Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 23 - Seseorang yang direkomendasi

Chapter 23 - Seseorang yang direkomendasi

Audi TT itu berhenti disebuah restoran. Jessica langsung mengenalinya karena tempat itu terparti dalam hatinya, dia telah menghargai restoran itu bahkan sebelum mereka mendapatkan bintang Michelin.

Tempat itu adalah MOZAIC. Meski bangunan mereka tidak begitu besar, restoran itu adalah restoran rekomendasi nomor satu di Kota B. Melihat kendaraan-kendaran mewah terparkir dihalaman. Kau akan langsung mengerti bahwa hanya kalangan atas yang makan disana.

Seorang pria kaukasia dengan seragam koki menyambut mereka dilobi restoran.

"Jessica, lama tidak berjumpa. Kau tampak semakin menawan."

"Terima kasih, Phil." Pria itu adalah Philip, chef utama Mozaic. Jessica telah menunggu beberapa bulan untuk bisa makan siang disana tapi Hans mengacaukannya.

Dulu kala, ayah Jessica selalu memesan meja dan makan bersama disana setiap bulannya. Tempat itu telah banyak berubah setelah mendapat bintang michelin.

Meski begitu Jessica tetap setia dengan Mozaic walau sekarang dia hanya bisa makan disana beberapa kali dalam setahun dan tentu tanpa sang ayah.

Sekarang Mozaic punya antrian panjang untuk setiap meja yang tersedia direstoran. Butuh beberapa waktu untuk bisa mendapatkan meja disana.

Lalu bagaimana Hans bisa mendapatkan meja untuk makan malam disana?

"Hans menghubungiku sebelumnya, dia minta maaf karena membatalkan acara kita kemarin. Karena aku tahu kau sangat ingin makan disini, aku memberi Hans jadwal lain."

Hans, sialan! Pria itu membatalkan acaranya seenaknya, mendapat kesempatan untuk jadwal baru dan tidak memberitahunya. Lalu sekarang Hans ingin menyebut ini hadiah. Hadiah pantatmu!

"Kalian memang beruntung, saat itu aku punya meja kosong dengan spot terbaik di tempat ini. Dimana Hans?"

"Dia sedang di Kota S untuk beberapa pekerjaan."

"Lalu ini…" Philip menilirik Jonatan penuh tanda tanya.

"Dia sekretaris baruku. Hans telah mengajukan pengunduran diri dan akan segera berhenti bekerja padaku. Jadi aku perlu mencari pengganti dan inilah dia, Jonatan Pratama."

Philip mengantar Jessica dan Jonatan ke lantai teratas restoran. Itu adalah ruang terbuka yang hanya terdapat beberapa meja yang kau bisa kau hitung dengan jari. Meja-meja itu diatur berjauhan untuk memberi ruang privasi.

Philip mengantar Jessica dan Jonatan pada meja di sudut ruangan. "Maaf karena aku tidak bisa menemani kalian makan, aku harus menyiapkan beberap hidangan khusus."

"Tidak masalah, silahkan lakukan pekerjaanmu dan jangan terlalu memikirkan kami."

Jonatan menikmati makanannya. Ia mengamati bagaimana Jessica berinteraksi dengan Philip. Jonatan tidak yakin apakah Philip bisa dikategorikan dalam kelompok yang sama dengan Thomas atau pria lainnya. Tetapi jika dia dapat melalui Hans, maka ia yakin Philip tidak akan menimbulkan masalah apa pun dengan Jessica.

Jonatan melirik sekitar, ada delapan meja termasuk meja mereka. Enam meja dengan pria dan wanita berpasangan sementara meja lainnya berisi sebuah keluarga kecil. Mereka semua tampak seperti pasangan harmonis dan romantis.

"Apa kau sering makan disini dengan Hans?" Jonatan mencoba mengangkat sesuatu untuk dibahas.

Setelah Philip pergi Jessica tidak bicara apa pun lagi. Wanita itu hanya membuka mulutnya untuk makan setiap hidangan yang datang.

Suasana hati Jessica sudah sangat bagus karena dia bisa makan masakan khusus yang dimasak oleh koki kesukaannya. "Bukankan ini pertama kalinya kau makan denganku?"

"Ya, ini kesempatan pertamaku." Jonatan mengikuti perubahan topik yang Jessica angkat.

"Dimasa depan, akan ada banyak kesempatan bagi kita untuk makan seperti ini. Biasakan dirimu untuk tidak terlalu banyak berpikir dan hanya makan apa yang ada didepanmu." Jessica memperingatkan Jonatan dengan sangat jelas.

Sepertinya wanita itu telah melihat kedalam pikiran picik Jonatan. Mereka memang makan malam romantis ditempat berkelas dengan suasana mendukung. Tapi mereka bukan apa-apa selain atasan dan bawahan. Apa yang Jonatan harapkan dari Jessica?

