Aku terbangun dari tidurku dan aku ngos-ngosan karena sepertinya Ara baru saja mengejar ngejar aku dan aku terus berlari menjauh dari Ara. Ara meminta maaf terus berlari untuk bisa mendapatkan aku. Hatiku sudah terkunci untuk lelaki playboy itu dan dia terus berlari untuk mengejar aku. Akhirnya, aku terbangun dan ternyata itu hanya mimpi. Aku bersyukur bahwa aku tidak bertemu dengan Ara karena hatiku belum siap untuk bertemu dengannya. Aku masih perlu waktu untuk menyembuhkan lukaku dan juga sebaliknya bahwa Ara baru saja putus dari pacarnya dan tetnu saja dia perlu melak kan evakuasi dan merasakan takdir bahwa sakit hati itu sangat tidak enak rasanya. Aku juga sedikit tahu bahwa Ara sedang tidak bekerja. Dia sekarang adalah sosok anak muda yang belum punya Income yang cukup untuk membangun sebuah rumah tangga. Ara juga perlu berjuang untuk mengumpulkan pundi pundinya agar dia bisa menikah dan aku tidak lagi berharap bahwa Ara akan mengejar aku. Ara sudah pernah pergi dariku dan aku tidak mau membuka lembaran kelam dalam hidup ku. Sejenak pada saat pertama kali bertemu Ara memang aku bahagia namun setiap kali aku sedang berkonflik dengan nya maka dia selalu menunjukkan bahwa aku nggak ada harganya bagi dia dan dia memiliki banyak wanita yang cantik dan menarik serta akya raya. Dia kabur dariku dan mengeluarkan kata-kata kasar yang menbuat aku merasa sudah salah bertemu dengan sahabat. Aku berjuang mempertahankan Ara pada awalnya karena merasa memiliki sahabat yang bisa memahami diriku. Pada akhirnya Ara justru menghina aku dan merendahkan aku. Dia merasa diatas angin dan bisabberbuat apapun denganku. Dia lupa bahwa aku pernah menjadi bagian penting baginya walaupun aku tidak terlalu royal memberikan uang atau harta kepadanya. Ara terus saja menyimpan asa cinta kepadaku walaupun di kulitnya dia berkata-kata kasar kepadaku namun pada akhirnya hari ini justru aku lelah dengan semua ini dan aku ingin menjauhi nya. Aku fikir bahwa aku ingin bahagian tanpa ada dida dalam hidup ku dan aku akan mengizinkan dia hadir suatu saat jika dia sudah merasakan semua penderitaan aku ketika aku dihina dan dihempaskan olehnya. Hatiku masih terluka dan luka ini membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa kering. Maka aku berdoa semoga dia tersadar dan menjadi orang yang taat dalam agamanya dan dia juga seharusnya mempersiapkan dirinya agar pantas menjadi seorang imam dalam membangun rumah tangga.