Sore itu, setelah selesai dengan pekerjaannya, Helga ke basement untuk mengambil mobilnya. Namun ia menyadari sesuatu, ia mengenal sebuah mobil yang terparkir persis di samping mobilnya. Yang benar saja, seorang pria yang ia kenali keluar dari mobil itu.
"Ngapain kamu kesini? Mau ganggu aku lagi?", Helga menatapa tajam Charlie.
"Adik ipar ini galak yah. Aku ada teman disini, jadi yah..."
"Kalau memang kakak Charlie hanya mau menemui teman, kenapa mobil kakak diparkir di samping mobil ku yah?"
Tanpa tinggal lebih lama lagi, Helga langsung masuk ke mobil dan mengemudi keluar dari basement kantornya.
Saat tiba di rumah, ia mendapati Evan yang sibuk menyiapkan beberapa hal di meja makan dan dibantu oleh beberapa asisten rumah.
"Sayang? Ini semua apa?"
"Kamu sudah pulang yah", Evan langsung menghampiri Helga dan memeluknya dari belakang.
"Aku masak spesial buat istriku", Helga tersenyum saat Evan mengatakan itu.
"Tau aja deh kalau aku lapar"
"Lapar? Tapi kamu makan siang kan di kantor?"
"Yah karena sibuk sama kerjaan yang tertunda arena pernikahan kita, jadi gak sempat deh"
"Aduh Helga, lupa ya sama baby kita? Nanti dia kelaparan di dalam sana, gimana?", Helga hanya tersenyum tidak jelas pada Evan lalu duduk dan mengambil beberapa makanan.
Selama makan berdua, Evan yang duduk di depan Helga terus menatap istrinya. Helga yang sadar sedang ditatap, lalu menatap balik Evan.
"Evan, ada apa sih?"
"Aku boleh tanya sesuatu gak?"
"Boleh"
"Kapan sih kamu siapnya untuk itu?"
Helga yang saat itu sedang minum air saat itu seketika menyemburkan semua air dari dalam mulut. Sejenak, dia menghela berat dan menatap Evan.
"Evan, sayang. Kamu kan tau kalau aku lagi hamil muda. Aku cuma takut kalau..."
"Iya sayang, aku ngerti. Aku bakalan tagih kamu lain kali yah", belum sempat Helga menyelesaikan kalimatnya Evan langsung memotongnya. Sesungguhnya, Helga hanya belum siap melakukannya dalam keadaan sadar, apalagi kejadian yang membuatnya kesal saat malam pernikahan mereka.
Tanpa mereka sadari, ternyata Charlie sejak tadi mendengar pembicaraan mereka. Dan tentu saja, baru saat itu pula Charlie tau, bahwa Helga sedang mengandung anak dari adik sepupunya. Charlie yang begitu kesal langsung pergi menaiki tangga menuju kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat ia kembali tertarik pada pembicaraan kedua suami-istri yang sedang makan malam saat itu.
"Evan, aku boleh ngomong gak tentang kak Charlie?"
"Kak Charlie kenapa Ga? Apa dia jahilin kamu?"
"Ah, gak kok. Aku cuma penasaran aja, apa dia sudah beristri atau punya pacar gitu?"
"Hemm, selama ini yang aku tau, kak Charlie gak pernah dekat dengan satu wanita pun. Kata kakek, kak Charlie masih terjebak dengan cinta masa kecilnya?"
"Cinta masa kecil? Apa kamu kenal?", Evan menggelengkan kepalanya.
"Gak ada yang pernah ketemu sama gadis itu, kecuali kak Charlie seorang"
"Tapi kok orang tuanya kak Charlie aku gak lihat di acara pernikahan kita"
"Om dan tante sudah lama meninggal. Waktu itu kak Charlie masih berusia 12 tahun"
"Aku jadi iba deh, kalau gitu dia kesepian banget. Kita carikan dia jodoh yuk, pasti kakek setuju"
"Ide bagus, sayang", Helga terlihat sangat senang saat mengatakannya. Dari atas Charlie melihat Helga begitu senang saat Evan menyetujui untuk mencarikan jodoh Charlie.
Charlie yang sedang kesal setengah mati melempar seluruh bantal ke sembarang arah di kamarnya, hingga kamarnya menjadi berantakan seperti hatinya.
Helga sudah hamil?
Helga melupakannya?
Helga melupakan janji masa kecil mereka?