Chereads / Kapadokya / Chapter 20 - Kapadokya

Chapter 20 - Kapadokya

Mayat itu bergelimpangan

Merahnya darah terpercik kemana-mana

Tatkala Drupadi murka

Siapakah yang sanggup menghentikannya selain sang pencipta

Lima belas orang teroris sudah tertangkap pagi ini, dua puluh korban luka sudah boleh pulang ke rumahnya masing-masing dan ratusan bom ditemukan di dekat lokasi kejadian.

Aruna keluar melihat kondisi kotanya setelah kejadian bom pagi itu. Dimana-mana luluh lantak oleh serangan bom tersebut. Dia sangat marah sekali. Walaupun sebagai seorang muslim yang taat dia sangat tidak senang teroris itu mengebom gereja dan kantor polisi. Keduanya mengingatkan akan sahabatnya, Diana.

Ah andai saja semua tidak terjadi mungkin saat ini mereka masih saling bekerja sama di kantor Pusat. Tapi karena kejadian itu mereka dimutasikan ke kota masing-masing. Walaupun masih di Kapadokya namun kota mereka berbeda.

'Diana, apa kabarmu ?' desis Aruna di dalam hatinya. 'Aku bodoh pernah mencintaimu.'

Hati Aruna berdesir tatkala dilihatnya serpihan-serpihan bom dimana-mana. Gedung-gedung terbakar dan suasana jalan terasa sepi dan lengang sekali, semua orang memilih untuk diam di rumah.

Suasana ini mengingatkannya akan suasana 20 tahun yang lalu, saat Jakarta diguncang malapetaka.

Ya mereka bergerak kembali, untung kali ini mereka gagal.

Wajah eksotik Diana yang berkulit kuning langsat mirip keturunan berdarah campuran membuat Aruna terkesiap belasan tahun yang lalu. Ya dia bagian dari mereka sebelum mengenal Diana. Diana adalah calon korbannya waktu itu karena mengira Diana memiliki darah campuran.

Kapadokya tidak suka darah campuran bahkan hingga saat ini, hanya mereka yang berdarah murni yang boleh masuk ke organisasi mereka.

Dan Aruna terkecoh, sampai dia mengetahui bahwa Diana berdarah murni bahkan keturunan darah biru penguasa Kapadokya, Aruna menyesal. Tapi penyesalan itu tidak ada gunanya sekarang mereka sudah berpisah dan tidak diijinkan untuk saling menghubungi lagi.

'Surabaya sudah berdarah', desis Aruna dalam dalam. 'Mereka menginginkan aku kembali.' Sebelum bergabung dengan Kapadokya, Aruna bergabung dengan gerakan radikal yang hendak memusnahkan sebuah etnis dari muka bumi Indonesia. Gerakan-gerakan radikal itu dipakai untuk menjerat siapapun yang berbeda dengan mereka.

Tapi Tuhan berkehendak lain dan mempertemukannya dengan Diana. Diana sangat cantik belasan tahun yang lalu, dengan pakaiannya yang sangat menarik hatinya, Aruna jatuh cinta. Dengan segala cara dipikatnya Diana.

Hingga ditemukannya satu waktu dia berdua saja dengan Diana dalam perjalanan panjang ke Surabaya.

'Gadis bodoh,' senyum Aruna mendadak muncul terselip sewaktu dia mengais-ngais sisa ledakan di tempat itu. 'Tapi gadis bodoh itu cinta pertamaku. Entah aku atau dia yang bodoh.'

Tapi begitu melihat serpihan baju terobek bekas korban bom itu kemarahan memuncak kembali di hati Aruna.

'Kami siap mati, Jenderal. Kapanpun jenderal inginkan, kami siap mati.' seru Aruna di dalam hatinya.

'Diana, ini Tarantula-3. Semua bom dan detonator ini adalah signature mereka.' Desis Aruna dalam hatinya. 'Hati-hati Diana, mereka mengincar kita.'

'Ini Habbusyaif'