Chereads / 500 hari Mencari Cinta / Chapter 38 - Komitmen

Chapter 38 - Komitmen

Aku menunggu seseorang yang bisa memberikan komitmen dalam sebuah pernikahan baru dan itu adalah impian yang pernah aku bangun bersama dengan Ara. Hanya saja impian itu hilang karena aku ingin semuanya berjalan dengan cepat dan tiba-tiba saja Ara menghilang dari kehidupan ku. Aku menjadi wanita yang tidak berharga lagi dimata Ara. Ara sepertinya sudah memiliki wanita lain yang ia berikan harapan juga. Lelaki Pemberi Harapan Palsu adalah cap yang aku berikan kepada Ara. Aku sakit hati atas sikap Ara yang mudah sekali meninggalkan sebuah hubungan yang baru saja terjalin. Aku tidak menyangka bahwa dia adalah tipe manusia yang mudah sekali untuk menggoda wanita kemudian dia meninggalkan wanita tersebut dengan seenaknya hanya karena dia tidak mau berjuang. Tidak mau berjuang bukan bermakna tidak mau berjuang. Ara memang masih muda namun tidak berarti dia bisa menyerah begitu saja dan aku merasa seperti nya hal itu adalah sebuah karakter yang tidak baik. Aku memang seorang perempuan yang jauh lebih tua secara usia namun aku yakin bahwa Ara seharusnya tidak memudahkan urusan hati ini dengan langsung saja meninggalkan hubungan. Aku menjadi tidak mampu mendesain hidupku ke depan ketika Ara memutuskan sebuah keputusan yang membuat aku terluka. Entah mengapa aku menjadi tidak percaya bahwa aku akan menemukan cinta sejatiku. Tuhan bisa saja membuat aku bangkit dan mencari lelaki lain untuk menjalani sisa hidup ku namun apa artinya rasa cinta yang mendalam yang pernah Tuhan berikan kepada Ara. Apakah Ara bukanlah jodohku ? Mengapa hatiku belum bisa menggantikan nama Ara dengan nama lelaki lain. Ara sepertinya sudah hidup lebih dari 10 tahun dihatiku walau pun faktanya hanya 12 bulan kami berkenalan dan Ara sudah melompat kepada wanita lain. Aku terjatuh dan terluka berkali kali oleh satu atau beberapa sikap yang Ara berikan yaitu karena dia adalah lelaki yang tidak mau berkomitmen. Komitmen adalah kata yang sulit untuk dia wujudkan. Atau terkadang aku berfikir apakah dia lelaki yang punya pemahaman mengenai arti tanggung jawab? Semoga ada cara Tuhan untuk menegur dirinya agar dia tersadar atas sikap yang telah dia perbuat terhadapku.