David
Setelah kejadian tadi pagi di sekolah David semakin yakin klo Karina sudah mendengar gosip yang tersebar di kelasnya,tentang hubungan David dan Vania.
"Gw yakin Karina pasti udah denger gosip gw sama Vania,win" kata ku kesal.
"Iya sih kayanya sejak classmeeting lalu dia agak cuek klo ketemu kita"
"Loe ngak coba jelasin sama dia gimana sebenernya" kali ini Rian ikut bicara.
"Gimana mau jelasin dia aja udh satu tahun beraninya liat Karina dari jauh doang,cemen bgt ni anak"jawab Erwin kesal.
"Gw takut dia ngak suka sama gw karena gw ade kelasnya,trus dia jadi jauhin gw Yan"
Tiba2 saja erwin melempar ku dengan penghapus pinsil.
"Situasinya di manfaatin sama Vania,padahal jelas-jelas David ngak pernah nembak Vania bahkan Vania aja yang nekat cium loe duluan"balas erwin kesal.
"Yaah keburu lulus tuh si Karina" ledek Rian sambil tertawa.
"Gw liat Karina,ngak respon gw kayak dulu lagi dan gw ngerasa makin takut dibenci sama dia"
"Gw yakin dia ngerasa Loe PHP in gara-gara selama ini loe yang suka deketin dia tau-tau dia denger gosip loe malah pacaran sama Vania"
Ucapan Erwin barusan membuat ku semakin merasa bersalah pada Karina. Hari ini ulang tahun Karina aku sudah menunggunya di depan gerbang seperti biasa,tapi sepertinya dia pulang tidak bersama dengan tiga sahabatnya.
Di jalan sepulang dari rumah Rian aku bertemu dengan tiga sahabat Karina,tapi mau kemana mereka hanya bertiga membawa kotak besar dan beberapa kantong plastik dari supermarket.
Karena tidak berani bertanya jadi aku membiarkan saja mereka berlalu di depan ku.
****
Setelah dua bulan mempersiapkan ujian akhir UN akhirnya tiba juga hari kelulusan yang di nanti-nanti.
Aku dan semua teman kelas 3 lulus bersamaan,tidak ada satupun yang harus mengulang ujian ataupun mengulang kelas tiga.
Sedih campur haru mengingat kebersamaan selama 3 tahun di sekolah ini,sekolah tercinta yang penuh dengan berbagai kisah cerita remaja dalam mengukir prestasi dan mencari jati diri.
Sesampainya di rumah,mama memberi kabar bahwa lusa kami akan pindah ke kota bandung,karena kondisi papa yang sudah sakit-sakitan dan mama yang tidak sanggup untuk bekerja sendiri mengurus papa sambil bekerja di kantor.
Aku yang telah lulus SMA pun terpaksa ikut,karena tidak mungkin aku melanjutkan kuliah karena keadaan ekonomi keluaga ku yang kurang baik saat ini.mungkin setelah bekerja nanti aku akan bisa melanjutkan kuliah ku sendiri.
Setelah berpamitan pada ketiga sahabat ku,aku menitipkan sepucuk surat kepada Endang untuk di berikan kepada adiknya Ifan yang kukenal sebagai salah satu sahabat David.
"Tolong titip ini buat Ifan ya,maaf gw jadi ngerepotin loe ndang"
"Ngak apa-apa rin,kali ini gw bakal bilang sama ade gw minta tolong kasih surat ini ke David"
"Makasih banyak yaa..."ujar ku sambil menangis sedih.karena teringat kenangan kami bersama di sekolah.
"Loe ngak apa-apa ngak ninggalin nomer Hp atau gimana gituh buat dia"tanya dwi penasaran.
"Gw ngak akan balik juga ke jakarta,buat apa gw ninggalin nomer telepon atau Hp...anggep aja itu ucapan perpisahan buat dia.semoga dia bahagia sama Vania"
"Gw pergi yaa temen-temen semoga lain waktu kita bisa kumpul-kumpu lagi....jangan lupa sms atau telepon klo ada kabar baik" kata ku sambil memeluk mereka satu persatu.
"Jangan lupa bahagia yaaa.."
Mobil yang ku tumpangi melaju dengan lambat meninggalan halaman rumah ku,rumah yang selama ini ku tinggali bersama kedua orang tua ku.dan sekarang aku akan pergi ke Bandung kota kelahiran papa dimana semuanya tidak akan pernah sama buat ku.
Sedih...pastilah tapi buat ku ini adalah hal terbaik biar kedepannya aku bisa bertemu dengan teman-teman yang berbeda.