Chapter 3 - 3. Berawal dari teman

Tidak berselang lama setelah Ji Han keluar, adik kedua ChunYi Nan yang masih berumur 12 tahun keluar menghampiri Xiao Hui.

Karena waktu sudah malam, Hao Nan mengajak semuanya ke ruang tamu.

"Kak Hao Nan, Pria tampan ini siapa?" Tanya ChunYi,

ChunYi masih duduk di bangku SMP sederajat, Dia memang tipe anak yang supel mudah bergaul, dan senang berbicara apa adanya. Dia berbeda dengan Ji Han yang lebih banyak diam dan menutup diri dari orang lain.

Xiao Hui berjalan mendekati Ji Han dan ChunYi, dia memberikan senyum termanisnya pada kedua adik Hao Nan.

"Hai ChunYi, Ji Han. Perkenalkan, Aku Xiao Hui atasan Kakak kalian. Apa kalian mau berteman denganku?" Xiao Hui mengulurkan tangan.

Dengan senang hati ChunYi menerima uluran tangan Xiao Hui. "Hallo Kakak Xiao Hui, aku ChunYi. Kakak Xiao, Kapan-kapan ajak jalan kita yah" pinta ChunYi.

"Tentu manis, Kakak pasti akan ajak kalian jalan-jalan nanti" jawab Xiao dengan senyuman.

Hao Nan hampir tidak mempercayainya. Pria yang selalu dia lihat di kantor berbicara tanpa ekspresi, memberikan senyumnya pada adiknya. Hao Nan menatap Xiao Hui cukup lama.

'Apa aku salah lihat? Seorang Xiao Hui yang selalu berbicara tanpa ekspresi tersenyum untuk adik-adikku?'. Batin Hao Nan. Dia bahkan mencubit pipinya sendiri

"Kak Hao Nan sedang apa Kakak mencubit pipi sendiri? Ah, Kakak sedang melamun yah?" Ledek ChunYi membuat Hao Nan tersipu malu.

Mendengar perkataan adiknya, Hao Nan menatap adik-adiknya tajam membuat mereka kabur dan pergi.

"Ah.. Itu, Kakak akan pergi kedapur untuk mengambil beberapa cemilan untuk kalian". Hao Nan pergi dengan menahan malu karena perkataan adiknya.

Tidak lama kemudian Hao Nan keluar membawa beberapa makanan ringan beserta minumannya kemeja.

"Apa ini makanan buatanmu?" Tanya Xiao Hui,

"Iya Pak Direktur, silahkan dicicipi. Maaf ini hanya makanan sederhana. Jika Pak Direktur tidak berkenan, aku bisa mengganti dengan makanan yang lain".

Saat Hao Nan akan melangkah, Xiao Hui menarik tangannya hingga terjatuh di pelukan Xiao Hui.

"Bisakah kamu panggil aku Xiao Hui, apakah aku sudah terlalu tua hingga kamu tidak mau memanggil namaku?" Bisiknya.

Nafas deru Xiao Hui terasa berhembus di leher Hao Nan. Bisikan singkat Xiao Hui mampu membuat suhu tubuh Hao Nan memanas.

"Tuan, apa yang sedang Tuan lakukan?"

"Asal kamu mau memanggilku Xiao Hui, maka aku akan melepasmu".

Hao Nan tidak percaya Xiao Hui, orang yang baru bertemu dengannya beberapa hari mampu berbuat hal seperti ini.

"Tuan Xiao, sebenarnya apa maumu?" Tanya Hao Nan serius.

"Aku hanya ingin mengenalmu. Apa tidak boleh?".

Hao Nan melepas pelukan Xiao Hui dan beranjak dari sisinya dengan perasaan tidak menentu.

"Boleh saja, Aku hanyalah bawahan. Tidak ada hak bagiku melarang Tuan Xiao".

"Hao Nan, mengapa wajahmu muram? Apa aku mengatakan hal yang salah?" Tanya nya melihat wajah Hao Nan yang berubah mendung.

Entah apa yang salah dari perkataan Xiao Hui, hingga Hao Nan menjadi sedih. Xiao Hui menatap dalam-dalam wajah Hao Nan, mencoba untuk membaca isi hati Hao Nan. Tapi berapa kalipun Xiao lihat, dia tidak tahu salah perkataannya dimana.

Hao Nan tidak menjawab pertanyaan Xiao. Justru menyarankan Xiao untuk pulang. "Tuan Xiao, ini sudah malam. Tidak baik jika Tuan terlalu lama disini. Mari saya antar Tuan keluar".

Hao Nan mengantar Xiao Hui sampai depan pintu masuk. Di depan pintu masuk Xiao Hui memandang Hao Nan sejenak.

"Hao Nan, aku tidak tahu kesalahanku apa. Tapi biarkan aku mengenalmu lebih dekat, Anggap saja ini awal dari pertemanan kita. Apa ini cukup untuk menenangkan hatimu yang tiba-tiba gelisah?".

"Baik Tuan, aku terima tanda pertemanan ini". Jawab Hao Nan dengan senyuman.

Xiao Hui berlalu dari pandangan Hao Nan. Pertemuan singkat hari ini cukup membuat emosi Hao Nan naik turun.

Sepertinya adik-adik Hao Nan sedang makan malam dan membiarkan Hao Nan bersama dengan Xiao.

___________________

Malam hari di Kediaman Keluarga Wang, setelah kembali dari rumah Hao Nan Xiao berjalan ke kamarnya. Di depan ruang tamu Tuan Wang Zeming ayah Xiao mencegat.

"Xiao Hui, dari mana saja kamu?" Tanya Wang Zeming dengan tegas

"Aku baru kembali dari rumah teman Ayah..!" Jawab Xiao singkat.

Senyum Zeming mengembang mendengar putranya mengatakan hal itu. Karena sejak kejadian 1tahun yang lalu Xiao selalu diam tidak banyak bicara dan bersikap dingin tanpa ekspresi terutama kepada wanita. Wang Zeming langsung merangkul putranya dengan perasaan bahagia.

"Putra Ayah sudah memiliki teman tapi tidak mengenalkan nya padaku? Apa kamu benar-benar putraku?" Ledek Zeming.

"Ayah.. Dia hanya teman, ayah terlalu berlebihan. Aku akan melihat berkas yang masih berserakan dimeja". Jawabnya.

Melihat ada perubahan dari Xiao, Wang Zeming menelfon sekretaris pribadi Xiao.

📞 "Sekretaris Jin, selidiki siapa saja wanita yang tengah dekat dengan putraku. Laporkan segera padaku!"

📞 "Baik Tuan Zeming, saya akan kabarkan segera pada Tuan".

Telefon terputus.