"Aku harap kamu bisa mengerti dengan keinginanku ini Ka," ucap Nicky dengan penuh harap seraya memandang kekasihnya Raka yang sekarang berada di depannya.
"Ini mungkin terasa berat buat kita berdua, tapi kamu tahukan Ka? kalau sudah lama keinginan ini ingin aku wujudkan, dan sekarang sepertinya waktu yang sangat tepat," lanjut Nicky mencoba menjelaskan dengan tenang pada Raka.
Beberapa kali Nicky melihat Raka menghela nafas panjang, bibir Raka masih diam namun matanya banyak sekali berbicara.
Raka menarik tangan Nicky, di genggamnya dengan penuh kelembutan.
Sentuhan Raka sangat menenangkan hati Nicky, seakan sebuah jawaban yang sangat membuat Nicky semakin sangat mencintai Raka.
"Kamu tahu Nick," Raka memandang Nicky dengan wajah sendu.
"Apapun yang kamu inginkan, aku selalu mendukungmu, aku percaya apapun yang kamu lakukan adalah untuk hal yang baik, jika memang kamu ingin mencari pengalaman di luar sana, mungkin waktunya memang sangat tepat," kata Raka sambil memeluk tubuh Nicky dengan erat, mengalirkan kehangatan seakan-akan menjaga Nicky dari rasa takutnya.
Memang sudah sangat lama memang Nicky ingin bekerja di luar kota jauh dari kota kelahirannya.
Dan sekarang Nicky mengambil kesempatan itu, di saat beberapa hari yang lalu surat lamaran Nicky di terima sebagai tenaga mengajar di sekolah swasta SMA Mahardika di kota Bandung.
"Ka, jika aku sudah di sana nanti, apakah kamu dengan mudah akan melupakan aku?" tanya Nicky dengan perasaan kuatir.
"Apa kamu berharap aku akan melupakanmu Nick?" goda Raka dengan senyum lesung pipitnya.
Nicky menggelengkan kepalanya.
"Berjanjilah padaku, kalau kamu tidak akan melupakan aku?" pinta Nicky dengan sungguh-sungguh.
"Aku berjanji padamu Nick, aku akan selalu setia di sini, sampai pada waktunya kamu pulang." ucap Raka sambil mengusap lembut rambut Nicky.
"Trimakasih Ka, aku juga berjanji padamu untuk selalu setia saat aku di sana." ucap Nicky dengan tersenyum bahagia.
"Akan aku usahakan jika aku ada libur dan tidak ada tugas dari rumah sakit, aku akan mengunjungimu." ucap Raka membalas senyuman Nicky yang selalu indah di matanya.
Dan di kota Bandung sekarang inilah Nicky memulai kisahnya jauh dari keluarga dan kekasihnya RAKA ENDAR WIBAWA.
***
Sudah hampir dua minggu Nicky menjalani rutinitasnya di sebuah komplek elite yang jarak dengan tempatnya mengajar, hanya bisa di tempuh sekitar 15 menit dengan berjalan kaki.
Pada awalnya Nicky mendapatkan tempat kost yang lumayan jauh dengan tempatnya bekerja.
Berhubung selama seminggu Nicky sudah mengenal akrab dan dengan teman-teman rekan kerjanya, terutama teman barunya Hana yang kaya raya yang begitu baik, dan begitu cepat menganggap Nicky sebagai saudaranya.
Nicky di minta tinggal bersamanya, dan itu tak bisa di tolak Nicky, karena Hana memaksanya dengan beralasan dia tinggal sendirian dan merasa kesepian.
Yahh..akhirnya tinggallah Nicky di komplek elite itu, tempat tinggal yang besar dan mewah.
Rumah tetangga-tetangga sebelah juga tak kalah mewahnya bahkan ada beberapa yang menyerupai mansion.
Tidak ada perubahan yang terlalu besar dalam hari-hari Nicky, semenjak hidup di kota Bandung.
Nicky sangat menikmati hidup barunya jauh dari keluarga juga kekasihnya Raka.
Di awal bekerja Nicky berinteraksi dengan murid-muridnya dengan sangat baik. Nicky tetap selalu semangat dan selalu tersenyum. Dengan para guru pun Nicky sudah merasakan adanya kenyamanan dan kebersamaan.
Hubungan jarak jauh dengan keluarganya yang di Surabaya pun tetap berjalan baik.
Nicky selalu menyempatkan memberikan kabar, apalagi dengan kekasih hatinya Raka, yang kadang kala membuat hati Nicky merindu.
Sering juga di saat hati Nicky merindu, dia melakukan video call, sebaliknya pun Raka juga sering melakukan panggilan video call sekedar melepas rindunya pada Nicky.
