Chereads / Kapadokya / Chapter 28 - Kita bergerak

Chapter 28 - Kita bergerak

Setiap bidak sudah berada di posisinya

Setiap punggawa telah siap dengan senjatanya

Gajah, menteri, benteng dan kuda

Semua bersatu bahu membahu demi negeri tercinta

Indonesia

'Diana…' Michael menelepon. 'Kabar buruk, Aleisha tertembak mati tadi malam.'

Diana yang sedang minum mendadak hampir tersedak mendengar pesan diujung telepon genggamnya. Salah satu agen tertembak mati di saat sedang konser di sebuah kota di Indonesia.

'Celaka. Bukan saatnya mundur sekarang, semua bidak harus maju sesuai dengan barisannya.' Desis Diana menjawab suara Michael.

'Kamu benar Diana, kita harus segera bergerak.' Michael melanjutkan kata-katanya sebelum akhirnya memutuskan pembicaraan.

'Kamu tahu apa yang harus dilakukan, kan Diana.'

'Tahu, Jenderal.' Jawab Diana tegas.

'Bagus,' Sahut Michael dan bunyi telepon genggamnya dimatikan.

Diana berusaha untuk tidak nampak panik, diselesaikannya sarapannya pagi itu lalu disiapkan seluruh peralatannya dan pergi menuju ke kantornya.

Koordinasi mulai berjalan dengan intens, alert peringatan siaga satu buat seluruh anggota sudah dijalankan.

Prioritas pertama adalah pengamanan sekolah, baru rumah ibadah dan rumah sakit. Seluruh anggota yang bertugas dibagi kedalam beberapa shift untuk memastikan seluruh kondisi aman dan terkendali.

Baru tiba di kantornya, mendadak telepon genggam Diana berdering lagi, 'Aruna…, ada apa ?'

'Kita tidak bisa hanya bertahan, Diana. Kita harus mulai menyerang pertahanan mereka.' Aruna langsung pada point yang hendak disampaikannya.

'Kamu tahu, Aruna ?' Diana menjawab Aruna.

'Ya, saya tahu.' jawab Aruna dengan tegas.

'Baiklah, saya mohon bawalah Chandra bersama denganmu, saya percaya dia.' jawab Diana. 'Tolong ajari dia, tapi saya yakin dia akan sangat banyak membantumu.'

'Aruna..' Diana terdiam sejenak.

'Tarantula sudah beringsut kembali ke sarangnya, akankah kita buru mereka sampai ke sarangnya ?' tanya Diana melanjutkan kata-katanya.

'Kalau benar mereka kembali ke sarangnya biarkan saja, biar empat cakra kembar yang bekerja. Kita tetap siaga saja.' Aruna menginstruksikan semua hal yang harus dikerjakan oleh setiap anggotanya melalui layar lebar yang dihubungkan ke peralatan transmisi jarak jauh.

Lima belas menit briefing selesai lalu setiap anggota menuju ke posisi masing-masing untuk menyelesaikan tugas yang hendak dikerjakan.