Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 19 - Sembilan Belas

Chapter 19 - Sembilan Belas

Pagi itu di akhir pekan, Helga masih yang masih tertidur tiba-tiba terbangun karena merasa ada yang sangat salah di dalam dirinya. Perut bagian bawahnya terasa begitu sakit. Helga yang mencoba bangkit dari ranjang, namun rasanya ia tidak begitu sanggup. Akhirnya ia berhasil duduk di tepi ranjang.

Evan yang baru saja selesai mandi pagi, mendapati istrinya yang tengah kesakitan.

"Helga sayang kamu kenapa?"

"Evan... perutku... sakit banget...", Helga berusaha berbicara walau dengan suara yang lirih. Saat Evan mendekati Helga, ia menyadari ada noda merah darah di atas ranjang mereka yang cukup banyak.

"Helga... Kamu berdarah...", Helga langsung berbalik belakang dan mendapati noda darah di atas ranjang.

"Gak.. Gak boleh! Aku harus ke dokter!", Helga berusaha bangkit yang digendong oleh suaminya.

Saat mereka berdua keluar dari kamar, Charlie yang baru turun dari tangga mendapati Evan yang sedang menggendong Helga yang tengah kesakitan.

"Evan, ada apa?"

"Helga berdarah kak!"

Tanpa berkata apapun, Charlie segera keluar dari rumah dan menyiapkan mobil. Selama perjalanan, Evan berusaha menenangkan Helga, dan Charlie mulai gelisah melihat Helga. Ia memang benci dengan pernikahan Helga dan Evan, ia memang kesal saat tau Helga sudah hamil lebih dulu sebelum ia menikah dengan Evan.

Tapi, ia tidak bisa membiarkan gadis kelinci cinta masa kecilnya itu harus menderita karena sesuatu.

Pada saat tiba di IGD rumah sakit pun, Charlie yang paling berusaha untuk cepat mendapatkan pertolongan pada Helga. Tidak lama setelah Helga ada di dalam IGD, para orang tua dan kakek datang ke rumah sakit.

"Evan, ada apa?", papa Evan bertanya pada anaknya tentang menantunya yang sedang dirawat di IGD.

"Aku... gak tau pasti... aku mendapati dia berdarah pagi ini"

"Helga....", mama Helga menyebut nama anak perempuannya itu sambil tersedu.

Tidak lama, dokter yang akan menangani Helga datang berjalan menuju ruang IGD. Kakek kemudian menghampiri ibu dokter tersebut.

"Dokter, tolonglah, cucu menantu ku sedang mengandung cucu buyutku, selamatkan mereka!"

"Bapak tenang saja, saya akan berusaha"

Mereka sekeluarga menunggu di luar ruang IGD, mereka sangat khawatir pada Helga dan calon bayi yang dikandungnya.

Tidak begitu lama, mereka melihat Helga yang masih terbaring di atas bed yang masih kesakitan, dibawa keluar oleh ibu dokter dan beberapa perawat.

"Dokter! Anak saya kenapa?", papa Helga kemudian ingin memastikan Helga.

"Tenang saja pak, pasien kami pindahkan ke ruang persalinan untuk diperiksa lebih lanjut"

Mereka menunggu cukup lama di depan pinru ruang persalinan, mereka berdoa untuk keselamatan Helga dan calon bayinya. setelah menunggu selama sekitar 2 jam, akhirnya ibu dokter keluar dari ruang persalinan.

"Dokter! Bagaimana keadaan Helga!", Charlie yang sejak tadi menahan emosinya kini meluapkannya karena rasa khawatirnya pada Helga.

"Charlie, jaga sikapmu!", kakek menegur Charlie yang dianggap bersikap kurang pantas dan menimbulkan kecanggungan di antara anggota keluarga lainnya.

"Apakah bapak adalah suaminya?", saat dokter bertanya pada Cahrlie yang ada di hadapannya, Charlie lalu menunduk dan menggelengkan kepala perlahan mundur.

"Dokter, saya adalah suaminya"

"Sebelumnya, saya ingin meminta maaf pada keluarga sekalian"

"Dokter, apa maksudnya?"

"Sebenarnya, saya akan memberikan kabar yang menenangkan sekaligus kabar yang mengecewakan untuk kalian"