Chereads / MOONSTAR18 / Chapter 8 - Bulan bisa ketawa ?!

Chapter 8 - Bulan bisa ketawa ?!

" Gue suka sama Wulan. "

Bintang menatap heran kepada sahabatnya. Ia bingung harus berkata apa. Ia mematung untuk beberapa menit.

" Gue suka sama Wulan udah dari pertama masuk sekolah. Wulan tuh cantik, ceria banget anaknya dan pintar. Paket lengkap lah ! gimana menurut lu ? apa gue pantas ?" tanya Furqon dengan suara sedikit serak.

" Lu pantas. "

Bintang mengangguk-anggukkan kepalanya, ia sangat setuju dengan Furqon tentang kepribadian Wulan. Bintang mencerna baik-baik perkataan sahabatnya.

" Kalau lu mau coba berjuang, sok mangga. soal dihargai atau nggak kita lihat diakhir, karena lu udah coba, urusan hasil, serahin ke Tuhan. Dan semisalnya lu gak dihargain, lu stop dan jangan pernah nyesal. " jelas Bintang yang langsung membuat hati Furqon luluh.

Suasana berubah menjadi dingin. Bintang dan Furqon hanya bisa saling menatap. Mereka tidak pernah merasakan suasana setegang ini.

" Ada pertanyaan lain sultan Furqon ?" Bintang mencoba mencairkan suasana.

" Ada, "

" Apa ?"

Bintang menyesal bertanya pada Furqon. Perasaan Bintang mulai tidak enak setelah melihat senyum aneh dari muka sohibnya.

" Kiamat terjadi hari Jum'at kan ?"

Bintang memanggut-manggutkan kepalanya.

" Nah kalau negara yang masih hari Kamis, kiamatnya kloter dua ?" tanya Furqon ngaco.

" Faqir misquen ! SINTING !"

Bintang mengejar-ngejar Furqon di dalam kamarnya. Furqon mengambil jaket dan kunci mobilnya langsung berlari menuju luar rumah Bintang.

" Mamah Furqon pamit ya ! Bintang kehabisan obat ma " seru Furqon menginjak gas dan meninggalkan rumah Bintang.

***

Ting !

Suara notifikasi dari handphone membuat Bulan membuka pesan singkat itu.

Kak Awan (081745******)

Awan : Wulan sama Bulan berangkat bareng Dabith ya. Dua manusia kampret ini minta anter duluan. Jangan lupa sarapan. Love you girls ! (06.03)

Awan : Love you yang ! By Caesar paling ganteng >< (06.15)

Bulan : Sinting Luh !

Bulan menarik nafas panjang setelah membaca SMS dari Awan, ia menggendong tasnya, dan menuruni anak tangga.

" Bulan, kok sepi ? " tanya Wulan yang baru saja keluar dari kamar mandi lantai dasar.

" Kalau mau ramai di pasar. " ujar Bulan.

Mendengar perkataan Bulan membuat Wulan terkekeh. Bulan melempar sebungkus roti sobek dan menyajikan secangkir susu.

" Makan. " suruh Bulan.

" Makasih Bulan cantik, mwah. " Wulan mencium pipi saudarinya dengan penuh kasih sayang.

" Bulan doang yang dicium ? gue nggak ?"

Wulan terhentak kaget mendengar suara yang tak asing lagi. Wulan dan Bulan langsung menengok kearah suara itu. Yap, itu Dabith.

" Kakak ngapain disini ?" tanya Wulan heran.

" Gak boleh emang ?" tanya balik Dabith.

" Boleh kok, "

" Oh ya Wulan, gue lupa. kata kak Awan, kita dianter sama kulkas hari ini. " ucap Bulan kepada Wulan.

" Siapa yang kulkas ?" tanya Dabith menatap sinis Bulan.

" Iya lu lah masa Catty sama Cuty. "

Wulan yang merasakan feel yang tidak enak. Apa jadinya jika kutub Utara dan Antartika bersatu terjadilah perang dunia. Muncul sebuah ide di kepala Wulan dengan menarik kak Dabith dan Bulan ke mobil.

Dabith mengemudikan mobilnya dengan santai sembari mendengarkan lagu cinta luar biasa.

" Kak gimana persiapan lomba basket ?" tanya Wulan membuka pembicaraan.

" Baik. dua bulan lagi si, andai Wulan bisa datang pasti kak Dabith seneng, " jawab Dabith terang-terangan.

" Bisa aja lu Buaya. " desis Bulan yang duduk sendiri di kursi penumpang.

" Oh iya kak, sebentar lagi kak Dabith lulus mau lanjut dimana dan jurusan apa ?" Tanya Wulan kembali.

" DI Universitas Indonesia dan jurusan kedokteran. doain aja ya, " jawab Dabith menatap Wulan tersenyum kecil.

" Ck. Yaelah muka CEO Kulkas aja sok-sokan jadi dokter. " sindir Bulan tertawa kecil.

Dabith membanting setirnya dan menengok kearah belakang.

" Lu punya masalah apa si sama gue ?!" seru Dabith dengan penuh emosi.

" Gue gak suka aja sama lu !"

" Apalagi gue, gue lebih gak suka lu ! Turun aja lo dari mobil gue sekarang !"

Wulan menggenggam tangan Dabith dan mengelus-elus punggung tangannya. " Tenang kak, ayo lanjut jalan, "

Dabith menarik nafas kasar dan mencoba menenangkan dirinya.

