Seribu cinta malam itu mengapa teringat kembali
Seribu kelamnya malam dalam badai
Seribu padamnya cahaya
Dalam hati yang penuh dengan asmara
Aruna Al Ihsan, Diana menyebutnya Jenderal. Mereka bertemu dalam kegelapan malam di tengah hutan penuh dengan serigala.
Saat serigala buas hendak menerkam dan mencabik - cabiknya, disanalah Aruna muncul. Tangan legamnya menarik tangan Diana untuk lari dan lari meninggalkan hutan gelap belantara tersebut.
Aruna Al Ihsan, seperti pemburu yang melepaskan hewan buruannya lalu melarikan hewan buruannya itu ke tempat yang aman untuk dipelihara dua atau tiga masa. Entah untuk apa.
Aruna al Ihsan, menghalangi Diana memasuki kota itu, kota penuh kegelapan, kota persundalan, kota besar yang tidak akan mungkin keluar jika sudah masuk di dalamnya.
Mereka sudah di gerbang istana kota besar itu, tapi dia, Aruna Al Ihsan melepaskannya pergi.
Dia, mencintai Diana.
Ah cinta. Kembali kata itu datang dan tiba menyelamatkan sebuah jiwa. Salahkah jika Diana kembali dan jatuh cinta untuk menarik kembali sebuah nyawa.
Nyawa itu adalah nyawa Al Ihsan yang masih terjebak di kota besar penjual nyawa dan jiwa. Di kota besar penuh berlian permata tapi tanpa cinta hanya ada asmara.
Al Ihsan, sang penyembah dewata pulanglah bawalah seluruh jiwa dan ragamu. Datanglah ke Kapadokya lalu bersama menuju ke kota kita, Jerusalem tercinta.
Karena selain disana semua sang penyembah durjana akan lenyap dalam api membara, terbakar dalam dosa dan neraka. Jangan masuk kembali ke kota itu. Tutuplah gerbang kota neraka itu, lalu lari dan masuklah kembali ke Kapadokya. Biarpun seribu jiwa mencarimu untuk membawamu kembali ke istana raja, janganlah bergeming dan terpikat karena di kota itu nyawa seharga emas dan permata, jiwa seharga kain sutera dan raga seharga perak dan mutiara.
Al Ihsan, walaupun Diana tidak pernah dapat melihat wajahmu, dan hanya mata dan kulit legammu, tapi dia menitipkan sejuta rindu dan sejuta cinta sebagai sesama manusia.
Mimpi hidup bersama dalam kekekalan adalah miliknya, dia ingin membaginya bersamamu dan burung merpati hinggap menyampaikan sejuta surat dan helaian kata-kata.
Aruna Al Ihsan, dimanapun engkau berada biarlah kata cinta dari surga menyapamu dalam tidurmu dan membawamu kembali ke tahta singgasana anugerah.
DIA yang merentang tangan untukku, ada juga untukmu. Terimalah kasih anugerah yang diberikannya, sambutlah tangan cinta kasih-Nya dan hiduplah dalam damai cinta-Nya.
Betapa ingin Diana menyampaikan seluruh surat cintanya kepada Aruna, tapi sejak Aruna pergi meninggalkannya waktu itu Diana tidak tahu dimana Aruna berada.
Seluruh rasa terima kasihnya ingin disampaikannya dalam merpati pos yang membawanya ke kepada sahabat yang dikasihinya.
Aruna Al Ihsan, betapa Tuhan mengasihimu. - Diana