Sewaktu Rendi sedang bermain kartu. Jasmine mengendap-endap keluar dari kamarnya. Ia mengganti gaun pengantinnya dengan celana jeans dan kaos. Tidak lupa Ia memakai jaket kulit. Ia juga meraih pisau belati dari bawah kasur kemudian menyelipkan di balik jaketnya. Hidup dengan makhluk malam tidak akan pernah tahu bahaya apa yang akan mengancamnya.
Apalagi Jasmine seorang wanita yang sangat cantik jadi Ia harus selalu berjaga-jaga. Sebenarnya mereka itu akan selalu menjaga Jasmine jika dalam keadaan sadar. Tapi siapa yang bisa menebak apa yang akan mereka lakukan apabila mereka sedang mabuk. Dan Jasmine bukanlah gadis bodoh yang bisa diperdaya orang sebegitu mudah. Sebenarnya Ia sangat pintar tetapi Ia tidak menggunakan otaknya untuk hal yang benar.
Sejak pukul 7 Ia sudah menyuruh Iksan untuk standby di ujung villa nya sambil membawa motor balapnya. Jarak dari Daerah C ke B kalau jalan sepi bisa sekitar satu sampai dua jam. Makanya Jasmine minta Iksan nunggu dari jam 7 malam sehingga ketika Ia ada kesempatan maka Ia bisa langsung kabur.
Pukul 9 acara sudah selesai dan Rendi malah main kartu. Sedangkan Serena juga pamit tidur. Jadilah Jasmine cuma sendirian di kamar pengantin. Ia langsung menyelinap keluar.
"Iksan..Iksan..Ayo kita cabut, Nanti keburu ketahuan" Jasmine segera naik ke atas motornya.
"Siapa yang dibonceng? " Iksan nanya sambil ketakutan. Jasmine melotot, "Siapa?? Pertanyaan bodoh, tentu saja Elu yang di bonceng. Cepat naik!! Dibonceng sama Elo, bisa-bisa nyampe ke B nya taun depan."
Jasmine mulai menggerung-gerung motornya. Takut-takut Iksan naik. Kalau ga kepepet Iksan paling ga mau dibonceng Jasmine. Dan benar saja begitu Iksan duduk dibelakang Jasmine maka Jasmine langsung ngegas motornya dan motor langsung melesat diiringi jeritan Iksan.
'Lalaluan siah Jasmine!! Aing can kawin!!"*) Iksan berteriak ditimpali suara Jasmine yang tertawa. "Bodo amat..yang belum kawin kan Elu..Guemah udah!!"
"Apa!!! Jasmine, Kamu udah kawin?? Apa maksudnya?" Iksan terkaget-kaget.
"Ga usah banyak nanya, berdoa aja kita selamat" Kata Jasmine sambil berkonsentrasi menjalankan motornya. Ia memang cepat menjalankan motor tapi tetap ga mau konyol celaka di jalan. Dengan kecerdasan dan kemahirannya mengendarai motor dijalan Jasmine memperhitungkan setiap kali Ia mengendarai motornya. Safety tetap nomor satu.
Karena ketakutan Iksan refleks memegang pinggang Jasmine. Jasmine langsung teriak " Wey..itu tangan megang yang bener. Gue tendang dari motor nanti" Jasmine protes.
"Gue takut jatuh kalau megangan ke belakang"
"Gue pelanin..asal jangan megang pinggang Gue" Kata Jasmine sambil melambatkan laju motornya.
"Kamu sensitif amat sih Jasmine? Gimana kalau udah nikah. Emang nanti kalau udah nikah, setiap suami kamu mau megang mau kamu banting" Kata Iksan ngomel-ngomel. Tapi Ia sekarang rada lega. Jasmine mengendarai motornya dengan kecepatan standar karena Ia harus memegang ke pegangan jok belakang.
Jasmine terdiam. Iksan ga tau kalau malam ini sebenarnya Ia kabur dari kamar pengantinnya karena takut sama Rendi. Ia takut diapa-apain sama Rendi. Ia juga tidak bisa menghajar Rendi malam ini. mengingat di villa banyak orang. Tidak bisa dibayangkan kalau Rendi sampai babak belur. Ia pasti dimarahin Kakeknya. Mana wajah Rendi begitu putih, mulus dan imut. Boro-boro di hajar sampai babak belur. Dicoel dikit saja pipinya pasti langsung merah. Apalagi ditabok.
