Chapter 34 - Harga Diri

Ara memang seorang pangeran bagi Seruni yang kemudian memblokir dan menghapus nomer hp Seruni karena dia sudah menutup komunikasi serta tidak ingin menjalin hubungan apapun. Ara bisa menaklukkan banyak wanita hanya dengan sebuah tatapan mata saja. Ara punya pesona yang membuat wanita akan mudah sekali memberikan dirinya dan Ara juga pernah memiliki 9 pacar dalam satu waktu kemudian dia menghempaskan pacarnya sesuka hatinya. Aku Seruni adalah seorang wanita yang serius dan sudah sukses dalam karir namun tidak memiliki kesuksesan dalam urusan cinta. Aku mengejar Ara karena aku melihat bahwa ada banyak impian yang sama dan kami ingin mengejar impian tersebut secara bersama-sama. Kami punya semangat untuk pekerjaan yang sama dan untuk bisnis yang sama. Ara hadir dalam hidup ku seperti sebuah paket lengkap dimana dia adalah teman di pekerjaan ku, dia juga bua merintis bisnis bersama dengan ku dan dia juga punya cinta untukku. Dia seseorang yang sempurna namun dia juga playboy. Kesetiaan dan komitmen adalah hal yang tidak pernah diberikan oleh Ara kepada semua wanita yang dianggap pacarnya. Ara mulai merasa lelah dengan perjalanan hidupnya yang jomblo dan tidak pernah jelas akan menuju kemana. Ara mencintai ku adalah seperti sebuah keterpaksaan karena Yang Maha Kuasa sepertinya menetapkan adanya hubungan soulmate. Rasa cinta , rindu hadir setiap hari antara aku dan Ara namun perbedaan usia menjadi penghalang kami. Ara kemudian pergi menjauh untuk menikmati cinta yang diberikan oleh wanita-wanita kaya yang usianya masih belia yaitu di usia 22-24 tahun. Ara ingin selalu mendominasi dalam setiap hubungan. Ara tidak ingin dilarang ketika dia punya banyak wanita . Ara ingin hidup yang mewah tanpa pernah kekurangan harta. Ara mulai menyebarkan benih cinta juga kepada wanita yang sudah bersuami adalah untuk mendaptkan kenikmatan semu dan sesaat karena dia akan mudah untuk minta uang kepada wanita yang sudah lebih mapan dalam karir. Ara berusaha untuk mendapatkan uang yan banyak dari aku juga namun aku sudah bisa menduga akab seperti apa jika Ara memiliki uang. Aku tidak memberikan uang kepada Ara kecuali hanya sedikit saja, sekedar untuk dia membeli buku . Aku tidak suka dengan lelaki yang materialistis sehingga aku menahan diri untuk tidak memberikan apa yang Ara inginkan dan Ara juga terbiasa menawarkan cinta satu malam dan aku pun tidak menerima tawaran tersebut karena aku menyadari bahwa hubungan penuh dosa akan membuat rumah tangga tidak bahagia. Aku tulis mencintai Ara bukan karena hanya ingin menikmati cinta satu malam, maka aku selalu menahan diri untuk tidak berduaan dengan dia. Ara adalah cinta sejatiku dan aku selalu berdoa semoga dia tidak terjatuh pada lobang yang sama namun arogansi dan egoisme seorang Ara memang tidak dapat di atur. Ara sebetulnya sudah cukup dewasa walaupun belum matang maka aku cuma bisa berdoa agar dia memiliki harga diri. Ketika dia menawarkan dirinya dan berbuat dosa maka sesungguhnya harga dirinya sudah jatuh. Maka tidak akan ada lagi yang menghargai dirinya. Namun jika dia bisa menjaga harga diri dan kehormatan wanita yang dicintainya, maka dia juga sudah melindungi wanita tersebut maka pada akhirnya semua wanita akan menghargai dirinya sebagai lelaki yang Soleh. Ara semakin hari semakin merenungi mengenai jati dirinya namun aku tidak bisa menjaga Ara dari kejauhan karena dia yang lebih tahu mengenai jalan hidupnya sendiri. Aku terlalu sibuk untuk memikirkan dirinya terkait harga diri ini. Aku cuma bisa mendoakan semoga Ara punya pemahaman bagaimana dia bisa menjaga setiap wanita yang dia pacari dan tidak bergelimang dalam dosa serta maksiat dan bisa segera menikah. Bagiku, jika dia memang jodohku maka aku ingin dia menjadi lelaki yang menjaga sholatnya dan juga tidak mudah bermaksiat. Pada prinsipnya, setiap orang bertambah tua dan dalam hawa nafsu yang sudah pernah membara maka seharusnya tidak dipelihara dengan jalan yang tidak halal. Maka halalkan lah setisp wanita yang kamu sentuh sebagaimana layaknya memberikan wanita tersebut mahkota kebahagiaan dengan sebuah pernikahan.