Sebelum acara pertunangannya di malam hari. Nicky pagi-pagi mencoba menghubungi Mamanya Elina. Walaupun Elina adalah bukan mama kandungnya ,tapi bagi Nicky, Elina adalah Mamanya. Dan dia harus tahu soal pertunangannya dengan Raka. Nicky juga menganggap sangat penting restu dari Mamanya Elina. Sudah berulang kali Nicky mencoba menelpon tapi tidak terangkat juga, hingga sampai dua belas panggilan baru nada telpon terangkat.
Terdengar suara lembut Elina menyapa di sana.
" Maaf sayang, mama tadi ada di jalan,..ini baru saja sampai di kantor Bagas..." Elina menjelaskan. " Ada apa sayang ,....tumben sampai berkali-kali telponnya, apakah ada yang penting,... ?" lanjut Elina bertanya.
Di sana Bagas yang tahu Mamanya menerima telpon dari Nicky langsung kecewa, di saat dia yang merindu,Nicky bukannya menelponnya, tapi malah menelpon Mamanya. Bagas duduk diam di samping Mamanya. Penasaran dengan apa yang akan di bicarakan Nicky dengan Mamanya. Dia meminta mamanya untuk mengeraskan nada suara HPnya, agar dia juga bisa mendengar suara Nicky. Elina menuruti apa yang di minta Bagas karena tahu putranya lagi merindukan Nicky.
Nicky berpikir keras ,bagaimana caranya untuk menjelaskan pada Elina, jika dia mendadak bertunangan dengan Raka. Karena sebelumnya Nicky belum pernah membahas soal kedepannya soal Raka pada Mama Elina.
" Ma,...", Nicky berhenti ragu untuk melanjutkan.
" Ma,...sebelumnya Nicky minta maaf, jika apa yang Nicky bilang ini nanti akan mengejutkan Mama,..." lanjut suara Nicky pelan. terdengar tersendat-sendat.
" Ya sayang,...ada apa Nak ,..?" jangan ragu untuk bercerita sama Mama,..." Suara Elina lembut mencoba menenangkan hati Nicky.
" Malam ini, Nicky akan bertunangan dengan Raka Ma,....dan maaf hal ini memang belum pernah Nicky bahas dengan Mama, Ini juga mengejutkan Nicky, karena baru kemarin Raka bilangnya,....jadi pertunangan ini mendadak Ma,..." Nicky menjelaskan penuh hati-hati.
Tangan Elina bergetar memegang HPnya, serasa kulit tubuhnya berubah dingin seketika, kabar yang di dengarnya dari Nicky sungguh membuatnya sangat bersedih. Elina melihat wajah Bagas yang memucat, Elina tahu dan ikut merasakan apa yang di rasakan Bagas putranya saat ini, Pasti hati hancur berkeping. Elina tidak tahu lagi harus berkata apa, dan harus bagaimana untuk menenangkan hati putranya saat ini. Sangat terlihat jelas, tubuh Bagas merosot lemas bersandar di sofa dengan tubuh yang bergetar, wajahnya yang lamgsung memucat dan nampak setitik airmata di ujung matanya yang kini terpejam.
Elina, masih memegang HP nya tanpa mampu menjawab Nicky, sampai terdengar panggilan cemas Nicky yang terus memanggilnya.
" Mama,...." kenapa mama diam,...., apakah Nicky melakukan kesalahan Ma,....?"jawablah Maa,..?" suara Nicky mulai terisak.
" Mama tidak apa-apa sayang,...maaf mama terdiam , karena terharu...mama bahagia jika putri mama bahagia sayang,..." ucap Elina berbohong berusaha menampakkan kegembiraan pada suaranya.
" Alhamdulillah,...." Trimakasih Ma,..." Nicky bernafas lega, mendengar ucapan Mamanya Elina.
" Nak ,....Mama harus pergi dulu,...nanti kabari Mama lagi ya setelah acaranya selesai,...Mama berdoa semoga anak mama selalu bahagia,.." lanjut Elina dia sudah tidak bisa lagi melanjutkan percakapannya dengan Nicky karena melihat keadaan Bagas yang sangat memprihatinkan. Di letakkan HPnya di atas meja Elina mendekati Bagas dan langsung merengkuh tubuh Bagas yang sama sekali tidak bergerak, Bagas menurut dan diam saja saat dirinya di rengkuh dan di peluk mamanya. Di belainya rambut putranya, sungguh dada Elina ikut merasa sesak, kenapa hidup putranya dari kecil hingga dewasa selalu mengalami kesedihan. Dan kesedihannya di karenakan wanita yang sama yaitu Aya atau Nicky. "Kenapa kamu selalu menderita sayang,...." batin Elina menangis.
Isak tangis Bagas mulai terdengar walau pelan, Bagas menangis dalam pelukan Mamanya.
" Kenapa mama tidak cerita sama Bagas , jika Nicky sudah punya kekasih Ma,...?" tanya Bagas dengan suara berat masih dalam pelukan mamanya. Dia sama sekali tidak tahu jika Nicky sudah mempunyai kekasih. Dan Bagas juga tidak bisa mengerti, jika Nicky sudah mempunyai kekasih kenapa sikap Nicky padanya sangat perhatian dan seakan sangat menyayanginya, bahkan saat Linda menggodanya Nicky menunjukkan rasa cemburunya. Kenapa Nicky tidak pernah bilang padanya selama ini. Sekarang hati Bagas sangat terluka dan merasa kesakitan,... sangat lebih sakit daripada waktu masa kecilnya yang harus berpisah dengan Aya.
Elina ikut menangis,.memeluk putranya makin erat.
