Chereads / THE BELOVED ONE / Chapter 30 - ANDAI KAMU TAHU BAGAS ADALAH PANGERAN KECILMU

Chapter 30 - ANDAI KAMU TAHU BAGAS ADALAH PANGERAN KECILMU

Hanya beberapa menit , Nicky bisa menikmati tidurnya, karena dari semalaman Nicky menjaga Bagas, Suhu badan Bagas mulai naik, Bagas mengalami demam lagi, dan kembali Bagas mengigau dengan memanggil-manggil nama Aya. Jujur Nicky sangat penasaran siapa Aya, karena dalam keseharian bersama Bagas, tidak sekalipun Bagas menceritakan seorang Aya. "Siapa Aya sebenarnya,...apa perlu aku bertanya padanya,. " dalam hati Nicky. Walau Nicky tidak tahu siapa Aya, tak urung dalam hatinya ada rasa tersisih, karena dalam keadaan sakitpun Bagas selalu memanggil namanya, bukankah berarti seorang Aya sangat berpengaruh dalam hidup Bagas. Dan ini membuat hati Nicky terasa ada rasa sakit, apakah ini perasaan Cemburu,?" Nicky semakin gelisah dengan perasaannya.

Nicky menggerakan pinggangnya ke kanan dan ke kiri, kemudian di tegakkannya punggungnya yang terasa pegal , karena harus tidur di kursi dekat Bagas berbaring. Nicky beranjak keluar kamar, mendatangi kamar Elina untuk pinjam mukenah untuk menjalankan sholat subuh. Mamanya Elina yang sudah selesai sholat, menggantikan Nicky untuk berganti menjaga Bagas. Dalam sholatnya Nicky berdoa dengan khusyu' semoga orang-orang yang Nicky sayangi semuanya dalam perlindungan Alloh SWT. Setelah selesai , Nicky kembali ke kamar Bagas, di lihatnya Mamanya Elina sedang mengompres kening Bagas, demamnya masih belum turun. Nicky menghampiri mamanya, dan mengambil alih saputangan handuk yang berada di tangan mamanya.

" Biar Nicky yang melanjutkan Ma,... " kata Nicky sembari melanjutkan mengompres kening Bagas.

" Baiklah sayang,... Mama akan ke dapur untuk membuatkan bubur buat Bagas,... , seharian dia belum ada makan, mama kuatir lambungnya akan kembali kambuh,... " Elina menjelaskan riwayat penyakit Bagas yang dia derita sejak kecil. Nicky menjadi lebih kuatir dengan kondisi Bagas. Dia sangat merasa bersalah.

" Maafkan Nicky ya Ma,...jika bukan karena Nicky, pasti Bagas tidak mengalami hal ini,.. "

" Tidak sayang,... tidak ada yang salah,...sudahlah jangan di pikirkan,... Mama ke dapur dulu ya,... " Elina , mengusap punggung Nicky dan beranjak keluar.

Nicky kembali menatap wajah Bagas,... di bangunkannya dengan pelan,

" Gas,....bangun,..." di usapnya pipi Bagas yang masih terasa hangat.

Berlahan Bagas membuka matanya, tubuhnya seakan lemas, perutnya terasa sakit seperti tertarik dengan paksa. Bagas meringis pelan.

" Ada apa Gas,... apa ada yang terasa sakit,..?" tanya Nicky cemas

" Perutku sakit Nick,...bisa kamu mengambil obat di dalam laci itu,..." Bagas menunjuk laci yang berada dekat almari.

Bergegas Nicky bergerak ke arah laci, di bukanya dengan cepat, dan di temukannya sebuah botol kecil di sana, Nicky menunjukkan pada Bagas dari tempatnya.

" Apa ini obatnya Gas,..."

Bagas mengangguk lemah masih dengan memegang perutnya yang terasa sakit. Nicky kembali di samping Bagas dan segera mengambil sendok makan untuk di minumkannya obat tersebut pada Bagas. Dengan di bantu Nicky, Bagas sudah meminum obat tersebut. Sambil menunggu reaksi obat, Nicky mengompres perut Bagas berulang-ulang, Dan itu sangat membantu mengurangi rasa sakit Bagas. Bagas sudah nampak mulai tenang tidak merasakan sakit lagi.

" Gimana Gas,....sudah mendingan belum, kalau masih sakit mending kita ke rumah sakit sekarang,..."

Bagas menggeleng lemah.

