"Charlie, cepat lepasin aku! Jangan sampai aku kehilangan rasa hormat aku sama kakak sepupu suamiku!"
"Hemm, suami yah?"
Charlie hanya tersenyum licik menatap Helga, membuat Helga yang berada dalam dekapannya menjadi takut saat itu. Akhirnya Charlie melepaskan pelukannya pada Helga, yang kemudian menatap Helga berlari keluar dari kamarnya.
"Adik ipar harus ingat. Ini kamar 2010, kamar adik ipar dan Evan ada di sebelah, 2012"
Helga tidak berbalik sedikit pun pada Charlie, dan tetap fokus keluar dari kamar itu.
"Akhirnya aku menemukan kamu, adik ipar"
Helga kemudian menekan bel kamarnya, tak lama Evan membuka pintu untuknya.
"Sayang, akhirnya kamu datang"
Helga tidak menanggapi Evan dan terus masuk ke dalam kamar, namun Evan bisa merasakan kegugupan yang ada pada istrinya itu, tetap saja Evan tidak berani bertanya pada Helga.
Selama mandi, Helga hanya memikirkan hal tadi. Apa yang sudah dilakukannya? Walau tanpa sengaja, ia sudah memeluk lelaki lain di belakang suaminya, terlebih lagi lelaki itu adalah kakak sepupu dari suaminya.
Setelah mandi, Helga mengenakan dress tidurnya, dan melihat suasana kamar yang sudah remang, dengan Evam yang sudah terbaring di ranjang. Helga menuju ranjang dan mengambil posisi tidur di samping suaminya.
Evan menyadari keberadaan Helga, kemudian memeluk Helga dan ingin mengajaknya untuk melakukan hal yang memang sudah seharusnya mereka lakukan di malam pernikahan mereka. Namun Helga yang masih dibayang-banyangi oleh kejadian bersama Charlie tadi membuatnya begitu takut untuk melakukan hal yang dimaksud Evan.
"Evan, maaf, aku..."
"Gak apa kok sayang, aku tau kamu lagi capek"
Evan pun melepaskan pelukannya pada Helga dan mengambil sedikit jarak, kemudian tertidur membelakangi istrinya itu. Helga pun merasa bersalah karena tak mampu melayani suaminya.
Di sisi lain, Charlie masih menikmati wine miliknya, bersantai di atas sofa kamarnya memandangi pemandangan kota.
"Oh, Gadis Kelinci, ternyata namamu Helga ya?"
Charlie bergumam dan melanjutkan meminum segelas wine di tangannya, hingga tak lama ponselnya berbunyi.
"Charlie", sapa seseorang dari seberang sambungan.
"Ada apa, Kakek?"
"Kamu ada dimana?"
"Aku sudah di kamarku, kek"
"Baguslah"
"Kakek, aku sudah menemukannya"
"Menemukan apa?"
"Gadis Kelinci yang aku cari selama bertahun-tahun"
"Benarkah? Kalau begitu cepat perkenalkan ke keluarga kita"
"Mungkin, ini sedikit berbahaya kek"
"Berbahaya? Charlie, kamu jangan berbuat nekad lagi!"
"Jangan khawatir kek, aku pasti bisa mendapatkan Gadis Kelinci milikku"