Chereads / Kesempatan Kedua di Kehidupan SMA-ku / Chapter 58 - Menepati Janji (1)

Chapter 58 - Menepati Janji (1)

Tidak terasa sekarang sudah memasuki bulan Juni. Banyak hal telah terjadi sejak aku beresekolah di Tokyo.

Hari ini tanggal 4 Juni, hari Sabtu, aku memiliki janji dengan Taniguchi-san.

Janji ini mengenai kemenangan tim bola voli putri saat penyisihan Inter High yang mana aku akan menemaninya belanja jika tim bola voli putri meraih kemenangan.

Namun, perjalanan tim bola voli putri di penyisihan Inter High sudah berakhir. Mereka mengalami kekalahan di pertandingan keempat mereka. Saat mereka kalah, beberapa pemain seperti Nazuka-san, Shimizu-san, Taniguchi-san, dan beberapa orang yang tidak kuketahui namanya, mengunjungi ruang klub bantuan, tempatku berada setelah sekolah usai, dan meminta maaf.

Awalnya, aku tidak mengerti kenapa mereka meminta maaf padaku mengenai kekalahan yang dialamimereka. Ternyata, mereka takut aku kecewa terhadap kekalahan itu.

Aku menjelaskan lagi kepada mereka kalau selama mereka bertanding dengan sungguh-sungguh untuk meraih kemenangan, maka apapun hasilnya bukanlah masalah. Memang benar kalau menang akan terasa sangat menyenangkan, tapi kekalahan bukanlah hal yang memalukan. Rasa semangat yang mereka kerahkan saat bertanding itu seperti bisa kurasakan dan kuterima dengan bangga.

Kekalahan ini mungkin merupakan kekalahan pertama yang sangat menyakiti perasaan mereka. Setidaknya, mereka bisa belajar dari kekalahan ini untuk bangkit kembali.

Hal yang berbeda dialami oleh tim bola basket putri. Fuyukawa-san dan kawan-kawan berhasil melaju ke babak selanjutnya. Kalau tidak salah, mereka akan memainkan pertandingan babak perempat final pekan depan. Semoga mereka bisa menjadi juara dan mewakili Tokyo turnamen utama nanti.

Setelah itu, kukatakan kepada Taniguchi-san kalau aku akan menepati janji waktu itu. Setelah mencari waktu yang pas, kuputuskan untuk menepati janji itu pada hari ini.

Kami akan bertemu di depan Patung Hachiko, Shibuya, pukul 1:30 siang.

Sekarang sudah lewat pukul 1 siang. Aku harus bersiap-siap untuk pergi. Pergi lebih awal ke tempat pertemuan sudah menjadi kebiasaanku.

Aku mengenakan baju kaus biasa berwarna biru dan celana jeans berwarna hitam, memakai sepatu berwarna hitam-putih, dan tidak lupa membawa tas pundak.

Dari Daikanyama, aku berjalan kaki menuju Stasiun Shibuya.

Cuaca hari ini sedikit mendung. Pergantian musim dari musim semi ke musim panas memang selalu diawali dengan musim hujan. Semoga saja tidak ada hujan yang turun hari ini. Untuk jaga-jaga, aku menyempatkan mampir ke konbini untuk membeli payung lipat dan memasukkannya ke tas pundakku.

Setelah sampai di Stasiun Shibuya, aku berdiri di depan Patung Hachiko untuk menunggu Taniguchi-san.

Sambil memainkan ponsel di tanganku, aku melihat ke kiri dan ke kanan.

Tak lama kemudian, kulihat seorang gadis keluar dari arah Stasiun Shibuya. Gadis yang kukenal dan yang membuat janji denganku. Gadis itu adalah Taniguchi Hitoka-san.

Mata kami bertemu dan dia segera berjalan ke arahku.

Dia memakai pakaian musim panas. Baju berwarna violet dengan lengan suar yang menutupi lengan bawahnya dan desain front slityang ringan memberikan efek yang bagus. Setiap kali bergerak, lengan bajunya seperti berkibar, seperti memberikan kesan feminim. Dia memakai rok putih berenda setinggi lututnya. Terdapat tas kecil berwarna biru yang tersangkut di bahunya.

Dia terlihat sangat berbeda jika dibandingkan dengan seragam sekolah dan pakaian olahraga yang selalu dipakainya saat berada di sekolah dan di kegiatan klub. Hari ini dia terlihat sangat feminim.

"Maaf membuatmu menunggu, Amamiya-kun," kata Taniguchi-san saat menghampiriku.

"…"

"Hm? Kenapa, Amamiya-kun?"

"Ah, selamat siang, Taniguchi-san… etto, ini pertama kalinya aku ketemuan dengan Taniguchi-san di luar sekolah dengan pakaian bebas," kataku sedikit gugup.

"Benar juga, ya."

"Kamu terlihat feminim dan manis, Taniguchi-san."

"…"

Taniguchi-san terdiam.

Tingkah lakunya seperti seorang gadis yang sedang tersipu malu.

Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?

Padahal, aku hanya mengatakan secara jujur dari apa yang kulihat.

Aku terus melihat ke arahnya hingga akhirnya mulutnya mulai bergerak kembali.

"Makasih," katanya sambil melihat ke arah lain.

"Um. Terus, sekarang kita ke mana?"

"Mau nonton film dulu? Ada film yang mau kunonton."

"Boleh."

"Kalau begitu, ayo kita ke TOHO Cinema."

Setelah mengatakan tempat tujuannya, aku mengikuti Taniguchi-san dengan berjalan di sampingnya. Ini pertama kalinya bagiku pergi bersama dengan seorang gadis di akhir pekan. Aku sama sekali tidak tahu harus mengajaknya ke mana setelah ini karena aku sendiri masih baru di Tokyo.

Setelah berjalan sekitar dua menit dari Patung Hachiko, kami tiba di TOHO Cinema dan masuk ke dalam.

Kami sedang melihat daftar film yang akan tayang untuk hari ini.

Saat aku sedang melihat-melihat, Taniguchi-san memanggilku.

"Amamiya-kun, ini film yang mau kunonton," katanya sambil menunjuk ke salah satu poster film.

"Sepertinya menarik," jawabku singkat sambil mengangguk.

"Tentu saja. Film ini diadaptasi dari novel, lho. Novelnya ini memenangkan kompetisi novel yang diadakan Kadokawa."

"Begitu ya. Aku enggak tau."

"Aku sudah baca novelnya. Love storysangat terasa."

"Kalau begitu, ayo kita nonton."

Kami membeli tiket dan tidak lupa pula membeli makanan dan minuman untuk kami bawa saat menonton nanti.

Terakhir kali aku pergi ke bioskop bersama dengan Taka karena dia yang mengajakku. Kali ini aku pergi ke bioskop bersama seorang gadis. Apa boleh buat karena aku sudah berjanji dengannya.

Kami duduk di tempat kami masing-masing dan tidak lama kemudian film dimulai.