Jooheon menatap Sohyun dengan tatapan nanar. Dia melepaskan topengnya dan memeluk kekasihnya yang terbaring koma. Dia ingat betul semua peristiwa yang menyebabkan masalah rumit ini terjadi. Dia ingat senyuman terakhir Sohyun padanya.
Lima tahun lalu, saat mereka masih kuliah semester tiga di Korea University. Dia mengantarkan Sohyun pulang namun Hoseok mencegatnya di depan gerbang kampus. Saat Hoseok hendak menembakkan peluru ke arah jantungnya, Sohyun memeluknya erat hingga peluru itu bersarang di otak Sohyun. Jooheon sangat shock berat dan membawa kekasihnya ke rumah sakit.
Hoseok mengikutinya hingga ke rumah sakit dan mengancam akan membunuh kekasihnya. Dia berlutut seperti pengemis yang memohon untuk nyawa kekasihnya. Hoseok menyuruhnya sebagai pembunuh bayaran untuk tujuh belas targetnya. Jooheon menyetujuinya, tubuhnya bergetar hebat.
Jooheon meninggalkan Sohyun dalam keadaan koma dan mengikuti Hoseok. Mafia itu memberikannya topeng dan baju serba putih serta tujuh belas foto target. Jika Jooheon gagal bayarannya adalah nyawa keluarganya. Target pertamanya adalah seorang penjual ayam goreng terkenal di Seoul karena tak dapat membayar hutang dan hanya mampu membayar bunganya saja dari hasil penjualannya.
Jooheon gagal menghabisinya dan nyawa appanya melayang di hadapan matanya. Sejak saat itu dia bertekad menjadi pembunuh bayaran. Kesempatan kedua dia gagal karena hampir ketahuan polisi dan nyawa eommanya hilang di hadapannya. Akhirnya di kesempatan terakhir sebelum Sohyun di habisi dia berhasil membunuh penjual ayam goreng dengan tubuh gemetar hebat.
Dia merasa bersalah setiap kali menatap kekasihnya yang terbaring koma. "Jeongmal Mianhae" hanya kata itu yang mampu dia bisikkan. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat, dia sangat merindukan kekasihnya. Dia bertekad setelah menghabisi Minhyuk target terakhirnya, dia ingin menyerahkan diri ke kantor polisi untuk menebus semua rasa bersalah.
♥♥♥