Chereads / Kapadokya / Chapter 23 - Aruna

Chapter 23 - Aruna

Mata itu merah

Ya mata itu semerah darah

Tapi hari ini dia menangis

Bukan darah tapi cinta

Dua hari Diana terbaring koma di tempat tidurnya. Kepalanya terbentur keras sehingga terjadi gangguan di ingatannya dan pendengarannya.

'Diana.' sepasang mata merah itu melihat Diana sambil mengusap titik-titik air mata di ujung matanya.

'Diana.' panggilnya untuk yang kedua kalinya saat dilihatnya Diana belum membuka matanya namun ujung jari Diana sudah mulai bergerak-gerak.

'Diana.' kali ini Diana merasakan ujung tangannya diremas dengan keras oleh pemilik suara tersebut.

'Aruna….' Diana berbisik tapi belum sanggup membuka matanya.

'Iya Diana, ini Aruna.' Lanjutnya 'Maaf baru bisa datang saat ini. Ini kedua kalinya kamu dirawat sejak sebulan yang lalu. Diana..' kalimat itu terhenti, dan Diana merasakan sebuah tangan mengusap dahinya dan rambutnya.

'Tangan itu …. ' bisik Diana dalam hati. 'Tangan itu …..' Mendadak Diana teringat kejadian sepuluh tahun yang lalu. Tangan itu pernah menggandengnya melewati gelapnya hutan yang mereka lewati tatkala serigala melolong dengan kerasnya. Tangan itu pernah memukul serigala yang hendak mengganggunya. Tangan itu pernah memeluknya tatkala serigala hendak menerkamnya dengan buas.

'Tangan itu …., ternyata tangan Aruna.' bisik Diana dalam hatinya. 'Aruna …., kamu …..' Diana tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. 'Aku ....'

'Ssst, Diana. Semua baik-baik saja. Kami semua baik-baik saja. Aku juga baik-baik saja, lihat aku bisa ada disini untuk menemui kamu bukan.' Aruna meletakkan jari telunjuknya ke bibir Diana.

'Jenderal….' Diana berbisik. 'Jadi bukan Michael.. , jadi itu kamu Aruna.'

'Diamlah Ishtar.' Lanjut Aruna, 'Bukan Catherine cahaya kami, bukan dia Isthar itu, kamu Ishtar itu Inanna. Kamu.'

'Aku bukan cahaya, Aruna. Aku bukan Ishtar, aku Diana. Hanya satu sumber cahaya itu Aruna, dan DIA adalah Tuhan yang aku sembah.' jawab Diana masygul.

'Diamlah. Semua anggota akan menjaga kamu, semua anggota akan mengerahkan pengamanan tertinggi untuk menjaga keselamatan kamu. Al Sayyed sudah merangsek masuk dan mereka tahu siapa yang menjadi targetnya. Kamu.' jawab Aruna sambil menolak mentah-mentah ide Diana tentang Cahaya. Buatnya, 'Ishtar itu adalah Cahaya yang mereka selalu nantikan. Dan dia adalah Diana.'

'Ishtar, beristirahatlah.' Mata Aruna menyala merah lalu meninggalkan kamar tempat Diana dirawat.