Chereads / THE BELOVED ONE / Chapter 28 - HATIMU TERBUAT DARI APA (1)

Chapter 28 - HATIMU TERBUAT DARI APA (1)

Tak terasa seminggu sudah berlalu, dan liburan Nicky di Surabaya sudah berahkhir. Hari ini Nicky harus kembali ke Bandung. Setelah berpamitan pada Papa Mamanya, dan mampir ke Ayah Bunda Raka. Nicky di antar Raka menuju Stasiun yang akan membawanya kembali ke kota Bandung.

Saat mereka sampai di stasiun, tak sedikitpun Raka melepas pelukannya pada Nicky, Di kecupnya berulang-ulang rambut kepala Nicky. Kadang Nicky kesulitan bergerak karena pelukan erat Raka.

" Ka,..malu kali di lihat orang,..." kata Nicky dengan pipi memerah.

" Biarkan saja,....sapa suruh mereka melihat kita,.." balas Raka masih tetap memeluk Nicky.

" Issshhhh mulai kapan kamu jadi tidak punya malu ..." Nicky mencubit pinggang Raka gemas karena tidak mau mendengarkannya.

" Aaauhhhh,....sakit sayanngg " teriak Raka pelan takut terdengar orang sekitarnya.

" Biarin sakit aku tak perduli,....!" jawab Nicky ketus seolah tak perduli.

Raka terkekeh, dan mulai merajuk.

" Beneran nihhhh,... gak perduli sama calon suami,...?" Raka memasang wajah memelas, dia yakin Nicky tidak akan tega dengannya.

" Aaahhh kamu ya Ka,...." sini !",..mana yang sakit ?" Nicky menarik tangan Raka yang masih memegangi pinggangnya. Di usapnya penuh sayang,...tepat pada pinggang Raka yang di cubitnya tadi. Tangan Raka menghentikan tangan Nicky yang bergerak mengusapnya. Di genggamnya tangan tersebut dan di ciumnya dengan penuh perasaan.

" Sudah Nick,...sakitnya cubitan ini tidak berati apa-apa, ..tidak akan terasa,.." Raka menenangkan hati Nicky. " Bahkan jika suatu saat nanti hatiku yang sakit,...aku akan tetap selalu memaafkanmu,...dan akan selalu tetap mencintaimu sampai aku matttt,...." belum selesai Raka melanjutkan kalimatnya, Jari Nicky sudah menutup bibirnya. Nicky memeluk tubuh Raka, melepas rasa bersalahnya di dada bidang Raka. Hatinya sakit, Sungguh Nicky tak ingin mendengar Raka meneruskan kalimatnya. Nicky tak akan sanggup jika harus kehilangan Raka yang sangat mencintainya dengan tulus. Sudah sangat beruntung Nicky memiliki seorang Raka yang sempurna yang telah rela menyerahkan hati dan cintanya, hanya untuk dirinya.

" Jangan berkata hal itu lagi Ka,...sungguh aku tak harus bagaimana jika tanpamu,..." bisik Nicky dengan sedih.

Raka tersenyum manis, mata jenakanya menatap Nicky dengan gemas.

" Hai,...kenapa kamu jadi sedih sayang, ..aku hanya bercanda tadi,...dengarkan aku,..." tangan Raka mengangkat dagu Nicky agar wajah Nicky bisa terlihat dan menatap wajahnya.

" Dengarkan aku sayang,...aku tidak akan mati, ..walaupun jika ada sesuatu di antara kita nantinya,...aku hanya meyakini satu hal jika memang kamu adalah tulang rusukku,...kemanapun kamu pergi, ...pasti akan kembali padaku,..." dan kamu harus tahu ini,....dan ini adalah janjiku,..." Kebahagiaanmu adalah yang terpenting dalam tujuan hidupku ...aku akan selalu memastikan hidup kamu harus bahagia, ..." lanjut Bagas dengan wajah yang serius, sedetik kemudian tersenyum dan menarik Nicky kembali dalam pelukannya.

Airmata Nicky sudah mengalir, menahan rasa haru dalam hatinya, Ketulusan hati Raka sangat menghimpit perasaan Nicky. Dia tidak perduli dengan pandangan mata orang yang di sekelilingnya melihatnya menangis tersedu dalam pelukan Raka, Nicky tidak perduli. Nicky hanya perduli dengan hati Raka.

" Sudah sayang, jangan menangis ,...sudah diamlah,...malu di lihat orang ..." goda Raka sambil menghapus airmata Nicky.

Nicky semakin erat memeluk tubuh Raka dan menyembunyikan wajah malunya di dada bidang Raka.

Terdengar suara kereta yang menuju kota Bandung segera tiba. Pelukan Nicky semakin erat. Rakapun membalas pelukan Nicky dengan erat pula, seakan keduanya enggan berpisah.

