Hao Nan membawa semua file yang Xiao Hui berikan ke bagian pemasaran. Mengingat gaya hidup masyarakat semakin modern, Perusahaan Hight Throne tengah mempersiapkan barang BRANDED terbaru untuk segera di luncurkan di pasar bebas.
Barang-barang BRANDED asli buatan China ini mampu bersaing dengan merek jual dari luar sehingga menarik banyak minat terutama di kalangan wanita.
Hao Nan kembali disambut Yao He yang menanti dirinya sedari tadi. Yao He yang melihat Hao Nan baru kembali merasa heran apa yang terjadi dengan temannya itu.
"Hao Nan, Kamu lama sekali mengantarkan foto copy annya. Apakah Pak Direktur melarangmu pergi dan kamu harus menemaninya disana?" Tanya nya asal bicara.
Pertanyaan Yao He telah membuat Hao Nan mengingat kejadian yang memalukan bagi dirinya. Perasaan Hao Nan tiba-tiba saja menjadi berdebar mengingat apa yang telah terjadi padanya.
'Ya ampun, kenapa bisa terjadi hal memalukan seperti itu, Bagaimana nanti jika aku bertemu dengannya lagi. Apu pasti tidak bisa menampakkan wajahku didepannya'.. Batin Hao Nan.
"Yao He, kamu tahu.. Gara-gara kamu menyuruhku mengantar foto copy an untuk Direktur. Aku sampai ketiduran di depan ruangannya, dan hal yang paling memalukan adalah Direktur membawaku ke ruangan pribadinya tanpa aku sadari. Ah..! Aku tidak tahu apakah aku tidur mendengkur atau tidak".
"Apah..!" Teriak Yao He, Seketika Hao Nan membungkam mulut Yao He yang berteriak begitu saja.
"Pfft.. Ok! Aku salah, lepaskan tanganmu. Kamu mau membunuhku?" Hao Nan melepas tangannya dari mulut Yao He "Hao Nan Kamu tahu, betapa beruntungnya kamu bisa bertemu Direktur muda seperti bos kita. Aku dengar Direktur kita lebih menutup diri pada orang-orang terutama wanita. Tapi dia justru membawamu ke ruangan pribadinya! Ini sih bukan berita biasa lagi". Kata Yao He heboh.
"Cukup Yao He! Jangan mengingatkan aku akan hal itu lagi. Tidak ada hal seperti keberuntungan di dunia ini. Jika kita ingin maka harus memulainya". Kata Hao Nan di akhir percakapan mereka.
....
Sore berjalan begitu cepat. Sekarang adalah jam pulang dari kantor. Beruntung Hao Nan belum bertemu dengan Direkturnya itu. Dengan langkah cepat Hao Nan meninggalkan kantor dan mencari Subway.
Hao Nan melihat jam yang berada di pergelangan tangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tapi Hao Nan belum menemukan Subway atau taksi. Dia teringat untuk membuatkan adik-adiknya makan malam.
"Apa aku harus jalan kaki seperti waktu itu? Mengapa waktu selalu tidak berpihak kepadaku. Sungguh mengesalkan!". Gerutunya.
Hao Nan berjalan menyusuri jalan yang menghubungkan kantor menuju rumahnya. Disaat dia putus harapan akan sebuah keajaiban, tiba-tiba saja mobil terhenti di sampingnya.
Hao Nan tidak tahu siapa yang mau repot memarkirkan mobil disampingnya Demi memberinya tumpangan. Pintu mobil bagian depan terbuka, terlihat seseorang turun dari dalam mobil.
Hao Nan berjingkat terkejut melihat Direkturnya yang turun dari mobil itu.
"Hallo Pak Direktur, Maaf.. Apa aku menghalangi jalan Bapak?" Sapa Hao Nan dengan senyum di paksakan.
"Tidak, aku hanya kebetulan lewat dan melihat wanita yang tidur di depan ruanganku sedang berjalan sendiri di malam hari". Jawaban yang datar dan terlalu kebetulan.
"Jadi, tujuan Bapak berhenti apa hanya untuk menyapaku?" Tanya Hao Nan kembali
"Naik! Ini sudah malam tidak baik untuk wanita jalan sendirian" Tawarnya dengan nada perintah.
Kali ini Hao Nan tidak bisa menolak ajakan Direktur anehnya itu. Demi adik-adiknya yang belum makan malam, dia terpaksa menerima ajakan Xiao Hui.
Di sepanjang jalan Hao Nan terdiam, dia merasa canggung duduk bersebelahan dengan Xiao Hui yang mempunyai aura luar biasa dingin. Di dalam mobil bahkan Hao Nan masih merasa dingin.
"Rumahmu ada di mana?" Tanya nya, sesekali dia melihat ke arah Hao Nan yang sedang bersidekap karena kedinginan.
Mobil terhenti seketika. Xiao Hui melepas jasnya dan menutupi tubuh Hao Nan yang terlihat kedinginan.
"Pakailah dulu. Kamu boleh melepasnya setelah kita sampai di rumahmu".
'Apa pria aneh ini sedang mengkhawatirkanku?', batinnya bertanya.
Xiao Hui meneruskan mengemudi mobilnya hingga tiba di sebuah perumahan padat penduduk.
"Berhenti pak! Rumahku ada sebelah sana" menunjuk ke arah depan "Rumahku yang catnya warna biru. Karena Bapak sudah mengantarku, tidak sopan jika aku tidak menjamu Pak Direktur".
Hao Nan turun disusul Xiao He. Mereka berjalan bersama menuju rumah yang sederhana namun asri karena terdapat sedikit kebun bunga di bagian depan rumah.
" Maaf Pak Direktur, rumah ini terlalu sederhana untuk Pak Direktur singgahi".
"Tidak, ini cukup nyaman untuk sebuah rumah". Jawabnya singkat.
Dari dalam ada 2 adik Hao Nan yang keluar melihat siapa yang datang bersama Kakaknya.
"Kak, dia siapa?" Tanya adik pertama Hao Nan.
Dia adalah Ji Han Nan adik pertama dari Hao Nan. Seorang anak laki-laki yang tengah menempuh pendidikan SMA sederajat.
"Pak direktur, maafkan atas kelancangan adikku. Dia Ji Han adik laki-laki ku, dia memang sedikit pemarah dan terlalu berhati-hati jika ada orang baru yang datang".
"Apa kalian tinggal hanya berdua?" Tanya Xiao Hui.
Dari pertanyaannya terlihat sepertinya dia mulai tertarik dengan kehidupan sederhana Hao Nan.
'Wanita ini! Membuatku terkejut untuk beberapa alasan. Setidaknya untuk saat ini dia bisa di percaya'. Ungkap Xiao Hui.