" Tidak perlu Nick,....sudah tidak terasa sakit lagi kok,..."

" Gas kalau kamu sudah tahu ada riwayat sakit lambung akut,...harusnya kamu tepat waktu dalam hal makan,..." Nicky mengingatkan Bagas dengan suara agak di tekan. Nicky kecewa sekaligus cemas dengan Bagas yang meremehkan penyakitnya.

" Ya Bawel,....akan aku ingat,..." Bagas berusaha untuk tetap menunjukkan kejahilannya walau menahan sakit. Bagas tidak ingin Nicky akan menjadi kuatir akan dirinya. Nicky diam,...sungguh dia ingin diam,...Bagas sungguh sangat menjengkelkan. Di saat dirinya cemas, Tapi Bagas menganggapnya santai, dan itu membuat hati Nicky kesal. Nampak keduanya diam, tidak ada pembicaraan. Bagas tahu Nicky marah padanya.

" Nick aku lapar,....apa ada yang bisa aku makan,...?" Bagas mencoba merajuk.

Nicky tetap diam fokus dengan HP nya,. dan sama sekali tidak memandang Bagas yang merajuk padanya.

" Nickkk,...aku lapar,... "kata Bagas lagi, menyentuh tangan Nicky yang masih memegang HP. Walau Nicky mendengarnya tetap mencoba tidak perduli dengan apa yang di katakan Bagas. Bagas mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Karena badannya masih lemah, hampir saja Bagas terjatuh dari tempat tidurnya saat Bagas nekat mau turun. Untung saja Nicky dengan cepat meraih tubuhnya , dan berada dalam pelukan Nicky. Jantung Bagas serasa berdetak kembali. Dan itupun di rasakan Nicky, jantung keduanya berdegup kencang dengan sendirinya. Keduanya masih terpaku masih dalam posisi berpelukan. Terdengar pintu terbuka, dan masuklah Elina dengan membawa semangkuk bubur. Melihat keduanya berpelukan Elina tersenyum dalam hati. Dan membiarkan mereka seolah-olah dia tidak melihatnya. Nicky segera menjauhkan dirinya dari pelukan Bagas saat dia tersadar. Dan mengetahui kalau Elina datang tanpa dia sadari. Dengan rasa malu Nicky membantu Bagas untuk duduk bersandar. Kemudian dia menatap Elina yang duduk di ranjang di samping Bagas.

" Ma,... Nicky minta ijin sebentar untuk ke depan,...Nicky sudah berjanji pada Raka untuk menelponnya pagi ini,..."

Elina tersenyum dan menganggukkan kepalanya,

" ya sayang,...biar mama yang menyuapi Bagas dan menjaganya,... " kata Elina dengan semangkuk bubur.

Nicky menatap Bagas sekilas, ada kabut terlihat di mata itu. Namun Nicky tidak bisa berbuat apa-apa, Karena Nicky sudah berjanji pada Raka untuk menelponnya pagi ini. Nicky keluar dari kamar Bagas dengan hati yang berat.

****

Elina menyuapi Bagas dengan berlahan. Bagas berkali-kali menolak tiap kali Elina menyuapinya. Dengan lembut Nicky mengusap pipi putranya.

" Nak,... kamu sayang Nicky kan,. ?

Bagas mengangguk pelan.

" Jika kamu , sayang Nicky,.. dan tidak ingin melihat Nicky cemas dan sedih,... kamu harus cepat sembuh,...dan untuk sembuh kamu harus makan yang banyak,... " Elina memberi pengertian. Dan Bagas menuruti ucapan mamanya, tanpa berkata-kata. Setelah suapan terakhir selesai Elina meletakkan mangkuk di atas nakas. Dan kembali duduk di samping ranjang Bagas. Elina menghela nafas sedih melihat keadaan Bagas saat ini. Pasti Bagas memikirkan Nicky yang sekarang lagi menghubungi Raka.

" Bagas,...apa sebaiknya kamu jujur saja pada Nicky soal perasaanmu, dan juga soal Aga yang sebenarnya adalah kamu,... " mungkin Nicky bisa kembali padamu,... " ucap Elina.

Bagas menggelengkan kepalanya.