"Apa si Alex udah ngehubungin Elo?" Tanya Jasmine mengalihkan pembicaraan.
"Ya sudah, Iya nunggu di tempat biasa jam 12 malam. "
"Jasmine katanya Kamu ga akan balapan malam ini. Kenapa sekarang tiba-tiba pergi"
"Iya sebenarnya hari ini ada acara keluarga hanya saja Aku bisa menyelinap keluar"
"Kamu mah..beneran pisan. Bela-belain kabur dari acara keluarga hanya untuk balapan" Kata Iksan sambil geleng-geleng kepala.
Jasmine cuma tersenyum. Sebenarnya Ia juga malas harus maksain dari Kota C ke kota B tapi Ia ketakutan menghadapi Rendi suaminya sendiri. Bukannya Ia tidak berani menghajar Rendi. Hanya saja Ia takut Kakeknya akan marah.
Akhirnya setelah lambat satu jam karena Jasmine menjalankan motornya perlahan. Mereka sampai di jalan Diponegoro. Tampak Alex sudah menunggu dengan motor nya. Ia adalah kepala geng motor yang karismatik. Ia sebenarnya anak orang kaya tetapi karena broken home. Alex lebih memilih menjadi raja jalanan. Ia dari tadi menunggu Jasmine datang. Gadis cantik itu membuat hidupnya menjadi lebih bergairah. Sudah hampir setahun sejak Ia mengenai Jasmine di suatu malam Alex diam-diam mencintai Jasmine.
Alex masih ingat saat itu Jasmine terlambat pulang karena harus kerja kelompok. Ia pulang jam 11 malam karena habis kerja kelompok Jasmine malah nonton di bioskop. Motor Jasmine tiba-tiba mogok pas di depan Alex dan anak buahnya yang sedang nongkrong. Melihat Jasmine yang begitu cantik Iseng salah satu anak buahnya menggoda Jasmine.
Jasmine tidak menerima digoda Ia lantas menghajar anak buah Alex sampai babak belur. Ketika Jasmine menghajar anak buahnya. Alex menatap terheran-heran, apalagi lantas ketika anak buahnya yang lain mencoba ikut membantu temannya yang dihajar Jasmine malah kena hajar juga.
Jasmine benar-benar luar biasa karena berhasil merobohkan lima orang anak buahnya Alex hanya dalam hitungan menit. Alex lantas menawarkan Jasmine untuk ikut anggota mereka. Tidak disangka Jasmine merasa tertarik dan ikut bergabung. Yang membuat Alex makin terpesona Jasmine berhasil mengalahkannya dalam balapan motor.
Yang membuat Alex semakin kagum. Jasmine tidak seperti wanita yang ikut geng motor lainnya. Ia hanya tertarik dengan balapan. Ia tidak pernah terlibat pencurian, pembegalan, merokok, minum apalagi narkoba. Jasmine malah kerap mentraktir anak buahnya Alex. Jasmine seperti perawan di sarang penyamun. Mawar berduri yang tumbuh di semak belukar.
Alex dan anak buahnya sangat menghormati dan menghargai Jasmine. Apalagi Alex yang diam-diam Ia jatuh cinta pada Jasmine.
Jasmine tersenyum pada Alex yang sedang menghisap rokok. Motor Jasmine tepat berhenti didepan Alex. Jasmine membuka helmnya seraya mengibas-ngibaskan rambut panjangnya. Jasmine memakai sepatu jingle membuat Ia tampil sangat menawan apalagi Ia datang dengan wajah ber-make up lengkap.
"Tumben Kau pakai kosmetik, cantik banget" Kata Alex sambil tersenyum kagum.
Jasmine mengusap bibirnya oleh punggung tangannya. Dan Ia langsung mengumpat-ngumpat ketika dilihatnya ada tanda merah bekas lipstik. Sial... Jasmine menggerutu Ia tadi lupa tidak menghapus bekas riasan.