Chereads / Sekretaris Tampan ini Miliku / Chapter 17 - Sebuah Peringatan

Chapter 17 - Sebuah Peringatan

"Kau ingin menghidariku dengan cara seperti ini?!"

Pria jangkung diujung koridor itu membuang ludahnya dan segera berpaling dari pemandangan intim Jessica dengan pria lain.

Sebuah ciuman keras dan mendominasi. Jessica memagut bibir Jonatan dengan agresif untuk beberapa waktu sampai ekor matanya mendapati pria jangkung itu mengundurkan dirinya.

Jessica sudah siap menarik diri dan mengakhiri ciuman itu saat tangan Jonatan menahan tengkuknya. Sekarang wanita itu harus menghadapi reaksi Jonatan atas perbuatannya.

Terpancing dengan aksi gila wanita itu, Jonatan mulai membuat ritmenya sendiri dan menikmati permainan yang Jessica coba mainkan.

Itu bukan pengalaman pertama untuk Jessica atau Jonatan. Mereka juga melakukannya dalam keadaan sadar, namun hasrat yang menyala itu membuat Jonatan kehilangan kewarasannya.

Sayangnya Jessica masih berada pada titik kewarasanya jadi ciuman ini berakhir dengan sia-sia saat Jessica menjauhkan dirinya dari Jonatan dengan satu dorongan. Wanita ini benar-benar kuat dan pastinya bernyali.

"Apa pikiranmu benar-benar sekotor ini?" Jessica tersenyum sinis Jonatan yang kehilangan kendali diri. Salahnya memang memilih opsi ini sebagai jalan keluar. Jessica tidak pada tempat mengajukan keluhan.

Jonatan membuka mulutnya hendak menanggapi wanita itu. Namun Jessica meletakan jarinya dibibir Jonatan membungkamnya, "jangan berpikir terlalu banyak tentang kejadian barusan. Aku hanya sedang memanfaatkanmu untuk keuntungan yang tidak bisa kujelaskan. Jangan hitung ini dalam ingatanmu dan segera lupakan, oke!" Suaranya rendah dan sangat persuasif.

Keuntungan?! Jonatan lebih dari bersedia membiarkan Jessica mengambil keuntungan darinya. Dan bagaimana Jonatan dapat melupakannya?

***

Di dalam ballroom

"Kau baik-baik saja?" Hans menjadi sedikit paranoid karena Jessica pergi begitu lama.

"Apakan ada sesuatu yang terjadi?" Jessica malah membalikan pertanyaan Hans. Wanita itu membalikan keadaan sehingga Hans tidak mencurigainya.

"Tidak ada, mereka hanya mengumumkan sesuatu yang tidak penting."

Hans memandang sorotan diatas panggung.

Jessica mengerti maksud Hans. Nyonya Rosaline membuat acara ini sebagai debut bagi sang putri tercinta. Menyerahkan takhtanya dan menghujani gadis muda itu dengan semua sorotan paling terang. Seorang pewaris muda dengan inovasi cemerlang adalah judul pertujukan malam itu.

Hans mengantar Jessica, mereka kembali tanpa Jonatan. Pria itu menghilang saat acara mencapai puncaknya. Tugas mereka malam itu adalah mempelajari setiap aspek produk terbaru yang diluncurkan Rossell. Jadi baik Hans atau Jessica bahkan tidak mempedulikannya sama sekali.

Malam itu Jonatan tenggelam dalam kekesalan dan mencoba memandamkan hasratnya. Wanita sialan! Tidak bisakah dia lebih sedikit bertanggung jawab?!!

***

Pada keesokan paginya, suasana kantor itu agak sedikit ramai karena beberapa pengaturan untuk peluncuran produk baru harus diubah dan diperbaiki. Hal ini tentu adalah dampak dari peluncuran produk baru Rossel semalam.

Point yang paling mendesak bahwa aktris yang terpilih untuk menjadi juru bicara produk baru mereka malah menandatangi kontrak sebagai juru bicara Rossell. Hal itu baru mereka temukan tadi malam saat Rossell membuat pembukaan.

