Chereads / Pernikahan Paksa / Chapter 16 - Menikah (1)

Chapter 16 - Menikah (1)

Rendi bersiap dengan kemeja dan jasnya. Semua keluarganya sudah menunggu di ruang keluarga. Wajah Rendi terlihat keruh. Tapi Ia benar-benar tidak bisa mengelak lagi. Ia sudah berjanji. Rendi menghela nafasnya, sesaat pikirannya melayang mengingat Yesi yang sudah melakukan tindakan yang membuatnya kaget. Rendi meraba bibirnya yang dicium paksa oleh Yesi. Ia lalu menggelengkan kepalanya. Waktu ternyata dapat merubah sifat seseorang. Atau memang Yesi tidak dapat menahan perasaan dan emosinya?

"Kakak!! Cepatlah, Kita semua sudah menunggu. Acaranya dimulai pukul tujuh lho Kak," Serena terdengar mengetuk pintu kamarnya. Malas-malasan Rendi keluar.

"Ya..ya..ini juga mau keluar"

Serena menatap wajah kakaknya yang sedikit keruh. "Mau dinikahin Kho murung, cheer up atuh Kak"

"Nikah paksa" Rendi bersungut-sungut sambil melangkah menuju keluar. Serena menutup mulutnya menahan tawa. Salah sendiri ga nikah-nikah. Giliran dipaksa baru kapok.

Semua orang sudah berkumpul menunggu Rendi. Tidak ada satupun yang berkomentar. Mereka tahu Rendi tidak menyukai pernikahan ini. Hanya Serena saja yang selalu berani menggodanya.

Ayahnya Rendi menepuk pundak putranya. "Maafkan Ayah. Ayah tidak kuasa menahan Kakekmu" Katanya prihatin.

Rendi menggelengkan kepalanya. " Tidak apa Ayah, mungkin ini yang terbaik"

"Tentu saja Ayah!! Dari dulu firasat Kakek tidak pernah salah. Kakak Rendi pasti hidup bahagia dengan Jasmine" Serena berkata Dibelakang Rendi.

"Anak kecil tau apa?" Kata Rendi sebal

"Ingat Kakak..Dia adalah temanku" Serena tertawa lebar.

"Serena!! Jangan ganggu kakakmu!!" Ibunya membentak Serena. Serena langsung mingkeum. Rendi mengusap-usap kepala adiknya. "Tidak apa-apa Bu, Serena cuma terlalu perduli sama kakaknya"

Serena menjulurkan lidahnya pada ibunya.

"Cuma Kak Rendi yang sayang sama Aku dirumah ini" Kata Serena sambil memeluk Kakaknya.

Semua jadi tersenyum bahagia.

***

Pernikahan dilangsungkan di Villa milik Kakek nya Jasmin di Daerah pegunungan C. Tidak ada pesta resepsi megah. Karena memang pernikahannya hanya akan diselenggarakan diam-diam. Resepsi akan digelar setelah Jasmine selesai sekolah. Jadi sekarang Hanya akan ada akad nikah yang dihadiri oleh keluarga dan pihak KUA.

Suasana di Villa sudah ramai. Walaupun hanya Keluarga tetapi karena yang hadir dua keluarga maka yang datang cukup banyak juga. Diam-diam Kakeknya Jasmine membawa calon istrinya. Seorang Janda berusia lima puluh tahun. Jasmine baru tahu kalau kakeknya punya kekasih. Ih..usia sudah enam puluhan masih genit. Pantesan maksa-maksa Jasmine nikah mungkin dia ingin menikah juga.

Jasmine jadi makin morang-maring. Gaun putihnya yang sangat indah karena bertabur kristal tidak membuat Jasmine terhalang untuk mondar-mandir di kamar pengantinnya. Mahkota Tiara milik Neneknya Rendi terlihat sangat indah dikepala Jasmine. Rambut panjangnya ditata ke atas dan dijuntaikan sedikit ke arah wajahnya yang mungil. Malam ini bulan purnama saja sampai minder melihat Jasmine.

