"Kau mendapatkan burung merak yang luar biasa cantiknya" Kata Fatih sambil menatap Jasmine kepada Rendi. Rendi menatap Fatih sambil memainkan gelas minumnya. Ia jelas tidak suka melihat pandangan liar Fatih terhadap Jasmine. Rendi sudah menikahi Jasmine berarti Jasmine adalah miliknya. Tidak boleh ada siapapun yang berani berbuat kurang ajar kepadanya.
"Kenapa Kau tidak minta kepada Kakek untuk memilihkan juga jodoh untuk mu, Kali aja Kau akan mendapatkan burung Cendrawasih" Rendi menjawab.
'Hmmm... Aku pikir Kakek tidak akan menganggap diriku selemah dirimu. Mungkin Dia percaya Aku akan bisa mencari jodoh sendiri."
"Oh ya!! Kalau begitu mengapa Kau terlihat sangat tertarik melihat istriku?" Rendi langsung berkata dengan tajam pada Fatih yang sedari tadi tidak berhenti menatap istrinya.
Fatih tersedak menyadari bahwa Ia terlalu memperlihatkan rasa sukanya pada Jasmine.
"Kau jangan terlalu sensitif Kakak, Istrimu memang sangat cantik, membuat mata susah lepasnya, Kau harus menjaga dia baik-baik. Aku berani taruhan. Yang menginginkan dia pasti banyak. Kau memiliki banyak pesaing"
Rendi tersenyum Ia lalu memanggil Jasmine dan Serena.
"Jasmine!! Serena!!" Kata Rendi sambil melambaikan tangannya memanggil mereka.
Jasmine dan Serena menoleh pada Rendi dan Fatih. "Kakakku memanggil mu, Ayo kau kesana!" Serena mendorong Jasmine untuk mendekati Rendi.
Jasmine malah terdiam, "Ia juga memanggilmu. Aku takut.." Bisik Jasmine.
"Takut apa?? Bukannya Kau mau menghajar kakakku?"
"I..iya..tapi bukan di sini. Sekarang banyak orang, tidak bagus berkelahi di sini" Kata Jasmine.
"Kau..ini" Serena menggelengkan kepalanya Ia bingung dengan kelakuan Jasmine yang kadang mirip preman, kadang mirip anak kecil yang bego. Kadang Ia kasar kadang Ia merengek seperti anak manja.
Ia lalu menarik tangan Jasmine dan membawanya ke hadapan Rendi. Rendi merangkul bahu Jasmine. Jasmine terlihat membeku, wajahnya memerah. Seumur hidupnya baru kali ini Ia dirangkul laki-laki selain Kakeknya. Ia ingin menepiskan tangan Rendi. Tapi disini banyak orang. Ia tidak ingin menimbulkan kekacauan.
Serena tersenyum menyadari Jasmine sedang resah. Sebagai sahabatnya dalam setahun ini. Ia tahu persis Jasmine tidak suka disentuh pria. Tangan Jasmine mengepal erat.
"Jasmine, ini adalah Fatih. Adik sepupuku dan Serena. Kau silahkan berkenalan dengannya!!"
Fatih lalu mengulurkan tangannya ke arah Jasmine.
Jasmine terdiam Ia tidak suka bersalaman dengan Fatih. Tetapi Fatih menganggap bahwa Jasmine malu-malu.
"Kamu tidak usah sungkan denganku Aku adalah adik iparmu." Kata Fatih sambil mengambil tangan Jasmine hendak menyalaminya. Tapi wajah Jasmine jadi berubah saat disalami Fatih. Tangan Jasmine yang dipegang Fatih tampak bergerak cepat. Tangan dalam genggaman Fatih membalikkan posisinya yang asalnya berada di bawah menjadi di atas lalu dengan gerakan tidak terduga Jasmine menarik tangan itu ke arah depan lalu membantingkan tubuh Fatih ke depan hanya dengan sekali bantingan.
Serena dan Rendi menatap takjub bagaimana Jasmine memegang tangan Fatih lalu menariknya ke depan , mengangkat tubuhnya dengan cepat untuk kemudian membantingnya. Tubuh besar Fatih seketika terbanting ke bawah. Fatih memekik kaget. Ia langsung berdiri kembali usai dibanting Jasmine. Mukanya pucat pasi. Menatap Jasmine dengan wajah gelap. Ternyata di depannya bukanlah seorang bidadari tetapi monster berwujud Dewi kecantikan.
Rendi dan Serena kemudian tertawa terbahak-bahak. Untungnya di ruangan itu tidak ada para orang tua. Karena mereka semua sedang makan di ruangan makan. Rendi sudah tahu bagaimana Jasmine membenci sentuhan pria dari Serena. Menyaksikan bagaimana Fatih begitu kurang ajar pada Jasmine membuat Rendi ingin memberi pelajaran pada Fatih. Makanya Rendi dengan sengaja memanggil Jasmine dan Serena.
Jasmine sendiri langsung menatap tajam pada Fatih. "Gue eh Aku peringatkan untuk tidak menyentuhku. Aku tidak mau disentuh seorang pria"
"Kau tidak perlu membantingku seperti itu. Itu sangat kasar. Lagipula bagaimana Kau tidak mau disentuh pria. Malam ini adalah malam pengantin Kalian. Rendi pasti akan habis-habisan menyentuhmu" Fatih bicara sambil mengusap-usap pinggangnya yang serasa patah. Untungnya Ia juga ahli beladiri sehingga badannya terbiasa dibanting-banting.
Wajah Jasmine menjadi pucat pasi. Ia melirik ke arah Rendi. Rendi malah tersenyum sambil mengusap-usap bibirnya oleh ujung jempolnya. Bulu matanya yang panjang dan lentik mengerjap.
"Benarkah Apa yang dikatakan saudaramu??" Tanya Jasmine memastikan.
"Tentu saja, Kau kan Istriku. Bagaimana mungkin tidak akan Aku sentuh. Nanti Aku berdosa" Rendi mengedipkan matanya dengan genit.
"Elu jangan main-main, Gue kagak bakalan mau Elu sentuh, Gue pasti akan menghajar Elu" Jasmine mengepalkan tangannya. Rendi malah tersenyum. Jasmine heran kenapa wajah Rendi tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan sama sekali.
"Kekuatan seorang istri akan hilang dihadapan suaminya. " Rendi malah meracuni Jasmine. Jasmine yang masih SMA tentu saja mempercayai kata-kata Rendi.
"Aakh..Elu Bohong!!"Jasmine menjerit Ia lalu menarik Serena menjauhi Rendi yang membuat Jasmine ketakutan.
"Serena..malam ini ijinkan Gue tidur bersama Elo, Gue takut... sangat ketakutan" Jasmine memegang tangan Serena. Kadang Ia bicara elu dan gue kadang aku dan kamu.
"Bagaimana bisa? Kalian kan sudah menikah." Serena mengerutkan Keningnya.
"Gue gak mau tidur sama Kakakmu. Aku takut.. Tolonglah Aku." Jasmine merengek sambil mencuri-curi pandang pada Rendi. Ia kini ketakutan melihat Rendi
"Bukankah Kau ahli Karate. Kau hajar saja dia kalau mau macam-macam."
"Tapi kata Kakakmu kekuatan wanita akan hancur di depan suaminya."
"Ah..Kak Rendi bohong. Jangan percaya. Malam ini Kau harus menunjukkan kekuatan mu dihadapan Kak Rendi sebagai suamimu. Malam ini sangat menentukan malam selanjutnya. Kalau Kau yang menang, maka kakakku akan bertekuk lutut selamanya pada mu"