Jessica menemukan fakta bahwa sang aktris rupanya cukup dekat dengan putri mahkota Rossell. Putri Nyonya Rossaline ini benar-benar mencobainya. Aktris ini adalah nomor satu dinegara, jadi Jessica harus memastikan anak buahnya segera mendapatkan aktris baru yang setara atau bahkan lebih baik dari aktris sebelumnya untuk menjadi juru bicara mereka.

Hari itu Jonatan tidak dapat melepaskan padangannya dari kantor Jessica. Jonatan belum melihat wanita itu sepanjang hari ini. Entah wanita itu menghidarinya atau apa.

"Kenapa kau terus memperhatikan ruangan Jessica?" Hans bertanya karena tatapannya selalu bertemu Jonatan setiap kali ia keluar dari pintu. Itu agak sedikit mencurigakan untuknya.

"Apa aku melakukannya? Aku hanya ingin tahu seberapa banyak lagi berkas yang harus aku sortir untukmu?"

"Apa kau selalu mengeluh seperti ini? Kalau begitu berhentilah, tidak akan ada yang menyalahkanmu jika kau pergi saat ini."

Jonatan tidak menjawab Hans lebih lanjut. Ia harus puas tenggelam dalam berkas-berkas yang harus disortirnya untuk Hans.

Sementara Hans selalu berlalu-lalang, keluar masuk dari ruangan Jessica. Jonatan menunggu kesempatannya saat Jessica keluar untuk makan siang. Namun baik Hans atau Jessica tidak juga keluar dari ruangan itu.

Di dalam ruangan Jessica.

"Aku membatalkan rencana makan siangmu dengan Philip." Hans mengatakannya tanpa mengangkat pandanganya dari agenda Jessica yang ada di ipadnya.

"Kau membatalkanya?" perhatian Jessica langsung tersedot sepenuhnya oleh Hans. "Bagaimana kau bisa membatalkannya begitu saja tanpa perintah dariku. Apa sekarang kau bosnya disini?!"

"Kau bosku, kau ratuku. Tapi bukan berarti aku tidak bisa mengubah jadwalmu." Tak ada rasa takut atau penyesalan pada Hans. Pria itu masih fokus pada ipadnya.

"Philip sudah menyediakan set di Mozaic untukku dan kau bilang membatalkannya! Beri aku alasan bagus kali ini. Kau tahu berapa lama aku menunggu untuk hari ini, kapan lagi aku bisa makan makanan yang dibuat oleh Philip!"

"Kau ingin alasan jujur atau klise?" Hans tetap tenang dengan Jessica yang agak menuntut.

"Beri aku kejujurannya!" Jessica tidak bisa menahan dirinya jika alasan Hans tidak cukup bagus.

Philip adalah seorang chef yang memiliki sebuah restoran dengan bintang Michelin. Restorannya ada dikelas teratas yang selalu penuh dan perlu menunggu beberapa bulan bahkan untuk memesan meja disana.

Juga Jessica tidak mendapat kesempatan khusus hanya karena ia mengenal Philip, pria itu memperlakukannya seperti pelanggannya yang lain. Ini mengharuskan Jessica menunggu untuk untuk bisa makan di restorannya. Setelah penantian yang cukup lama, Hans malah membuang kesempatan berharga itu.

"Aku ingin makan berdua denganmu hari ini."

Hans baru menganggkat pandangannya dan menatap Jessica dengan lembut.

Baiklah itu alasan yang tulus, tapi Jessica tidak membutuhkannya. Yang dia inginkan siang itu adalah makanan berkelas untuk mengisi perut dan egonnya.

"Apakah hidupmu akan berakhir hari ini? Apa itu karena permintaan Wanda?" Jessica terus mengajukan perbantahan. "Apa kau akan pergi setelah makan berdua denganku?"

"Aku tidak akan pergi semudah itu. Lagi pula aku tidak yakin bisa pergi dengan adanya Jonatan disisimu sekarang."

"Kalau begitu mari lihat apa yang terjadi saat kau meninggalkan aku bersama Jonatan." Jessica menantang Hans kali ini. Ia benar-benar kesal untuk masalah makan siang hari itu.

