Menerima diri sendiri dan memaafkan diri sendiri adalah hal yang harus aku lakukan. Aku tidak lagi menjadi manusia yang harus terus berkorban untuk orang lain semisal untuk suamiku atau untuk siapapun. Aku harus berjuang mencintai diriku sendiri. Aku tidak ingin diriku menjadi terabaikan hanya karena aku berjuang untuk pasangan hidup ku. Aku menyadari bahwa sudah saatnya aku kembalikan semua perjuangan ini adalah untuk diriku sendiri. Sejati nya kehidupan adalah untuk mencintai diri sendiri.
Membangun sebuah rumah tangga, tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Semua orang menyadari bahwa menikah dalam usia pernikahan 10 tahun untuk menghadirkan rasa cinta yang terus menerus meningkat adalah sebuah perjuangan. Self love adalah sebuah solusi bagi hidupku, seorang yang terkadang rapuh ketika cinta tidak cukup bbayak untuk ku. Aku merasa bahwa cinta dari suami ku terlalu sedikit. Aku mencari cinta yang lain untuk menggantikan cinta yang ada karena aku meyakini bahwa ada anugrah dari Tuhan untuk ku yang akan hadir yaitu cinta sejati atau soulmate. Namun ketika aku ingin merengkuh cinta sejatiku maka aku tertahan dan harus berusaha mencintai diriku sendiri. Aku sudah tidak sabar menanti kehadiran pasangan sejatiku dan aku selalu membawa bayangan itu ke dalam mimpiku hampir disetiap malam. Aku membawa hasrat hati dengan menbayangkan bahwa Pangeran berkuada itu datang menjemput ku dan kerja aku buka wajahnya , dia adalah Ara. Ara sudah pernah datang dalam hidupku namun dia pergi dan entah kapankah dia akan kembali padaku. Perbedaan Usia sepertunya adalah hal yang paling membuat kami sukit untuk bersatu. Namun doa-doa kami terap kami lantunkan agar kami bisa bersatu dalam ikatan suci sampai akhir hayat kami.