Kama adalah seorang penulis. Ia adalah anak konglomerat yang memilih untuk menjauh dari segala kemewahan keluarganya. Bahkan ia meninggalkan kuliah dan kota kelahirannya ketika berumur dua puluh tahun. Ia memilih hidup di suatu kota kecil yang bahkan tidak pernah ia singgahi sebelumnya. Kota tersebut bernama Gupar. Ia sudah tinggal di Gupar selama lima tahun dan memiliki teman yang berupa kumpulan berandal.
Ia menghidupi dirinya dengan menulis, baik itu menulis novel, cerpen, puisi, ataupun lirik lagu. Ia cukup populer di kalangan pembaca dan penikmat musik. Dengan penampilan yang nyentrik, berambut gondrong, tangan yang dipenuhi dengan tato, kaos oblong, celana jeans robek dan sepatu conversenya. Ia benar-benar menjalani hidup dengan semaunya. Misalnya, menghabiskan malam dengan bergitar dan bernyanyi bersama teman-temannya di emperan kota dalam keadaan mabuk.
Orang tuanya sering memintanya untuk pulang, namun ia selalu menolak. Ia merasa inilah dirinya yang sebenarnya. Ia bisa bebas dan menjadi dirinya sendiri tanpa harus bersandiwara untuk menjaga nama baik keluarganya. Bahkan orang tuanya juga sering menawarkannya untuk mengurus salah satu perusahaan mereka, tetapi tetap saja ia menolak. Ia tidak pernah tertarik dengan segala kemewahan yang dimiliki keluarganya. Baginya, kebebasan jauh lebih berharga daripada semua limpahan harta.