Setelah menceritakan semua ke Raka mengenai hubungannya dengan Bu Elina, Perasaan Nicky menjadi lega dan dia sangat bersyukur karena hubungannya dengan Raka masih terjalin manis, bahkan lebih manis dari sebelumnya.
Raka semakin intens menelponnya di sela-sela waktu senggangnya, bahkan di hari liburnya kemarin Raka datang lagi ke Bandung untuk menemani Nicky sekedar jalan- jalan ke pantai.
Nicky tahu, ada ketakutan pada diri Raka semenjak tahu kalau Ibu Elina ingin Nicky dekat dengan putranya.
Ada hikmah yang di ambil Nicky, Raka semakin menunjukkan rasa sayang dan perhatiannya.
Dan itu membuat hati Nicky bahagia.
Hubungan Nicky dengan Bu Elina juga semakin baik walau jarang bertemu, karena Bu elina lebih sering bepergian.
Namun demikian Bu elina tiap hari selalu memberinya kabar.
Dan terkadang juga minta tolong Nicky untuk membelikan kue kesukaan Bagas. Dan Nicky dengan tulus menuruti keinginan Bu elina walau Nicky tidak bisa memberikannya secara langsung tapi Nicky titipkan ke Pak Parman penjaga rumah Bu Elina.
Hingga sore ini Nicky mendapat kejutan dengan hadirnya Bu Elina di rumahnya.
Nicky baru sampai di rumah dan di beritahu Hana jika Bu elina sudah lima belas menit yang lalu menunggunya di ruang tamu.
Nicky mendatangi Bu Elina mengucapkan salam dan mencium punggung tangan Bu Elina.
"Kenapa mama tidak memberitahu saya lebih dulu, jadi mama tidak akan menunggu seperti ini." Nicky mendekati Bu elina dan duduk di sampingnya.
Bu elina membelai pipi Nicky dan tersenyum lembut.
"Tidak apa Nak, mama hanya ingin memberi kejutan padamu saja."
Hati Nicky serasa berbunga dengan kejutan Bu Elina dengan kedatangannya yang tiba-tiba dan itu juga membuatnya jadi penasaran.
"Memangnya ada apa Ma, kalau ada sesuatu kan Mama bisa memanggilku ke rumah."
"Nak...Mama ingin memberikan pekerjaan sampingan buatmu, apakah kamu mau sayang?" Bu elina bertanya sambil menatap tepat kedua mata Nicky seolah mengharapkan sesuatu yang harus di penuhi.
Nicky tersenyum lebar, senang jika memang ada pekerjaan sampingan di mana penghasilannya akan bertambah.
Karena memang gaji nya mengajar tidak terlalu besar walau itu sudah membuatnya bersyukur.
"Pekerjaan sampingan apa itu Ma?" tanya Nicky masih penasaran sambil mengenggam erat tangan Bu Elina.
"Menemani kerja Bagas Nak."
"DEG"
Jantung Nicky kembali berdegup kencang.
Ucapan Elina membuat Nicky gugup dan tidak mengerti maksud dari Bu Elina.
Bu Elina tahu Nicky pasti terkejut untuk itu Bu Elina menjelaskannya lebih detail.
"Nak Nicky hanya menemani Bagas kerja di saat Nak nicky setelah mengajar, istilahnya buat mama bukan hanya bekerja paruh waktu tapi juga memperhatikan segala keperluan Bagas dalam bekerja. Soal gaji nanti Nak Nicky tetap akan mendapatkan gaji full, bagaimana nak?" Bu Elina menjelaskan panjang lebar soal keinginanya.
Nicky masih belum bergeming, pikirannya masih tidak menerima penjelasan Bu elina. Rumit yang Nicky rasakan bukan karna masalah pekerjaan paruh waktunya, tapi karena pekerjaan paruh waktunya melibatkan dirinya dengan Bagas.
Jujur Nicky sangat bingung untuk menjawabnya dia masih perlu waktu untuk berpikir, dia tidak ingin gegabah.
Selang beberapa detik, Nicky menatap Bu Elina dengan pandangan penuh permohonan maaf.
Nicky menghebuskan nafasnya dengan berat mencoba menjawab permintaan Bu Elina.
"Mama...sebelumnya saya mohon maaf." Nicky menggengam erat jemari Bu Elina, dan menaruhnya di pangkuannya. dan melanjutkan kata-katanya.
"Mama...saya harus memikirkan terlebih dahulu sebelum menerima pekerjaan ini, karena saya harus cek lagi dengan waktu pekerjaan saya di sekola." Nicky mencoba memberi alasan yang tidak membuat Bu Elina kecewa.
"Beri saya waktu beberapa hari Ma...untuk memikirkannya." lanjut Nicky.
Bu Elina mengangguk lemah seakan putus asa, dia tidak tahu kenapa dia sangat menyukai Nicky sejak bertemu dan berharap lebih terhadap Nicky. Ingin sekali Nicky menjadi seseorang yang dekat dengan putranya.
Bu elina sangat yakin jika Bagas bersama Nicky, hidup Bagas akan bahagia dan kembali normal.
"Baiklah nak...berpikirlah lebih dahulu, tapi jangan lama ya sayang, karena besok lusa mama akan terbang lagi ke jakarta." Ucap Bu elina penuh pengharapan.
"Ya Ma...segera akan saya kabari Mama, sebelum mama berangkat besok lusa." Balas nicky lembut, mencium kedua tangan Bu Elina.
***
Nicky masih memikirkannya hingga menjelang malam. Dia tak mampu untuk berpikir lagi, apa yang harus di jawabnya nanti menerimanya atau menolaknya.
Nicky berpikir dia harus bertanya ke Raka terlebih dahulu karena dia sadar Raka pun berhak tahu soal ini, dan ijin Raka juga yang dia perlukan kerena Nicky tidak ingin hubungannya dengan Raka akan bermasalah hanya soal seperti ini.
"Baiklah besok pagi sekali aku akan menelpon Raka, dan meminta pendapatnya." kata nicky dalam hati, dan mencoba memejamkan matanya untuk segera tidur.