Setelah 20 menit perjalan ke sekolah. Dabith memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Mereka keluar dari mobil bersamaan.

" thanks. " kata Bulan dingin.

" Mau kakak anterin gak Wulan ?" tawar diri Dabith dengan senang hati.

" Gak kak makasih. Nanti heboh lagi kelas aku, " tolak Wulan secara tidak langsung.

" Yaudah ya kakak duluan. "

Dabith mengacak-acak rambut Wulan dan berjalan menuju lapangan olahraga. Sedangkan Wulan dan Bulan menuju kelas.

" Wulan, lu peka gak si ?" tanya Bulan yang masih menelusuri koridor sekolah.

" Apa Bulan ?"

" Si Dabith suka sama Lo. "

Wulan menghentikan langkah kakinya. " Jangan becanda Bulan, gak lucu tau. kak Dabith itu udah kayak kak Awan, kakak Wulan. " tutur Wulan.

" Yaudah kalau gak percaya. "

Bulan memutar biji matanya dan mempercepat laju kakinya meninggalkan Wulan sendiri.

" Apa benar Kak Dabith suka Wulan ? Padahal Wulan suka orang lain, " kata hati Wulan.

***

Disisi lain, Bintang sedang menunggu Bulan di depan pintu kelas. Ia sudah berdiri di pintu sejak satu jam yang lalu. Dari kejauhan terlihat sosok orang yang dari tadi ia tunggu. senyum di bibir Bintang merekah.

" Selamat pagi calon pacar dunia akhirat !" sapa Bintang terhadap Bulan

Tidak ada tanda-tanda Bulan akan mengangkat bibirnya untuk membalas sapaan Bintang. Bintang membuntuti Bulan sampai ketempat duduk dia.

" BULAN ! KOK NINGGALIN SI !" teriak Wulan yang berlari tergesa-gesa.

Wulan menaruh tasnya di sebelah Bulan. Furqon yang berada di sebelah Bintang langsung mendekati Wulan dan merapihkan rambut Wulan yang berantakan. Wulan melihat perlakuan Furqon merasakan pipinya memanas. Mata kedua insan ini bertatapan dalam beberapa saat.

" Ekhem, inget waktu dan tempat masnya, " Sindir Bintang yang membuat Furqon menurunkan tangannya.

" Makasih Furqon, " ucap Wulan tanpa sadar melukiskan senyuman di wajah cantiknya.

Wulan berjalan duduk disebelah Bulan dan mengeluarkan beberapa buku.

" Eh lu tau gak kak Phinka dan geng The Girls ?" ucap lambe kelas.

" Kenapa ?" tanya temannya.

" Dia selalu ngelabrak yang suka dan dekat sama Kak Awan kapten basket itu lho, " ujar lambe kelas.

" Oh ya ?!"

" Wtf !!"

" Serius Lo ? bukannya kak Awan gak suka sama dia ?" tanya seseorang yang sepertinya teman lambe kelas.

" Kak Awan ganteng banget tau jadi minder gua kalau berurusan sama Phinka, "

" Yah jodoh gue, "

" Emak kawini aku sama kak Awan !"

Cibiran demi cibiran terdengar ke telinga Bulan, membuat Bulan menengok sepintas memandangi serangkai lambe kelas yang sedang ghibah.

" Ghibah Mulu Lo berdua belas !" tegur Azar ketua kelas.

" Bodo amat suka-suka gue lah, mulut-mulut gue !" sahut teman lambe kelas.

" No ghibah no life ! Because ghibah is my life. " kata Lambe kelas.

Mereka langsung membubarkan dirinya menuju meja masing-masing karena guru bahasa Inggris telah memasuki kelas.

" Good morning students. Kerjakan halaman 183 activity 10 sampai 17 ya. Saya ke kantor sebentar, " perintah Mr Valco meninggalkan beberapa buku di atas meja guru.

Wulan membuka buku paket bahasa Inggrisnya dan mulai mengerjakan. Sebaliknya pasti kalian tau ? Bulan tertidur lelap di dalam kelas. Padahal masih pagi, huft dasar Bulan !

Bintang yang sudah menyelesaikan tugasnya tadi malam langsung menghampiri pujaan hatinya.

" Bulan, " lirih Bintang menggoncang tubuh Bulan yang masih saja menyatu dengan meja.

Bintang mendekatkan wajahnya ke telinga Bulan dan membisikan suatu kata yang membuat Bulan terpelojak kaget. Apa kata Bintang yang membuat Bulan kaget ? Hanya Allah, Bulan, dan Bintang yang tau.

" Apaan si ? ganggu orang lagi meraih mimpi aja !" gumam Bulan mengucak-ucak matanya

" Nih salin cepat ! tapi jangan kasih tau Wulan ya, " ucap Bintang menyerahkan buku paketnya sembari sekali mengedipkan sebelah matanya.

Wulan yang merasa namanya disebut langsung menoleh dan memelototi Bintang.

" Ogah gue nyontek sama manusia yang gak bisa ngalahin gue dari kelas 10 !" sindir Wulan yang membuat Bintang balik ke alamnya.

Bulan terkekeh kecil melihat perang otak Tom and Jerry versi smart.

" Otak kalian encer kayak sambal kacang ya, " kata Bulan yang masih nyengir.

" Bulan bisa ketawa ?!"

Wulan melontarkan pertanyaan aneh yang membuat Bulan mengganti cover wajahnya menjadi datar kembali. Bulan memilih untuk menyalin semua jawaban Bintang.