Setelah beberapa lama perjalanan, akhirnya Helga dan Evan tiba di rumah baru milik mereka berdua. Kedua insan yang saling jatuh cinta itu saling menatap sebelum mereka membuka pintu rumah bersama.
Saat melangkah masuk, mereka tampak disambut oleh kakek Evan dan beberapa pengawal serta asisten rumah tangga.
"Selamat datang, cucu dan cucu menantu ku", Helga kemudian mencium tangan kakek Evan.
"Saya senang, akhirnya anak bandel ini beristri juga, hahaha", Helga dan Evan tersenyum dan saling menatap.
"Terima kasih yah kek"
"Gak usah sungkan. Ini semua adalah hadiah pernikahan kakek untuk kamu dan istri kamu"
"Tapi kek, apa ini gak berlebihan?"
"Helga anak manis. Jangan gitu dong sama hadiah dari kakek. Kamu itu cucu menantu pertama di keluarga kami", Helga tersenyum dan kembali mencium tangan kakek.
"Oh iya, kakek sekarang ada janjian. Yah sudah, kalian baik-baik yah di rumah"
Kakek Evan kemudian beranjak meninggalkan rumah itu dan diantar oleh Evan keluar rumah. Helga yang masih penasaran dengan runah baru mereka langsung menuju ke halaman belakang. Mengagumkan! Helga sangat suka dengan bagian belakang rumah ini.
Helga yang begitu senang dengan hidupnya sekarang ini terus-menerus tersenyum menatap kolam renang di depannya. Dan ia pun merasakan ada dekapan hangat di tubuhnya dari belakang.
"Sayang, aku suka rumah ini"
"Aku juga sayang"
Helga yang menyadari bahwa yang menjawabnya barusan bukanlah suara milik Evan, ia pun melepaskan dekapan itu dan melangkah jauh. Yang benar saja, saat Helga melihat siapa orang yang begitu lancangnya memeluknya dari belakang, itu adalah Charlie.
"Kamu!"
"Adik ipar sayang, kok dilepas sih?"
"Ngapain kamu di rumah kami?"
"Kakek gak kasi tau kalian yah? Untuk sementara aku bakalan tinggal disini, sampai rumah orang tua aku selesai renovasi"
"Gak boleh! Kamu harus keluar dari sini"
"Hemm, tapi suami kamu izinkan aku kok tinggal disini"
Charlie melangkah mendekati Helga dengan tatapan licik yang menggoda, membuat Helga tidak bisa beranjak hingga mereka kini berhadapan dengan sangat dekat. Helga hanya bisa menundukkan pandangannya.
"Kamu gak khawatir, kalau nantinya Evan bakalan lebih curiga lagi kalau kamu usir aku? Bisa-bisa kejadian malam itu malah terungkap lho"
Helga yang semakin marah pada lelaki di hadapannya itu kini berani memberikan tatapan mematikan.
"Bajingan!", Helga lalu mendorong Charlie hingga Charlie tercebur ke kolam renang.
"Kamu, jangan pikir kamu bisa menindas aku disini! Ingat! Aku nyonya rumah disini", Charlie hanya tersenyum pada Helga yang sedang marah.
"Baik, nyonya"
"Lho? Kak Charlie ngapain berenang pakai kemeja?"
Evan tiba-tiba datang melihat Charlie yang sedang tercebur saat itu. Helga pun berusaha menyembunyikan ekspresi marahnya di depan Evan.
"Helga, ada apa sih? Kok kak Charlie...", kini ekspresi Helga menunjukkan bahwa ia sedang khawatir jika Evan sampai tau apa yang terjadi.
"Aku tadi mau sapa adik ipar, eh malah gak sengaja jatuh", Helga terkejut saat Charlie membantunya berbicara hingga kecanggungan antara dia dan Evan pun lenyap. Evan kemudian menarik tangan Charlie dan membantu Charlie naik.
"Oh ya, kak Charlie, ada mau aku bicarakan"
Charlie mengangguk dan memberi isyarat agar Evan jalan terlebih dahulu. Saat Charlie di belakang Evan dan berjalan mengikuti Evan, Charlie kemudian mengedipkan satu matanya pada Helga sebagai tanda bahwa ia sedang menggoda Helga. Dan saat Helga kini sendirian, dia hanya bisa memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Dalam hati dia bertanya, mengapa ia harus sesial itu?