" Hati-hati nanti di Bandung ya sayang,..." pesan Raka mencium kening Nicky sangat lama.

" Ya,....kamu juga,....jangan terlalu bekerja keras,...jaga kesehatan ya Ka,..." ucap Nicky dan mencium punggung tangan Raka.

Raka membantu Nicky menaikkan tas besarnya masuk ke pintu kereta. Nickypun memyusul naik ke atas kereta. Kereta bergerak berlahan, Dan semakin bergerak menjauh dari seorang Raka yang masih berdiri menatap kepergian Nicky.

***

Tiba di bandung, Nicky segera memesan taxi saat sudah keluar dari stasiun. Nicky sengaja tidak memberitahu waktu sampainya pada Bagas. Hati Nicky masih belum siap untuk bertemu Bagas. Tidak tahu alasannya apa dan kenapa,..."

Nicky segera menurunkan tas besarnya dan keluar dari taxi, di amatinya rumah Hana. Sungguh serasa bagaikan bertahun-tahun,...padahal hanya seminggu Nicky meninggalkan Rumah Hana. Dengan beban berat tasnya, Nicky masuk ke dalam rumah besar Hana. sangat sepi,....Hana memang memberitahunya dari awal jika untuk mengisi liburan , Hana pergi ke Bali untuk mengurusi butiknya. Nicky membuka pintu kamarnya, meletakkan tasnya kemudian langsung menghempaskan tubuhnya yang letih di ranjangnya yang empuk. Karena merasa lelah dan mengantuk Nicky tertidur, dan terbangun pada tengah malam. Nicky bangkit dan mengambil air putih yang ada di nakas, di minumnya beberapa teguk dan mengembalikan lagi ke tempatnya. Tubuh Nicky sudah merasa enak, setelah bangun dari tidur lamanya. Nicky mencari-cari tas kecilnya, ternyata tergeletak di meja riasnya. Dengan masih terkantuk Nicky mengeluarkan HPnya dan melihat beberapa pesan serta panggilan dari Mamanya, Raka, Bagas dan Mamanya Elina. Di bukanya satu persatu pesan dari mereka. Pertama Nicky membaca pesan dari mamanya dan segera Nicky membalasnya. Kedua Nicky membaca pesan dari Raka,.. dan Nickypun membalasnya, Nicky berjanji besok pagi dia akan menelpon Raka. Ketiga Nicky membaca pesan mamanya elina yang menanyakan dia sudah sampai di rumah belum apa perlu pak parman untuk menjemputnya, Nickypun membalas pesan Elina tersebut. Dan yang terakhir Nicky membuka pesan dari Bagas.

" Selamat datang kembali sekertarisku yang bawel,...aku menunggumu di stasiun dari pagi tapi aku tak bisa menemukanmu sampai malam ini ..kamu di mana,....?"

Nicky melihat waktu yang terkirim pesan dari Bagas. waktunya pukul 19.20 berarti Bagas dari pagi sampai malam menunggunya di stasiun. Bodoh sekali kenapa Bagas tidak menelponnya saja atau kirim pesan dari awal untuk bertanya kapan dia sampe. Kenapa harus menunggunya seharian. "Jangan- jangan sampai sekarang Bagas masih di stasiun,.."jerit Nicky ,...dasar Bagas,...!"

Nicky segera menelpon Bagas, sungguh tangannya gemetar, Nicky tidak tahu lagi jika Bagas benar-benar masih di sana.

" Hallo,...Bagas,..." Nicky memanggil nama Bagas saat Bagas sudah mengangkat panggilannya.

" Ya,...kamu di mana sekarang Nick,... " tanya Bagas di sana, suaranya bergetar.

" Kamuuuuu,...!" aku sudah di rumah dari sore tadi,... kamu di mana sekarang,... ?"jangan bilang kalau kamu masih di stasiun sekarang,..." geram Nicky antara kesal dan cemas dengan sikap Bagas yang selalu membuatnya kuatir.

" Aku masih menunggumu di sini,..." jawab Bagas suaranya makin melemah menahan hawa dingin, apalagi Bagas tidak membawa jaket.

" Kamuuuu,...!" teriak Nicky, di lihatnya jam di dinding sudah pukul 00.53. " Kenapa tidak menelponku kalau kamu menjemputku Gas,..?" sungguh hilang kesabaran Nicky.

Belum ada suara Bagas menjawab kecuali terdengar nafas Bagas yang tidak beraturan.

" Aku ingin mengejutkanmu dengan menjemputmu,..." jawab Bagas kemudian. suaranya makin lemah dan terdengar suara keras yang Nicky dengar " Brruuukkk "