Chereads / Musim Gugur adalah Helga / Chapter 13 - Tiga Belas

Chapter 13 - Tiga Belas

Setelah menahan rasa pegalnya selama beberapa jam, akhirnya Helga dapat berbaring dengan legah di kamarnya. Acara pertunangannya dengan Evan yang baru saja berakhir ternyata di luar dugaan Helga, tamu yang datang lebih banyak daripada yang dia bayangkan.

"Untung aja aku pake MUA yang keren, kalau gak kan bisa malu-maluin"

Helga kembali menatap jari manis kirinya yang kini resmi dilingkari oleh cincin tunangan dari Evan. Helga tersenyum, dalam pikirnya ia tidak bisa menyangka, sebentar lagi dia akan menikah dengan sahabat yang dulu ia sukai diam-diam.

"Perasaan baru kemarin aja deh aku merengek minta dibelikan boneka sama mama, eh sekarang sudah mau jadi istri orang aja"

Ponselnya berdering, Helga melihat siapa yang menghubunginya di tengah malam seperti ini.

"Halo"

"Halo sayang"

"Evan tuh, mulai lagi nih alaynya"

"Hehe kamu lagi apa sayang?"

"Lagi istirahat nih, capek, pegal"

"Aku rindu nih sama kamu, sayang"

"Evan, stop deh alaynya. Sejak kemarin kamu begini, bikin takut aja"

"Lho? Takut kenapa sayang?"

"Takut aja, kalau kamu tuh lagi kerasukan jin atau apalah"

"Yah gak lah sayang. Ya udah kamu istirahat yah, 3 hari lagi kita nikah, hihihi. Dah, sayang"

Helga tidak menanggapi apapun bahkan setelah obrolan itu terputus. Dalam pikirnya, ia tidak menyangka kalau ayah dari anaknya bisa bersikap seperti itu.

Helga yang ditemani Evan sibuk seharian, mulai dari pergi ke salon, belanja ini itu, mengambil pesanan baju pernikahan. Mereka tidak habis pikir saja, belakangan ini mereka super sibuk, dan memang seperti itulah harusnya.

"Evan, aku mau ngomong sesuatu nih", Evan yang sejak tadi fokus menyetir mobil kemudian fokus pada calon istrinya yang duduk disampingnya itu.

"Kamu pasti udah ngerti aku kan? Kamu pasti tau, bagi aku pernikahan itu sekali seumur hidup, aku mau kita harus berhasil menjaga pernikahan kita, yah meskipun kita belum sepenuhnya punya rasa itu"

Evan hanya tertawa dengan sedikit keras, Helga bingung dengan lelaki itu.

"Kok ketawa sih! Aku serius nih!"

"Maaf sayang, tapi kita kan sama-sama cinta. Aku cinta sama kamu dan kamu cinta sama aku"

"Ih, tau dari mana! Ge-er kan kamu nih"

"Udah deh, akuin aja Ga. Aku kan dengar sendiri dari kamu"

"Kapan coba aku pernah bilang ke kamu kalau aku cinta sama kamu"

"Malam itu, pas kamu hujan-hujanan turun temui Rasya, aku dengar semuanya"

"Apa?"

Evan langsung menghentikan mobilnya dan memakirnya di pinggir jalan. Ia lalu menatap Helga yang kini tersipu. Tangannya lalu meraih dagu wanita itu.

"Aku senang, ternyata kamu juga cinta sama aku Ga. Aku janji, pernikahan kita akan kita jaga"

Evan membantu Helga mengangkat semua barang-barang belanjaan mereka tadi ke kamar Helga.

"Helga, ini kok belanjaan kita banyak banget yak"

"Aduh, gak usah ngeluh. Oh ya, baju pengantin aku langsung gantung aja dalam lemari"

Saat Helga sibuk dengan ponselnya, Evan tiba-tiba memeluknya dari belakang dan mencium bahu Helga.

"Evan, apaan sih, aku geli"

"Aku gak mau lepas kamu Ga"

"Iya iya, tapi jangan dekat-dekat begini dulu dong, kita kan belum nikah"

Evan langsung membalik tubuh Helga dan tetap memeluk pinggangnya hingga mereka kini berhadapan dengan sangat dekat.

"Tapi, boleh kan Ga. Kelamaan tunggu nikahan kita sih. Lagian kan, kita juga udah pernah sebelumnya"