabith gelagapan.
Mereka berlima terkekeh bersama mengingat kelakuan mereka tadi yang konyol tetapi menyenangkan.
Dan terkadang kebahagiaan itu berasal dari kebersamaan bukan dari uang. Dari hal paling kecil bisa membuat kita tersenyum.
***
Dibawah pohon mangga yang lebat, berdiri tiga orang anggota inti geng the girls yaitu Phinka, Pheni, dan Kayla. Mereka memperhatikan sedari tadi kejadian di lapangan olahraga.
" Siapa si tuh sksd banget sama cowok gue !" ujar Pheni mendengkus kesal Wulan dekat dengan geng ABCD salah satunya Baldwin pujaan hatinya.
" Sksd apa phen ?" tanya Kayla
" SOK KENAL SOK DEKET !" Teriak Pheni pada telinga Kayla.
Kayla menutup telinganya rapat-rapat. " Berisik banget Phen jahat banget lu sama gue, " ucap Kayla.
" Lo berdua berisik banget. Mood gue lagi gak bagus nih. " omel Phinka yang akhirnya buka mulut.
" Awas aja lo Wulan, Adek kelas gak tau diri. Gue bikin perhitungan sama lu nanti. Lo sekarang berurusan dengan Phinka Cila !" gumam Phinka didalam hatinya. Tangan Phinka mengepal erat menandakan emosinya memuncak.
" Yuk, Girls kita pulang. " perintah Phinka mengibaskan rambutnya.