Liana POV
....
Hari ini adalah hari kedua aku ada di sini.
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini.
Sekarang aku lagi ada bersama pelayan di sini bersama kak siana, aku mengikuti dia pergi ke sebuah ruangan yang aku tidak tahu, ya tentu aku tidak tahu karena aku tidak pernah ke sini. Aku merasa gugup sekali, apa yang akan terjadi sekarang. aku menelan air ludahku karena itu membuatku gugup sekali. perlahan-lahan aku sampai ke pintu ruangan itu, pintu itu sangatlah besar. aku kaget sekali melihat pintu itu, Tiba-tiba pintu itu terbuka tanpa ada orang ada di sana. aku bingung sekali kenapa pintu itu tiba-tiba terbuka. ketika pintu itu di buka aku bisa melihat Ayahku, dia sangat ganteng sekali, memakai pakaian yang kelihatan mewah sekali, dan dia memakai mahkota di kepalanya itu.
Aku dan Kak Siana berjalan ke ayahku, kami berhenti di depan ayahku.
"Selamat pagi, putri-putri tersayangku" kata Raja Alexander.
"Selamat pagi juga, ayah." kata aku dan Kak Siana bersama-sama.
"Apa kalian sudah terbiasa?" tanya Raja Alexander.
Aku tidak tahu mau menjawab apa, tapi kayaknya aku sudah sedikit terbiasa, mungkin.
"Aku... sudah sedikit terbiasa." kata Liana.
kemudian aku melihat Kak Siana.
"Aku sudah terbiasa" Kata Siana sambil tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu saya ingin menjelaskan sesuatu" kata Raja Alexander.
"Menjelaskan sesuatu? menjelaskan apa?" tanya Liana.
"Jelaskan apa, ayah?" tanya Siana yang sangat penasaran.
"Saya ingin menjelaskan kalian akan belajar sihir di Sekolah Sihir, sebelum kalian belajar di sana, kalian pertama-tama akan menguji bakat kalian."
"Bakat?" kata Liana.
"Ya, bakat, itu adalah apakah kalian ada bakat sihir atau tidak."
"Sihir seperti apa?" tanya Siana yang penasaran Sihir seperti apa.
"Contohnya seperti Pintu yang tadi bisa dibuka tanpa ada orang di sana, itu adalah sihir yang aku gunakan untuk membuka pintu untuk kalian." Jelas Raja Alexander.
"Tapi kenapa ayah tahu akan datang?" tanya Siana yang penasaran sekali karena ayah tidak bisa melihat kami akan datang.
"Itu karena aku bisa merasakan kalian akan datang ke sini dengan Sihir yang aku gunakan" kata Raja Alexander dengan bangga menjelaskan kepada putrinya.
"Wow... Ayah, apa aku bisa menggunakan sihir seperti itu?" tanya Liana dengan kagum kepada Raja Alexander.
"Tentu saja, tetapi kalian harus menguji bakat kalian dulu." kata Raja Alexander menjelaskan kepada putrinya.
Kami mendengar itu pun menyetujuinya.
"Ayah, kami akan uji bakat kami dimana?" tanya Siana.
"Kalian akan menguji bakat kalian di Ruangan khusus uji bakat di Kerajaan ini."
"Kalian tahu yang bisa sihir tidaklah banyak, karena itulah tidak banyak yang tahu tentang sihir" kata Raja Alexander.
"Begitu ya..." kata Liana.
"Kalian akan mengikuti aku ke Ruang Khusus itu bersamaku" kata Raja Alexander.
Kami berdua mengikuti Raja Alexander, ketika kami mendekati pintu itu, Ayah mengarahkan tangannya ke pintu itu dan tangannya tiba-tiba memegang sebuah tongkat.
"Terbukalah Pintu" kata Alexander dengan mengarahkan tongkat itu ke pintu itu, dan di ujung tongkat itu mengeluarkan sebuah cahaya warna biru yang sangat cantik sekali.
Aku sangat kagum sekali, ketika aku melihat itu. apa aku bisa menggunakan sihir seperti itu, itulah yang aku pikirkan sekarang. Aku tidak sabar apa hasil uji bakat sihirku.