Mereka segera menyembunyikan diri dibalik awan kalah dengan pesona Jasmine yang luar biasa. Bibirnya yang mungil terpoles lipstik warna merah muda. Riasan wajah yang ringan tetapi malah semakin memancarkan keindahan dan pesona Jasmine.

Mbok Narsih berulangkali berdecak kagum. Nonanya ini makin lama makin cantik. Sungguh beruntung pria yang bisa menikahinya. Ia lah yang tahu bahwa Jasmine sebenarnya sangat baik. Tetapi Ia kekurangan kasih sayang ayah dan ibu. Hidup berdua hanya dengan kakeknya yang bahkan sering bepergian ke dalam dan luar negeri membuat hidup Jasmine menjadi tidak terkendali. Memang sudah saatnya harus ada yang mengendalikan.

"Non...senyum dikitlah, Biar cantiknya makin terlihat" Kata Mbok Narsih sambil membetulkan gaun Jasmine yang sedikit kusut dibagian pinggang. Pinggang Jasmine begitu ramping dengan pinggul yang berisi. Sepasang kaki yang panjang yang hampir selalu tertutupi. Jasmine tidak memiliki rok pendek. Ia keluar selalu mengenakan celana jens panjang. Kecuali di rumah Ia baru mengenakan celana pendek. Jasmine juga tidak memiliki banyak gaun. Hanya beberapa untuk menghadiri pesta undangan.

Jadi setiap Jasmine mengenakan gaun hasilnya pasti menjadi sangat luar biasa.

"Nona.. Keluarga mempelai pria sudah datang. Akadnya akan segera dimulai" Tiba-tiba dari arah pintu ada suara.

Jasmine semakin cemberut. "Aku bersumpah akan membuat pria itu hidup menderita"

"Hus..jangan berbuat durhaka terhadap suami sendiri" Mbok Narsih sambil menuntun Jasmine keluar dari kamar. Mata Jasmine jadi berkaca-kaca saking marahnya.

Ketika Jasmine menuruni tangga suasananya persis seperti Cinderella yang menuruni tangga menuju ruangan pesta dansa.

Rendi sampai terpesona, matanya menatap takjub pada Jasmine. Bukan hanya Rendi tapi Fatih dan Sandri dua orang sepupu Rendi langsung menjadi iri. Dan mulai menuduh kakek mereka pilih kasih. Kenapa bukan mereka yang dijodohkan dengan Jasmine.

Wajah mendung Jasmine tidak mengurangi kecantikannya sedikitpun. Malah semakin membuat Jasmine tambah cantik.

"Naaah... Cucuku yang cantik sudah turun. Ayo kita mulai akadnya biar cepat selesai. Nanti keburu malam." Anwar Kakeknya Jasmine menyambut Jasmine. Jasmine melirik kakeknya dengan sebal. Mau membuangnya agar Kakeknya bisa menikah lagi. Huh... kebangetan. Jasmine ngomel-ngomel ga karuan.

Jasmine lalu melirik ke arah Rendi dan Rendi juga meliriknya. Rendi tersenyum tapi Jasmine membalasnya dengan Manyunan. Bibirnya sampai berkerut-kerut. Matanya melotot judes. Rendi mengangkat alisnya. Wajah Jasmine sudah menunjukkan Ia siap mengajak perang pada Rendi.

Rendi sendiri tetap bersikap tenang, Di usianya yang ke dua puluh tujuh adalah hal konyol kalau harus melayani gejolak emosi masa puber. Dan yang paling konyol adalah Kakeknya yang menikahkan dia dengan anak SMA.

Mulut Jasmine mencibir ke arah Rendi. Rendi mengangkat alisnya sambil tersenyum. Ia melangkah tenang menuju ruang tempat akad berlangsung.