Pintu ruangan Jessica terbuka dan Hans melangkah keluar dari sana. Sekali lagi tatapan Hans bertemu dengan Jonatan. Beberapa kali lagi tatapan mereka bertemu, mungkin mereka akan mendapat percikan khusus.

"Apa Jessica tidak makan siang? bukankan kalian akan pergi ke luar hari ini," Jonatan masih mencuri pandang kearah ruangan Jessica.

"Tahu apa kau! Jessica akan makan berdua denganku hari ini." Hans mengambil bungkusan dari meja disamping. Jonatan bahkan baru menyadari itu ada disana.

Itu adalah bekal khusus yang dibuat oleh ibunya Hans. Nyonya William bukanlah ibu rumah tangga penuh. Beliau adalah seorang wanita karier dengan jabatan yang bagus. Dengan dukungan Tuan William, Nyonya Will telah meninggalkan dapur untuk beberapa waktu jadi masakannya adalah sesuatu yang langka.

Jessica sekali lagi dipaksa terenyuh dengan makan siang yang Hans sajikan untuk menggantikan makanan mewah berlabel Michelin. Wanita itu memlilih menyerah kali ini dan memikirkan cara untuk membuat Hans membayarnya dikemudian hari.

Hari itu Jessica tidak keluar dari ruangannya sama sekali. Tidak ada kesempatan bagi Jonatan melihat wanita itu.

Bahkan saat jam pulang pun Hans menggiring Jessica kelaur dan mereka tidak mempedulikan Jonatan sama sekali.

Jonatan mengejar mereka sampai ke pintu lift. Hans dan Jessica berdiri berdampingan di dalam lift. Jonatan saat ingin melangkah masuk saat tatapannya terbalaskan dengan tatapan dingin Jessica. Namun keberadaan Hans disana tidak akan memberikannya celah sedikitpun. Jadi Jonatan melepaskan Hans dan Jessica.

***

Satu malam lagi harus Jonatan lewati dengan buruk. Malam buruk itu membuat Jonatan bersiap lebih pagi dari biasanya. Pagi itu Jonatan sudah bersiaga di depan lobi untuk menyambut Jessica dan Hans.

Sebuah mobil berhenti di depan lobi. Yang Jonatan tahu Hans mengendarai sebuah jaguar f-type coupe abu-abu tapi mobil didepannya adalah mercedes c class hitam.

Jessica turun dari kursi penumpang mobil itu. Jonatan melirik kekursi pengemudi, rupanya memang bukan Hans yang mengendarainya. Lalu dimana Hans?

"Simpan ini!" Jessica memberikan sebuah ipad putih pada Jonatan.

Wanita itu bahkan tidak melirik Jonatan dan melangkah cepat masuk kedalam lift.

"Bukankah ini milik Hans? Apa dia sudah tidak akan bekerja lagi?"

Jonatan mengikuti Jessica sampai ke dalam lift.

Hanya ada mereka berdua didalam jadi Jonatan merasa cukup berani untuk membuat spekulasi terbuka.

"Kau sangat ingin dia pergi? Hans harus pergi ke kota S untuk beberapa hari. Jadi kau harus mengurusku dengan baik."

Hans benar-benar pergi?

Sudut bibir Jonatan terangkat sedikit demi sedikit. Hal baik apa yang datang sepagi ini? Jonatan tidak percaya akan tiba saatnya dimana ada hari tanpa Hans mendominasi.

Sebuah pesan masuk ke ponsel Jonatan, mengaburkan bayangan indahnya tentang hari itu. Jonatan membukanya, rupanya itu dari Hans.

Itu lebih mirip sebuah peringatan dari pada sekadar pesan.

"Ingat untuk bertanya terlebih dahulu padaku jika kau ingin menambahkan sesatu dalam agenda Jessica. Jika kalian melakukan sesuatu diluar agenda atau mengubahnya, maka aku akan segera tahu. Jangan mencobai aku atau kau akan lenyap saat aku kembali!"