Chapter 8 - Kencan

ia merasa seperti lelaki mesum

"Jadi.. apa yang kau temukan dalam tulisan tersebut" Lanjut Eline penasaran, ia mulai berjalan mendekati Edric dan menarik surat yang ada di tangan nya, membuka nya kembali, dan ia mulai merasa pusing setiap kali melihat tulisan yang tidak berbentuk itu, mata nya berputar tidak mengerti

" Hm… tidak terlalu banyak, tapi aku berhasil menerjemahkan ya sedikit. Awal nya dia mengatakan jika ia berterimakasih karena kau banyak membantu nya di dalam club dan merasa sangat senang karena banyak menerima bantuan.. hanya itu yang dapat aku artikan. Bagaimana dengan diri mu? Apa kemarin lancar?"

Seperti yang telah kami rencanakan sebelum nya, aku berpura-pura bertemu dengan Kenneth di tempat yang telah kami stalker, dan menyapa nya dengan sengaja, dengan menggunakan pakaian yang membuat diri ku menarik, berpura-pura kaget dengan pertemuan tersebut dan mulai mengundang nya dengan pembicaraan yang menjurus kearah kencan yang di ajarkan oleh Edric,seperti kata Edric jika memang dia menyukai mu, dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengajak mu berkencan. namun kata-kata Kenneth tentang diri ku yang mengatakan sangat cantik.. masih tergiang di telinga ku..Muka Eline tiba-tiba saja merona sambil menunduk tersipu ketika memikir kan nya.

" Jadi? Bisa ku tebak…" Edric memotong lamunan Eline

" Tunggu … jangan di tebak.. biar aku yang memberitahuka nya " Eline mengeluarkan dua tiket nonton di depan Edric " Tentu saja rencana kita berhasil.. kau bisa ikut bersama kami?" Eline berharap jika Edric benar-benar mengiyakan nya, ia tidak tahu apa yang akan di lakukan nanti jika tidak ada Edric.

" Untuk apa aku berada di tengah kencan kalian? Menjadi obat lalat? Atau menjadi lalat yang menganggu kalian? Jam berapa nanti?"

" Bukan begitu.., aku hanya tidak tau apa yang akan harus ku lakukan nanti. Jam 2 siang"

Edric menatap jam tangan nya dan memandang Eline yang memasang muka memalas, " Akan ku usahakan , sebenar nya aku juga masih punya pertemuan klub"

"Owh…" Eline merasa kecewa dan menganggukan kepala nya

" Kenapa kau begitu kecewa? Kau bukan berkencan dengan ku.., seharus nya kau senang karena akan berkencan dengan nya"

" Benar juga…, kenapa aku begitu kecewa" Eline langsung tersenyum

"Aku akan mengajarkan mu satu hal lagi… ini baru awal Eline.. jangan terlalu berpikir jika dia telah menyukai mu, bertingkah lah berkelas, kau harus jual mahal dan menarik ulur diri nya…, kau lah yang mengatur permainan… jika kau terlena dengan nya.., maka dia lah yang akan bermain. Kau mengerti?" Edric menatap Eline yang hanya mengangguk-anggukan kepala

Entah kenapa aku merasa cemas dengan wanita ini.., apa dia benar-benar mengerti? Dan kenapa aku malah menjadi guru nya? Padahal diri ku sendiri tidak pernah berpacaran. Di mana sifat galak yang pertama aku temui? Dia yang seperti ini.. yang terlalu lugu.. sungguh membuat ku tidak tenang " Inti nya.. jika ia memengang tangan mu.. segera tarik tangan mu dengan lembut…, jika ia memandang mu dengan tatapan mematikan, tatap balik dengan tatapan tajam.. kau mengerti?"

" Iya… aku mengerti." Eline menarik tangan Edric dan meletakan tiket di tangan nya " Kau harus segera kembali.. jam istirahat kami sudah selesai" Eline berjalan meninggalkan Edric sambil melambaikan tangan.

************************************************************************

Sudah jam 2 siang, apa baju ku sudah bagus? Apa aku terlihat cantik? Apa aku tidak terlalu berlebihan? Eline berjalan kearah cermin dan terus menatapi diri nya, ia melihat kearah kiri dan kanan tubuh nya. Eline melihat kembali melihat jam tangan nya.., seperti nya Edric tidak datang.., padahal aku ingin bertanya pada diri nya.. apakah aku sudah terlihat menarik? Perasaan ku sangat gelisah.. dan khawatir. Jika saja ada Edric.. mungkin aku lebih menikmati

" Ah.. Eline.. kau datang duluan?" Kenneth berlari kearah Eline

" Ah.. Kenneth , aku juga baru datang.." Eline menatap Kenneth dari atas sampai bawah, wah…, ia semakin tampan dengan baju bebas. Dia benar-benar terlihat berbeda dari saat di sekolah . beruntung sekali aku bisa melihat nya dengan pakaian kasual.

