Chereads / Kapadokya / Chapter 19 - Drupadi

Chapter 19 - Drupadi

Kamu cakrawala ?

Bibirku mencibir dalam dendam

Kamu sangkakala ?

Hatiku merah dalam amarah yang membara

Laki-laki harus mati

Dan merentang tangan ganti semua kata cintanya

'Diana…' sebuah suara laki-laki terdengar saat Diana keluar dari pintu mobilnya.

'Jangan mendekat !' Diana mencabut pisau yang ada di dalam tasnya dan mengacungkannya kepada bayangan laki-laki tersebut.

'Aku, Aruna …' kata laki-laki itu sambil mencoba mendekati Diana.

'Jangan mendekat ! Atau pisau ini akan menusuk jantungmu.' Diana berteriak dan melanjutkan perkataannya, 'Seharusnya dari awal aku tidak mengikutimu. Harusnya dari awal aku tidak bertemu denganmu di tempat itu dan bersama-sama pergi denganmu. Seharusnya aku membunuhmu sebelum kamu sempat menyentuhku. Jangan mendekat !!!!' seru Diana melihat Aruna tetap melangkahkan kaki mendekatinya. 'Jangan mendekat !!'

'Diana.' Aruna tetap mendekat dan memegang lengan Diana lalu dengan satu sentuhan saja pisau itu sudah berpindah tangan ke tangan Aruna.

'Diana, kamu tidak merindukan aku?' tanya Aruna sambil tersenyum dan menyimpan pisau itu.

Senyum yang membuat Diana bergidik. Kulit legam Aruna, badan tegapnya dan kelembutannya masih sama seperti dulu. Bedanya saat ini Diana tidak sedang dalam pengaruh sihirnya.

'Pergi Aruna, pergi…. ! Jangan dekati aku lagi.' teriak Diana panik karena parkiran malam itu sepi sekali dan lampu tidak menyala dalam gelap.

Aruna mulai mendekati dan merangsek Diana, didorongnya tubuh mungil Diana ke pintu dan Aruna hendak mencium Diana. Diana yang menolak sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan diri dari Aruna saat Aruna berusaha merobek bajunya.

'Pergi Aruna, Pergi…..!! ' Diana terus berteriak dan berteriak.

'Tok. Tok. Tok. Kakak…..' terdengar suara Aska mengetuk pintu mobil Diana yang membuat Diana tersadar dari tidurnya.

'Aska… ' Diana menarik nafas dalam sekali lega rasanya mendengar suara itu. 'Aku bermimpi.' gumamnya dalam hati.