Mawar putih itu berdiri tegak
Menantang semua penonton yang terpana
Memandang setiap seruan nada dan katanya
Suara dari masa lalu akan terus menggemakan cinta
Kapadokya
'Diana, seluruh anggota Abu Sayyaf sudah teridentifikasi dan sudah diinformasikan ke informan yang bersangkutan, mereka sudah dalam proses evakuasi dan deradikalisasi. Semoga berhasil.' Aska menelepon Diana pagi-pagi sekali bahkan sebelum matahari terbit.
'Syukurlah. Kita tetap berjaga-jaga dan bersiaga penuh. Pengawalan kota harus tetap dijalankan dan hati harus tetap dijaga untuk bersih dan saling mengasihi satu sama lain.' Diana menjawab telepon itu. Lalu mandi dan bersiap-siap ke kantor.
Setelah sarapan dan minum secangkir kopi di kamarnya, Diana langsung menuju gedung perkantoran di pusat kota Jakarta.
'Rosa.' sapa Diana saat bertemu dengan Rosa di meja kerjanya. 'Sudah datang pagi ini,' sapa Diana.
'Sudah kakak, hari ini harus mengantar Ryan ke sekolahnya, jadi lebih pagi sampainya ke kantor.' jawab Rosa sambil tersenyum mengingat buah hatinya tersebut.
Mendadak telepon genggamnya berbunyi, 'Kakak, ini Catherine, tolong sampaikan ke Oswald segera menjemput aku di kota Malang. Ini nomor telepon dimana aku berada saat ini.'
Klik. Bunyi telepon ditutup.
Lalu seranta Diana berbunyi,
'Jangan kira kamu menang, Diana.'
Diana langsung terjatuh berlutut lemas di lantai kantor itu, 'Michael ...…'