Chereads / The Lost Twin Princess / Chapter 8 - Pesta

Chapter 8 - Pesta

Putri Siana dan Putri Liana di bawa pergi oleh pelayan istana, mereka dimandikan, digantikan gaun mereka, dan juga didandani. Kemudian mereka dibawa ke sebuah ruangan, dan ruangan itu sangatlah luar biasa, di sana banyak orang di ruangan itu, Raja Alexander menunggu Mereka di tengah-tengah kerumunan orang di sana, disana tidak hanya Raja Alexander yang menunggu, Ratu Elisa dan juga Pangeran William juga ada disana.

Ketika Mereka berdua mendekati Raja Alexander, orang-orang disana pada melihat mereka, itu membuat mereka gugup sekali. Yang dilihat orang-orang itu adalah ada 2 gadis kecil yang mirip sekali, mereka sangat cantik sekali, dan tidak ada yang bisa membedakan mereka berdua karena mereka berdua memakai gaun dan warna yang sama, jadi orang-orang menjadi kagum sekali dan tidak berhenti menatap mereka berdua. Tiba-tiba ada orang menghancurkan suasana itu, yang menghancurkan suasana itu adalah Raja Alexander.

"Selamat Siang semuanya, saya mengadakan pesta ini untuk memperkenalkan Putri Siana dan Putri Liana, mereka adalah putriku yang hilang 12 tahun yang lalu."

Raja Alexander melihat Putrinya yang cantik, membuatnya sangat senang sekali.

"Siana, Liana, ayo kesini"

Setelah Putri Siana, dan Putri Liana mendengar itu, mereka mendekati Raja Alexander.

Mereka berdua berdiri disamping Raja Alexander, Putri Siana sebelah kiri Raja Alexander dan Putri Liana di sebelah kanan Raja Alexander.

Dapat dilihat Putri Siana dan Putri Liana sangat mirip sekali, mereka berdua tidak berbicara karena mereka merasa takut kalau ada kesalahan dalam cara bicara mereka.

Raja Alexander melihat Kedua putrinya, bisa maklum mereka takut, dan juga gugup berdiri kerumunan orang disini.

"Kalian semua bisa maklum kalau putriku ini masih sedikit gugup dan karena baru hari ini mereka kembali ke sini setelah 12 tahun mereka hilang"

"Sekarang kalian bisa menikmati pesta ini dan selamat menikmati"

Orang-orang itu mendengar itu pun pergi ke tempat hidangan makanan di tengah-tengah ruangan itu. Di tempat hidangan makanan itu ada beberapa wanita bangsawan yang membicarakan kedua putri itu.

"Aku tidak tahu kalau Raja memiliki putri kembar"

"Ternyata kamu ketinggalan zaman ya, kamu tidak tahu kalau 12 tahun yang lalu, kalau putri kembar dari Raja Alexander hilang setelah mereka lahir"

"Aku tidak tahu"

"Ada juga orang mengatakan mereka sudah meninggal, ternyata mereka masih hidup, dan juga sudah di temukan"

"Iya, aku juga menyangka mereka ditemukan dan juga masih hidup"

"Aku melihat kedua putri itu sangat mirip dan sangat cantik sekali, aku ingin juga punya anak kembar"

"Mereka berdua sangat mirip sekali sama Raja Alexander dan Ratu Elisa"

"Iya mereka sangat mirip sekali"

"Aku dengar Putri Siana dan Putri Liana dibesarkan seperti seorang budak, kasihan sekali"

"Kasihan sekali ya, mereka adalah Putri dari Raja Alexander dan Ratu Elisa, tapi diperlakukan seperti Budak"

"Kalau kita dengar dalang penculikan Putri Siana dan Putri Liana di tangkap, harus dihukum seberat-beratnya orang itu"

"Iya, penculik itu hukum"

Ada seorang wanita yang mendengar percakapan para wanita bangsawan itu, wanita itu sangatlah cantik, tetapi dia tidak bisa mengalahkan kecantikan dari Ratu Elisa. Dia sangat marah setelah mendengar percakapan mereka, dia langsung pergi ke tempat yang sunyi, di tempat itu hanyalah dia dan seorang pelayan wanita.

Wanita cantik itu adalah selir dari Raja Alexander, ayahnya adalah seorang petinggi di kerajaan Amreta, dan wanita cantik itu bernama Sofie, dan dia adalah satu-satunya selir Raja Alexander, dia memiliki 1 putra yang berumur 14 tahun, dan 1 putri yang berumur 12 tahun lebih tua 1 bulan dari Putri Siana dan Putri Liana.

Ditempat sunyi itu, hanyalah Selir Sofie dan pelayannya.

Selir Sofie sangat marah dan kesal

"Kenapa kedua anak itu masih kembali, aku sudah menyuruhmu untuk membuang mereka, dan jangan membuat mereka ke sini lagi"

pelayan itu mendengar itu membuatnya sangat takut

"Nyonya, aku sudah membuang mereka, dan aku sudah menyuruh Winnie untuk membuat mereka tidak akan pernah ke sini."

"Tapi apa buktinya, mereka masih bisa kesini"

Pelayan itu mendengar itu hanya bisa diam, Sofie terus mengeluh tanpa henti

"Sekarang aku harus gimana"

"Aku melahirkan putriku saja, dan tidak mengetahui kelahiranku, Raja hanya peduli sama anak dari Ratu itu!!!"