Jonatan berpikir terlalu jauh. Dia berharap jika mereka hanya akan makan berdua dimasa depan.

Setelah Jessica selesai makan Philip kembali dan berbincang denganya untuk beberapa waktu. Mereka minum beberapa gelas untuk basa-basi. Toleransi Jessica ternyata cukup baik, tapi Jonatan mengkhawatirkan wanita itu.

Untuk keamanan Jonatan memberanikan diri mengawal Jessica pulang bahkan sampai ke depan pintu apartemennya. Dengan Jonatan menempel disisinya, kali itu Jessica tidak berkomentar atau mengusir Jonatan.

***

Keesokan paginya, itu adalah hari ketiga tanpa Hans disana. Jessica harus menghadiri rapat direksi dan itu adalah rapat pertama Jonatan sejak ia bekerja sebagai sekretaris Jessica.

Beberapa minggu sebelumnya memang ada rapat seperti ini tapi Hans ada disana dan pria itu bahkan tidak membiarkan Jonatan hadir bahkan sebagai pajangan.

Jessica dan Jonatan muncul di menit-menit terakhir sebelum rapat dimulai. Pembahasan utama rapat itu adalah tentang produk terbaru yang akan dikeluarkan FLORENCE, sebuah brand dibawah Group J.

"Kami telah menunda proses pembuatan iklan karena belum juga mendapat aktris untuk berperan dengan aktor yang ada. Kami telah mengajukan semua aktris terbaik di negri ini tapi anda terus menolak mereka semua."

"Kau yakin telah mengajukan yang terbaik dari yang terbaik? Setahuku, aktris terbaik di negri ini baru saja memerkan produk saingan kita. Aku hanya menginginkan aktris terbaik, apakah aku salah?!'

Memang benar bahwa mereka telah membiarkan aktris terbaik di negri itu pergi mendukung perusahaan lain. Itu sebuah kehilangan yang cukup besar.

"Nona J, tolong bersikaplah lebih bijaksana, kami yakin ada salah satu dari aktris yang kami sebutkan layak untuk menjadi juru bicara Florence."

"Apa itu yang kau sebut layak, bagiku tidak ada satupun dari mereka yang layak."

"Lalu aktris seperti apa yang kau inginkan? Kau bisa menyebutkan beberapa kriterianya maka kami akan mencarinya untukmu." Direktur yang mendukungnya hanya bisa memberi nasihat bagus.

"Nona J, kami telah mendapat kecaman dari aktor yang terpilih. Kita sudah mundur beberapa waktu dari jadwal yang seharusnya. Bagaimana jika dia tiba-tiba berubah pikiran dan tidak ingin menandatangani kontrak bersama kami?"

"Jika dia tidak ingin, lalu kau bisa menggantinya dengan yang lain." Jessica mengucapkannya seolah-olah itu adalah hal mudah untuk mencari seseorang seperti yang dia inginkan.

Standar Jessica cukup tinggi dan selalu membuat orang-orang repot. Beberapa direktur menatap tak senang pada wanita muda itu. Beberapa dari mereka tak punya keberaninya untuk berargument tapi tak sedikit yang mencoba mengkonfrontasi Jessica secara langsung.

"Nona, bukankan Julian adalah pilihan anda sendiri. Dia adalah aktor terbaik di negri ini dan kami telah melakukan beberapa upaya untuk bisa mengundangnya sebagai juru bicara."

"Kau tidak bisa terus menerus menolak aktris yang kami sebutkan. Kau harus memilih salah satu dari mereka agar kami bisa memulai proses pembuatan iklan."

Para direktur mulai berbisik. Mereka bahkan belum sempat menandatangani kontrak dengan sang aktor.

Tak ada satupun dari mereka yang ingin kehilangan aktor ini setelah mereka kehilangan sang aktris terbaik.

"Nona kudengar Julian telah merekomendasikan seorang aktris. Mungkin kita dapat menggunakan seseorang yang dia rekomendasikan ini, bagiamana menurut anda Nona?"

"Nona J, kami berharap anda dapat segera memberi keputusan final menganai aktris yang akan menjadi juru bicara produk baru kami."

Wakil president direktur mencoba membantu menetralkan suasana keruh itu.

Seorang asisten memberikan sebuah dokumen pada Jessica mengenai aktris yang direkomendasikan oleh Julian.

Jessica membuka dokumen itu, tidak membaca apa pun disana selain menilik foto sang aktris dan akhirnya tertawa kecil.

Beberapa dirketur berpikir Jessica mungkin senang dengan aktris pilihan aktor mereka itu. Sayangnya kenyataan sering tak seperti yang diharpakan.

"Kita tidak membutuhkannya."