Chereads / Kesempatan Kedua di Kehidupan SMA-ku / Chapter 63 - Amamiya Ryuki Mulai Berpikir (1)

Chapter 63 - Amamiya Ryuki Mulai Berpikir (1)

Senin kembali datang.

Seperti biasa, aku bangun dari tidurku setelah mendengar alarm ponselku berbunyi.

Seperti biasa di pagi hari yang sunyi dengan suhu udara yang masih sejuk, aku melakukan olahraga ringan demi membuat tubuhku bugar. Setelah itu, aku sarapan pagi untuk mengisi energi agar bisa menjalani hari Senin yang panjang ini di sekolah.

Mulai hari ini, seragam sekolah akan berganti menjadi seragam musim panas. Yang membedakan antara seragam musim dingin dengan musim panas hanya blazer. Sekarang, aku tidak perlu memakai blazer lagi.

Setelah memeriksa semua pintu terkunci, aku berangkat ke sekolah.

Saat hendak meninggalkan apartemen, hujan mulai turun sedikit deras yang dapat membuat seragamku basah hanya dalam beberapa detik. Aku kembali ke kamar untuk mengambil payung. Setelah itu, aku pun berangkat ke sekolah dengan harapan hujan tidak menjadi lebih deras.

Setelah tiga puluhan menit berjalan kaki, akhirnya aku sampai di sekolah. Walaupun dengan cuaca hujan, Agitsu-sensei tetap berada di dekat gerbang sekolah dengan payung di tangan kirinya. Murid-murid yang berjalan melewati gerbang ini mengatakan "selamat pagi" kepada sensei,walaupun ada juga yang tidak menyapa sensei.Aku sendiri selalu menyapa sensei yang selalu berada di dekat gerbang ini. Sampai sekarang, aku belum pernah melihat senseitidak berada di sini di pagi hari sebelum pelajaran pertama dimulai.

Murid-murid Keiyou terlihat sudah memakai seragam musim panas mereka. Sesuatu yang menarik perhatianku adalah baju mereka tidak sama di bagian lengan. Ada yang memakai baju lengan pendek dan ada lengan panjang. Aku sendiri memakai baju lengan pendek.

Kalau tidak salah, sebelum bersekolah di sini, kita bisa memilih sendiri untuk memakai baju lengan panjang atau lengan pendek dan untuk murid perempuan bisa memilih tipe dasi. Tidak hanya itu, aku pernah melihat murid perempuan yang memakai celana panjang, bukan rok. Apakah karena dia memilih celana panjang sejak awal atau meminjam celana teman laki-lakinya, aku tidak tahu.

Memasuki Gedung Utama, aku meletakkan payung di tempat peletakan payung, lalu menuju loker sepatu.

Aku terdiam seperti patung saat memikirkan hal yang baru saja terjadi kemarin di depan loker.

Kemarin, aku sangat senang, tapi sekarang perasaan senang itu memudar seperti dibalut dengan perasaan yang tidak jelas.

Kucoba untuk berpikir kenapa hal itu bisa terjadi dan kudapatkan satu kesimpulan.

Sepertinya aku mengatakan sesuatu yang memalukan kemarin.

Dengan kata lain, aku malu untuk bertemu dengan Taniguchi-san, Nazuka-san, dan Shimizu-san hari ini.

Tapi…

Apakah mereka bertiga menganggap apa yang kukatakan kemarin itu sesuatu yang memalukan? Apakah ini hanya asumsiku saja kalau yang kukatakan kemarin merupakan sesuatu hal yang memalukan?

Memikirkan hal ini tidak ada gunanya.

Apa boleh buat. Itu semua sudah terjadi. Aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi.

Setelah memakai uwabaki milikku, aku menuju kelas yang berada di lantai dua.

Aku berdiri di pintu belakang yang selalu kugunakan untuk masuk dan melihat keadaan kelas sambil menyandarkan tangan kiriku di kosen pintu. Saat ini, aku terlihat seperti sedang mencari seseorang. Tidak salah karena aku sedang mencari Nazuka-san dan Shimizu-san.

Saat memandangi suasana kelas yang sudah ramai ini, tiba-tiba di belakangku terdengar suara seseorang, "Nggak masuk, Amamiya-kun?"

Suara lembut itu berdengung di telingaku. Suara yang sangat familiar bagiku karena pemilik suara inilah yang mengajakku berbicara pertama kali saat aku kembali ke sekolah ini. Dia adalah Fuyukawa Yukina-san.