" Eline.. kau terlihat sangat berbeda dari sekolah.. kau terlihat.. cantik.."

" Kau juga.. terlihat berbeda.. kau terlihat.." Ingat Eline kau tidak boleh terlena.. " Hm… sangat berbeda" Dehem Eline menyadarkan diri

" Ayo masuk…" Kenneth melingkarkan tangan nya di pinggang, berharap Eline melingkarkan tangan nya di sana

Eline menatap tangan Kenneth.., owh Edric.. bagaimana ini? aku tidak dapat menahan godaan ini.. apa yang harus ku lakukan? Apa aku harus menolak nya? Atau aku menyambut nya. Kau tidak mengajarkan aku soal ini.., dan kau juga tidak berada di sini

"Itu.. sebentar.. aku ingin mengambil barang ku" Eline segera mengambil tas nya di tangan kanan dan di tangan kiri memengang makanan, Eline menatap arah kebelakang, masih berharap Edric muncul di saat-saat terakhir sebelum ia memasuki teather

" Eline.. ku dengar sebelum nya kau juga seorang pemain basket?"

" Bagaimana kau tau? Ah.. aku sudah lama tidak memainkan nya…."

" Karena kau begitu terkenal di antara para senior wanita yang bermain basket.., kenapa kau berhenti?"

"Hm… itu karena mata ku minus.. hahaha.. aku susah melihat arah ring dari kejauhan" Mata Eline melirik bagian belakang Kenneth, tempat duduk Edric yang ia pesan kan khusus untuk nya sambil menyerumput minuman di tangan nya.

" Bagaimana kalau kita sesekali bermain bersama…, seperti nya kemampuan mu pasti sangat luar biasa.. "

" Ah… tidak.. kau terlalu berlebihan.. aku tidak sehebat diri mu" Seperti nya dia memang tidak dapat hadir.., Mata Eline masih menuju bangku tersebut. Apa yang ku lakukan? Seharus nya aku menikmati nya.. benar kata Edric, aku bukan berkencan dengan nya.. tapi dengan Kenneth. Eline menatap Kenneth yang tersenyum dengan Eline

Eline sibuk memonton film hantu di depan nya, ia bahkan tidak berani berkedip sama sekali sangking sangat menarik nya. Tangan nya terus mencari-cari pop corn yang berada di antara Kenneth dan Eline. Tiba-tiba saja tangan mereka bersentuhan di antara kerumunan pop corn. Eline langsung menatap Kenneth dan menarik kaget tangan nya.. muka nya memerah

" Ma.. maaf kan aku.. aku tidak melihat nya dan langsung saja meletakan tangan"

" Tidak apa-apa..tidak perlu begitu cemas" Tangan Kenneth langsung berjalan menuju tangan Eline yang berada di paha nyaa, tangan itu menyentuh lembut tangan Eline, dan mengenggam nya,

Kenneth menatap wajah Eline yang tertunduk menatap kedua tangan mereka

Lembut.. sungguh tangan nya lembut… akhir nya aku dapat merasakan tangan ini..,mata Eline masih terpaku menatap tangan Kenneth yang berada di atas tangan nya, ia menegang sempurna ketika tangan itu tiba-tiba mengenggam nya. Ia bahkan tidak berani menatap kearah Kenneth, jantung nya berdetak kembali setelah sesaat ia mengira jika jantung nya ikut berhenti ketika tangan itu bersentuhan.

Sangking gugup dan tegang nya diri ku.. aku baru menyadari. Jika tangan ku berkeringat berlebih.. apa yang ia pikirkan ketika memengang tangan ku? Dia pasti berpikir menjijikan.. basah.. dingin dan lengket. Eline memejamkan mata nya dengan kuat.. ah.. tubuh ini benar-benar membuat ku malu.., setelah ini ia pasti tidak ingin menyentuh tangan ku lagi..,

Edric… bagaimana ini? aku benar-benar terlena dengan sentuhan tangan nya? Bahkan mata ini tidak berhenti-henti nya menatap jari nya yang lembut. Ini sesuai dengan perkataan mu.., tunggu.. ingat Eline.. kau harus bersikap menawan. Sudah cukup kau merasakan tangan ku.. maksud ku sudah cukup aku merasakan tangan nya.. aku lah yang memimpin permainan ini.. perlahan Eline melepaskan tangan nya dengan lembut tanpa memperhatikan wajah Kenneth, ia segera meletakan kedua tangan nya di gelas minuman nya. Tanpa ia tahu.. Kenneth lansung tersenyum penuh arti

Berengsek … laki-laki ini berengsek