" Bersabarlah Nak,...jangan bersedih,...kamu harus kuat sayang,...mama yakin , anak mama adalah anak yang kuat,.."kata Elina berlinang airmata. Elina memang sengaja tidak memberitahu Bagas jika Nicky sudah mempunyai kekasih karena Elina tidak ingin melihat Bagas bersedih. Dan Elina berharap dengan seiring waktu Nicky akan membalas perasaan Bagas. Tapi hari ini impiannya telah musnah.
Di kamarnya Nicky nampak termenung setelah berbicara dengan Elina, Ada sesuatu perasaan yang hilang yang di rasakannya. Entah kenapa hatinya teringat Bagas. Perasaan hatinya merasakan luka, luka sangat dalam, tapi karena apa,...Nicky juga tidak tahu. Hatinya terasa hampa, terasa kosong,....
Harusnya dia bahagia, karena malam ini Raka melamarnya, tapi kenapa rasa gembira yang tadi Nicky rasakan, begitu saja hilang berganti rasa kesedihan. " Kenapa ini, ..apa yang terjadi pada diriku,...?" kenapa aku mencemaskan Bagas,..." apakah Bagas baik-baik saja di sana,..?" suara hati Nicky bersahutan.
Tanpa sadar, Nicky menekan panggilan ke kontak Bagas, Namun tidak ada yang mengangkat di sana. Hati Nicky semakin cemas, Berulang-ulang di cobanya terus menelpon tapi tetap Bagas tidak mengangkatnya. Nicky putus asa dan mulai terisak pelan, sungguh hatinya sangat cemas dan dia tidak bisa memungkiri hatinya, jika sebuah Nama Bagas sudah terukir di hatinya. Karena masih cemas dengan keberadaan Bagas, dan tidak biasanya Bagas melewatkan panggilannya. Nicky kembali menelpon mamanya Elina, untuk sekedar menanyakan kabar Bagas. Elina menerima panggilannya
" Ada apa sayang, ..? kenapa menangis nak,..?"tanya Elina saat mendengar suara tangis Nicky.
" Mama,....Bagas ada di mana Ma,...apakah dia baik-baik saja Ma,...?" tanya Nicky beruntun.
Elina melirik Bagas yang masih berada di pelukannya. sambil membelai rambut Bagas. Elina menjawab pertanyaan Nicky.
" Bagas baik- baik sayang,...memangnya kenapa sayang,...kenapa mencari Bagas,..?"
tanya Elina seolah tidak tahu apa yang di lakukan Nicky. Elina tahu Nicky berkali-kali menelpon Bagas, tapi Bagas tidak bisa mengangkatnya karena luka hatinya.
" Perasaan Nicky tidak enak Ma,...Nicky merasa ada sesuatu yang terjadi padanya, untuk itu Nicky menelponnya, tapi Bagas tidak mengangkatnya Ma,..." Nicky menceritakan perasaan cemasnya pada Mamanya. Dan tentu saja Bagas mendengar suara cemas Nicky , karena Elina mengeraskan nada suara HPnya.
" Sudah Nak,...jangan mencemaskan Bagas,...dia lagi sibuk dengan Genta menyelesaikan pekerjaanya,...kamu harusnya bahagia dan fokus dengan pertunangan nanti sayang,...sudah jangan menangis lagi ya sayang,... " Elina menenangkan hati Nicky yang masih cemas.
" Ma,....tolong kabari Nicky ya ....jika Bagas kembali,... Nanti biar nicky menelponnya lagi .."pesan Nicky pada Mamanya.
" Ya sayang ,nanti mama sampaikan pada Bagas. .." jawab Elina.
Masih dengan gelisah Nicky mengakhiri panggilannya. " Bagas,....cepat hubungi aku,. aku cemas karenamu,..." jerit suara hati Nicky.
Di kantor Bagas, Elina meraih HP Bagas yang tergeletak di meja, di lihatnya dua puluh satu panggilan dari Nicky yang tidak di angkat Bagas. Di berikannya HP tersebut pada Bagas.
" Nak ,....telpon lah Nicky,...kamu dengar sendirikan jika Nicky sangat mencemaskanmu,..."ucap Elina membujuk Bagas untuk segera menelpon nicky.
" Tidak Ma,...ini sungguh sangat menyakitkan buat Bagas Ma,...Bagas tidak sanggup untuk mendengar suara Nicky Ma,...hati Bagas sangat sakit,...sakit sekali Maaa,..." Mata Bagas memerah, masih berkaca-kaca.
" Ya sayang,....mama ikut merasakan kesakitanmu Nak,...tapi kamu harus kuat,...kamu harus yakin pada Alloh , kelahiran, jodoh dan kematian itu sudah di tentukan oleh Alloh,...jika Nicky tertulis sebagai jodoh kamu, pasti akan kembali padamu sayang,...sekarang yang bisa kita lakukan adalah terus berdoa,...dan ikhlas menjalani ujian ini sayang ..." Elina menjelaskan penuh kelembutan pada Bagas, berharap Bagas bisa memahami kata-katanya.
Suara isak Bagas terhenti, namun masih tidak mau melepaskan dari pelukan Mamanya. Dia ingin terlelap dalam pelukan Mamanya, hanya mamanya yang saat ini bisa menenangkan hatinya.
" Nick,...semoga kamu bahagia,....aku selalu berharap kamu adalah takdirku,...tapi jika tidak biarkan rasa cinta ini tetap berada dalam hatiku,...tetap bersemayam di dasar hatiku yang paling dalam, baik di masa laluku, masa sekarang, dan masa depanku sampai tertutup mataku,...Aku akan selalu mencintaimu,...dan hanya kamu seorang untuk selamanya...." rintih hati Bagas sampai tertidur , masih dalam pelukan mamanya...