" Tidak Ma,... Nicky saat ini masih marah dan kecewa pada Aga,.. dan jika Bagas jujur, Bagas takut jika Nicky malah menjauh dari Bagas,... Bagas masih belum siap kehilangan Nicky Ma,... biarlah hanya Bagas yang tahu , jika Aya adalah Nicky,....Nicky tidak perlu tahu jika Bagas adalah Aga,.....dan lagi Nicky sudah bertunangan Bagas tidak ingin merusak pertunangannya,...." Bagas memberikan alasannya pada mamanya.

Elina terenyuh mendengar ucapan Bagas, sungguh Elina merasa bangga mempunyai putra seperti Bagas yang mempunyai hati yang tulus, yang benar-benar berkorban demi wanita yang sangat di cintainya. Di peluknya, putranya dengan cinta.

" Doa mama selalu untukmu sayang, semoga kelak kamu bahagia,..." sekarang tidurlah istirahat , mama akan menemui Nicky sebentar,..." kata Elina

" Ma,... mama harus berjanji untuk di mengatakan pada Nicky ,.. jika Bagas adalah Aga,..." berjanjilah ma ..." Bagas memohon.

" Ya sayang,... mama bernjanji,.. "

***

Di ruang tamu , Nicky sudah mengakhiri obrolannya dengan Raka. Di lihatnya mama elina menghampirinya dan mengajaknya duduk di sofa. Nicky menurut saja ajakan Mamanya. Keduanya duduk berdekatan. Nicky merasa canggung, karena terlihat wajah mamanya sangat terlihat sedih.

" Nicky,.. jika mama bertanya soal masa lalu kamu, apakah kamu bisa menjawab jujur ke mama,... ?" Elina bertanya hati-hati

" Soal masa lalu yang mana ya Ma,....?" Nicky masih belum paham.

" Bagas kuatir sama kamu nak, soal sahabat kecil kamu yang bernama Aga,... Bagas tidak ingin di hatimu ada marah atau benci pada Aga yang belum tentu menyakitimu,..." dan tolong maafkan Bagas karena Bagas telah menceritakannya pada Mama,... karena Bagas bermaksud baik, dia ingin mama yang menasehatimu agar tidak memupuk rasa marah dan benci pada seseorang,...apalagi seseorang itu sahabat kecil kamu,..."

Nicky diam, mendengarkan ucapan mamanya. Nicky sama sekali tidak marah pada Bagas karena sudah berjanji pada Bagas kalau tidak ada lagi hal lain yang Nicky sembunyikan.

" Nicky sama sekali tidak ada marah atau benci pada Aga Ma,.." Nicky hanya kecewa sekali karena Aga tega meninggalkan Nicky saat itu,.."

" Apa kamu menyayangi Aga nak,...?"

" Tentu Nicky menyayanginya Ma, sangat menyayanginya,...hanya Aga teman dekat Nicky, Bagi Nicky Aga adalah pangeran Nicky Ma,..." Nicky bercerita pada Elina dengan jujur.

" Apakah sekarang kamu masih menyayanginya,... ?" tanya elina menatap manik mata Nicky mencari kejujuran di sana.

" Masih Ma,...rasa sayang Nicky pada Aga tidak akan bisa hilang tetap abadi di hati Nicky,... tanpa siapapun yang tahu,.." jawab Nicky jujur.

" Apakah kamu sudah bertemu dengan Aga Nak,..?"

Nicky menggeleng lemah.

" Nicky kehilangan Aga Ma,...tidak tahu dia di mana, dan wajah Aga seperti apa sekarang,.."

" Nicky, ... mama ingin tahu, .. dari cerita Bagas, saat Aga ingin bertemu denganmu,..apakah benar kamu tidak menemuinya karena kamu sangat membencinya dan ingin melupakannya,...?"

" Itu tidak benar Ma,... Nicky memang bercerita pada Bagas, kalau Nicky membenci Aga dan ingin melupakan Aga, karena Nicky sangat kecewa sama Aga Ma,... Dan sebenarnya waktu itu Nicky menemui Aga, tapi Nicky takut menangis karena tidak ingin Aga pergi, jadi Nicky waktu itu sembunyi di balik pohon sambil menangis,...Nicky sangat kehilangan waktu itu Ma,...." Nicky menceritakan semuanya dengan mata berkaca-kaca.

Elina memeluk Nicky erat, Hatinya bahagia, sangat bahagia karena tahu Nicky juga sangat menyayangi Bagas dari dulu hingga sekarang.

Andai kamu Nak,...jika Aga adalah Bagas sang pangeran kecilmu,....apakah kamu akan memilihnya,..." dalam hati Elina.