***
Hari Minggu adalah hari-hari yang selalu di tunggu Nicky. Banyak kegiatan yg biasanya Nicky lakukan, dari joging pagi, bersih-bersih rumah, bersihkan taman, bahkan hangout dengan Hana dan teman lainnya.
Seperti minggu ini, setelah pekerjaan Nicky beres semua, dan sarapan pagi juga sudah di lakukannya, Nicky kembali bersantai di kamarnya sambil membaca novel, hoby Nicky yang tidak bisa dia tinggalkan sejak SMA. Tanpa terasa sudah hampir 1 jam Nicky menikmati baca novelnya sambil dengerin musik slow romance.
"Tok...Tok...Tok"
Suara pintu terketuk dari luar.
"Nick, buka pintu," teriak Hana dari luar.
"Ada apa Han." jawab Nicky sambil beranjak dari tempat tidur untuk membuka pintu.
"Ada tamu di luar Nick, mencari kamu...dari Surabaya katanya." jelas Hana sambil senyum nyengir menggoda, matanya berkedip-kedip lucu.
Hati Nicky langsung berdegup kencang,
"Apa Raka yang datang?" batin Nicky, karna mengingat semalam di telpon Raka menggoda habis dirinya dengan mengumbar kata-kata kangennya.
"Masak iya sih Raka, ini kan baru mau tiga minggu berjauhan, apa sudah begitu rindunya seperti diriku." pikir Nicky tak ada habisnya sambil senyum-senyum sendiri.
"Hai jangan melamun, cepat sana temui dia." kata Hana mengagetkan Nicky dengan mengibaskan tangannya di wajah Nicky.
"Iya...iya." kata Nicky sambil spontan mencubit perut Hana.
Setengah berlari Nicky berjalan keluar masih dengan hati yang masih berdegup kencang.
"Ceklek"
" Hai, apa aku mengejutkanmu?" sapa Raka dengan senyum di lesung Pipitnya.
Sosok wajah yang beberapa terakhir di rindukan Nicky, muncul tepat di hadapannya.
Yah, siapa lagi kalau bukan kekasih hati Nicky, "RAKA ENDAR WIBAWA"
Masih dengan senyum lebarnya serta lesung pipit yang terlihat jelas di salah satu pipinya, membuat Nicky terpaku diam tak bisa bergerak, tetap berdiri kaku tak berkedip.
Nicky baru tersadar saat Raka memencet hidungnya dan memeluk Nicky dengan begitu hangat.
"Aahhh...dekapan hangat ini kurasakan kembali, yang sejak tiga minggu yang lalu sudah tidak aku dapatkan." batin Nicky.
Tak terasa airmata Nicky menetes.
Nicky selalu merasa begitu cengeng jika sudah di hadapan Raka.
Nicky sangat seperti gadis kecil bila di bandingkan dengan kedewasaan Raka, itu sudah sejak dari mereka menjalin sebagai sepasang kekasih.
"Tidak menyuruhku masuk Nick." Raka menjauhkan badannya masih dengan menatap Nicky lembut.
"Ehhh ya...masuk Ka, ini sangat mengejutkan ku, amat sangat." gugup suara Nicky.
Di gandengnya tangan Raka masuk ke dalam rumah, menuju ke ruang tamu.
"Duduklah Ka, kamu pasti sangat capek dalam perjalanan dari Surabaya ke sini." Nicky mengamit tangan Raka untuk duduk di dekatnya.
"Tidak terlalu capek, kan hanya beberapa jam Nick." balas Raka sambil menyandarkan punggungnya di sofa.
"Bentar ya Ka, aku ambilkan minum dulu." ucap Nicky seraya beranjak berdiri, tapi secepat itu tangan Raka menariknya begitu cepat, sampai Nicky terjatuh dalam dekapan Raka.
Raka memeluk tubuh Nicky erat, seakan tak bisa melepaskannya lagi.
Pelukan Raka yang hangat membuat jantung Nicky berdegup kencang.
"Ka...sudah memeluknya, nafasku sesak." ucap Nicky mencoba melepaskan diri, malu juga jika nanti ketahuan Hana.
"Biarkan sejenak seperti ini Nick, aku sangat merindukanmu, amat sangat." kata Raka dengan suara parau.
Mendengar suara Raka yang parau, membuat Nicky tanpa sadar membalas pelukan Raka, di belainya rambut Raka dengan lembut.
Nicky mencoba mengalirkan rasa sayangnya pada Raka.
"Aku sadar aku juga sangat merindukannya." dalam hati Nicky.