"Dan Raja hanya tahu aku melahirkan ketika putri kembarnya sudah hilang"

"Mereka sudah berada disini, dan bagaimana dengan putriku"

"Putriku akan susah mencari suami yang bagus sekali"

"Mereka berdua akan membuat putriku menjadi susah mendapatkan suami yang bagus"

"Apa harus aku lakukan"

Sofie terus mondar-mandir dan memikirkan sesuatu dan melihat pelayannya itu.

"Kamu harus tutup mulut, jangan sampai ada orang yang tahu kalau aku yang menyuruhmu untuk membuah Kedua Putri Ratu Elisa, kamu mengerti"

"Saya mengerti, Nyonya Sofie"

Setelah itu Sofie kembali ke pesta itu tanpa sepengetahuan orang yang ada di pesta itu.

-------------

Pesta itu sangatlah meriah, tiba-tiba ada suara musik biola yang sangat merdu, orang-orang disini bersiap untuk berdansa, Putri Siana dan Putri Liana hanya bisa berdiam diri di samping Raja Alexander.

Raja Alexander mengajak kedua putrinya untuk berdansa, Putri Siana dan Putri Liana sangat senang sekali, walaupun mereka tidak tahu bagaimana berdansa Raja Alexander mengajarkan mereka bagaimana cara untuk berdansa. Mereka terus berdansa, tiba-tiba Pangeran William mendekati Raja Alexander.

"Ayah, saya juga ingin mengajak adikku untuk berdansa"

"Baiklah, tapi kamu ajaklah Siana, habis itu barulah Liana, kamu mengerti, William"

"Saya mengerti, Ayah"

Pangeran William melihat adiknya Siana, mungkin dia persis seperti Liana tetapi ada cara membedakan mereka berdua, Siana lebih semangat bagaikan bunga matahari yang cantik, sedangkan adiknya Liana masih kurang tahu, mungkin ketika dia berbicara sama adiknya Liana nanti.

Pangeran William mengajak adiknya Putri Siana berdansa.

"Ayo, adikku tersayang, Siana, Mari kita berdansa"

Siana mendengar itu membuatnya sangat bahagia sekali, matanya berkaca-kaca, dan ada senyuman dimulutnya dan menjawab dengan semangat "Ya, Mari kita berdansa, Kak."

Mereka berdansa, Siana dituntun Kakaknya Pangeran William untuk berdansa.

Mereka berdansa hampir 10 menit, sekarang giliran Liana yang akan berdansa dengan kakaknya Pangeran William.

Pangeran William melihat adiknya Liana, dia seperti Hamster kecil yang ketakutan, jadi dia mengelus kepala adiknya Liana sambil tersenyum kepada adiknya Liana.

"Ayo, Liana mari kita berdansa"

Liana sedikit kaget ketika kepalanya dielus sama kakaknya Pangeran William, kemudian Liana memegang kepalanya sendiri dan melihat kakaknya, dan dia hanya menganggukkan kepalanya.

Pangeran William melihat adiknya Liana, walaupun dia pendiam, ternyata bisa sangat polos banget.

Mereka berdansa, Liana sangatlah berhati-hati setiap langkahnya, karena dia takut menginjak kaki kakaknya, mereka berdansa sekitar 10 menit.

Setelah selesai Mereka kembali ke tempat Raja Alexander. Pangeran William berpikir dia sangat senang karena dia memiliki adik seperti Siana dan Liana. Dipikirannya dia akan melindungi kedua adiknya, dan dia tidak akan memaafkan orang yang telah menyakiti adiknya dan membuat mereka sedih.

Karena Pesta ini sudah selesai, Raja Alexander memberitahukan kepada para tamu yang ada di pesta ini. "Semuanya terima kasih sudah datang ke pesta ini, Saya ingin memberitahukan kalau pesta akan selesai saat ini, Terima Kasih semuanya!"

Para Tamu satu persatu mengucapkan selamat tinggal kepada Raja Alexander, Ratu Elisa, Pangeran William, Putri Siana, Putri Liana, dan juga jangan melupakan ternyata ada Selir Raja, Sofie berada di sana juga.

Setelah para tamu sudah pulang semua, Raja Alexander menyuruh pelayan untuk mengantar Putri Siana dan Putri Liana ke kamar mereka.

"Pelayan, antar Putri Siana dan Putri Liana ke kamar mereka."

"Baik, Raja"

"Dan Juga Sofie dan juga William kembalilah ke kamar kalian"

"Baik Ayah" "Baik Raja"

Pelayan itu mengantar Siana dan Liana ke kamar mereka, dan juga Sofie dan Pangeran William ke kamar mereka masing-masing.

Karena mereka sudah tidak ada disini, di ruangan ini tinggallah Raja Alexander dan Ratu Elisa.

Raja Alexander berkata lembut kepada Ratu Elisa

"Apa kamu sudah senang, Elisa?"

Ratu Elisa mendengar pertanyaan dari Raja Alexander, dia langsung memeluknya

"Ya, aku sangat senang sekali!"

Raja Alexander tersenyum

"Elisa aku pernah berpikir kamu tidak akan pernah tersenyum lagi"

"tapi hari ini aku melihat senyumanmu lagi, itu membuatku sangat bahagia, Elisa"

Ratu Elisa berkata "Itu karena aku bisa melihat anak-anak kita, Raja"

Raja Alexander tersenyum mendengar itu dan berkata

"Ya, karena kita bisa melihat anak-anak kita"

Keduanya sangat bahagia karena mereka bisa melihat anak-anak mereka yang hilang bersama mereka sekarang, mereka bisa melihat mereka dan berkumpul bersama kembali, itulah membuat mereka sangat senang dan bahagia.