Aku berbalik untuk melihat ke arahnya, lalu kujawab, "Ah, um, tentu saja masuk."

Kami berdua pun masuk bersama dan duduk di tempat kami masing-masing.

Fuyukawa-san terlihat sedikit berkeringat karena pasti dia baru saja selesai latihan pagi. Dia mengelap keringat yang ada di sekitar lehernya dengan handuk yang dikeluarkan dari tasnya.

"Latihan pagi lagi, ya, Fuyukawa-san?"

"Iya. Lawan kami nanti semakin kuat. Jadi Aku juga harus bertambah kuat."

"Tapi… apa kamu cukup istirahatnya?"

"Eh?"

"Kalau kamu latihan terus tanpa istirahat yang cukup, takutnya nanti kamu kelelahan dan cedera, Fuyukawa-san."

"Tenang saja. Istirahatku cukup dan Aku juga makan makanan yang bergizi."

"Benarkah?"

"Iya. Coba lihat aku."

Aku pun mengubah posisi tubuhku dan melihat ke arahnya.

Seperti yang dikatakannya, dia terlihat baik-baik saja. Tidak terlihat tanda-tanda kalau dia kelelahan atau semacamnya. Malahan, dia terlihat sangat bersemangat.

"Gimana?"

"Hm… sepertinya kamu memang baik-baik saja."

"Tentu saja."

"Baguslah kalau begitu. Jangan sampai cedera lagi, ya. Kalau cedera kan bisa gawat."

"Um, ya."

"Semoga klub kalian bisa mewakili Tokyo di inter high nanti."

"Makasih, Amamiya-kun."

"Sama-sama."

"Amamiya-kun, pagi!"

Seseorang tiba-tiba memanggil namaku sehingga membuatku berhenti berbicara dengan Fuyukawa-san dan melihat ke arah datangnya suara itu.

Suara itu berasal dari Shimizu-san yang baru saja masuk ke kelas dengan Nazuka-san.

"Pagi, Amamiya-kun."

"Ah, pagi, Shimizu-san, Nazuka-san."

Saat kupikir untuk menghindari mereka berdua hari ini untuk menenangkan pikiranku terlebih dulu, mereka berdualah yang menyapaku. Memang mustahil untuk menghindari teman yang sekelas karena pasti akan bertemu.

"Kemarin menyenangkan, ya. Aku dan Izumi menikmatinya."

"Ahaha… Aku juga."

"Lain kali, ayo kita lakukan lagi. Hitoka pasti ikut juga. Ya, kan, Izumi?"

"Iya, tentu saja."

"Ah, um. Soal waktunya, nanti kita bicarakan lagi."

"Yey, asik."

Setelah selesai berbicara, Shimizu-san dan Nazuka-san terseyum ke arahku sebelum mereka menuju kursi mereka masing-masing. Senyuman mereka terlihat seperti menertawakanku.

Apa mereka mengingat perkataanku kemarin yang sebenarnya memang memalukan?

Setelah mereka berdua duduk di kursi mereka masing-masing, aku yang dari tadi melihat ke arah mereka berdua sekarang kembali melihat ke arah Fuyukawa-san.

Ekspresi di wajahnya menunjukkan kalau dia sedang bingung dan penasaran. Di dalam pikirannya pasti berisi tanda tanya sekarang. Dia mulai membuka mulutnya.

"Kamu kemarin bersama dengan Nazuka-san dan Shimizu-san, Amamiya-kun?"

"Um, iya. Awalnya, Aku dengan Taniguchi-san, tapi dia ajak Nazuka-san dan Shimizu-san juga. Aku terkejut mereka berdua datang juga.

"He… di mana?"

"Di kamar apartemenku."

"Be-begitu ya. Kalian memangnya ngapain?"

"Kemarin, Taniguchi-san ngajarin aku masak kari pakai bahan rahasia. Ternyata bahan rahasianya itu adalah coklat. Rasa kari yang kami buat sangat berbeda dan sangat enak."

"Se-sepertinya menyenangkan, ya."

"Iya, tentu saja. Lagian kemarin, pertama kalinya ada orang yang masuk ke kamarku dan makan bersamaku. Aku sangat senang kemarin."

"Ano, Amamiya-kun…"

"Ya, Fuyukawa-san?"

Bel tanda masuk berbunyi setelah.

"Ah, nggak ada apa-apa."

"Hm, begitu ya."

Tak lama kemudian, wali kelas kami, Sakamoto-sensei, masuk ke dalam kelas dan homeroom untuk hari ini akan segera dimulai.