Tidak terasa kalau hari ini sudah memasuki akhir pekan, setelah lima hari bersekolah. Seperti biasa, aku menghabiskan waktuku dengan Taka jika dia mengajakku makan siang bersama, dan sepulang sekolah ke perpustakaan untuk membaca, juga sambil berbicara dengan Namikawa-san dan Kayano-san jika mereka berada di sana.
Sejak apa yang dikatakan Mizuno-san kepadaku hari Senin lalu itu, aku tidak berbicara lagi dengan Fuyukawa-san di sekolah, kecuali ada tugas untuk perwakilan kelas. Aku sudah mengatakan kepadanya kalau aku akan melakukan sesuatu tentang itu. Dan sepertinya, dia mengerti untuk jangan berbicara dan dekati aku saat ini.
Hari ini, Sabtu, akan diadakan pertandingan basket di gedung olahraga sekolah. Aku sudah berjanji dengan Fuyukawa-san kalau akan datang untuk menontonnya.
Seperti biasa di hari Sabtu, setelah mencuci dan menjemur pakaian, aku membersihkan kamar ini. Kalau kamar ini kotor, rasanya sangat tidak nyaman. Biasanya aku akan sakit kepala saat melihat sesuatu yang berantakan atau kotor.
Setelah melakukan pekerjaan rumah, kulihat jam di ponselku. Sekarang pukul 9:10 pagi. Pertandingannya dimulai pukul 10 pagi. Masih ada sedikit waktu. Oh iya, novel yang kupinjam dari perpustakaan sekolah kemarin yang berjudul The Great Thief masih belum selesai kubaca. Hanya tinggal beberapa halaman. Mungkin 15 menit cukup untuk menyelesaikan novel ini.
Novel ini bercerita tentang Arsene, seorang pencuri yang mencuri barang-barang berharga dari orang-orang kaya dan beberapa di antaranya diberikan kepada orang miskin. Ceritanya cukup menarik. Aku terus membacanya, membalikkan halaman per halaman hingga akhirnya selesai. Hari Senin nanti sudah bisa kukembalikan ke perpustakaan sekolah.
Saat kulihat jam di ponselku, sekarang sudah pukul 9:33 pagi. Ah gawat, aku bisa telat ke pertandingannya. Membaca sesuatu yang menarik memang bisa lupa waktu. Kuambil tas pundakku, lalu kukunci semua pintu. Setelah itu aku pergi menuju sekolah.
Kalau dalam langkah kaki biasa menuju sekolah maka akan memakan waktu setidaknya 30 menit untuk sampai. Sedangkan pertandingannya akan dimulai 25 menit lagi. Kalau begini, aku harus sedikit berlari.
Aku terus berlari kecil, melewati Sungai Meguro, menuju sekolah. Oh iya, aku baru tahu kalau nama sungai yang terdapat pohon sakura ini adalah Sungai Meguro. Sungai ini terkenal dengan pemandangan bunga sakuranya saat musim semi. Terus berlari di trotoar di samping sungai ini sambil melihat ke arah pohon sakura yang sudah menggugurkan bunganya. Semoga tahun depan bunganya mekar dengan indah lagi.
Akhirnya aku tiba di persimpangan dekat sekolah. Di persimpangan ini di mana kejadian itu terjadi. Sejak kejadian itu, aku selalu berhati-hati saat menyeberang. Setelah menyeberang, aku langsung menuju arah sekolah, masuk melewati gerbang yang besar ini menuju Gedung Olahraga.
Di jalan menuju gedung olahraga, sempat kulihat ke arah lapangan tenis, sepakbola, dan baseball. Lapangan itu penuh diisi oleh anggota klubnya. Ternyata sekolah dibuka sampai hari Sabtu dan kegiatan klub juga ada sampai hari Sabtu. Semoga kalian bisa menjuarai turnamanen nanti. Ganbatte!
Terlihat sudah banyak orang yang berada di Gedung Olahraga. Pastinya mereka ingin mendukung. Tentu saja, aku juga.
Di Gedung Olahraga ini terdapat tempat untuk menonton di lantai dua. Untuk menuju ke lantai dua, bisa lewat tangga dari luar gedung olahraga ini.
Aku menuju tangga itu dan akhirnya aku tiba di lantai dua gedung olahraga. Pertandingannya belum dimulai. Kulihat jam di ponselku, pukul 9:58. Sepertinya kedua tim baru saja selesai melakukan pemanasan.
Kedua tim memasuki lapangan. Ah, itu Fuyukawa-san. Pertama kalinya kulihat dirinya memakai seragam basket. Ah, ada Mizuno-san dan Seto-san juga.
Fuyukwa-san terlihat sedang melihat-lihat ke arah penonton. Sepertinya mencari seseorang. Lalu, mata kami bertemu dan dia tersenyum. Aku melihat ke arah belakangku, sepertinya ada orang yang dicarinya berada di belakangku. Tapi, di belakangku ini tidak ada orang. Apa dia mencariku tadi?
Aku sedikit berpisah dari kerumunan penonton lainnya. Kebetulan penonton tidak memenuhi tempat ini. Ya mau bagaimana lagi, ini hanya latihan. Mungkin kalau pertandingan sesungguhnya pasti akan penuh.
Wasit melakukan tip-off dan pertandingan pun dimulai. Bola pertama didapatkan oleh Keiyou-kou.Suara sorakan penonton menggema ke seluruh gedung ini. Situasi ini sangat nostalgia saat aku dulu aku bertanding bersama klub voli di turnanmen voli SMP. Suara teriakan berupa dukungan dari para penonton membuatmu merasakan energi yang besar masuk ke dalam tubuhmu. Energi itu membuatmu merasa lebih kuat dan semangat daripada biasanya.
Dalam pertandingan basket, terdapat empat quarter yang tiap quarter-nya dimainkan selama 10 menit. Waktu istirahat 15 menit sesudah quarter kedua, setelah itu masuk ke quarter ketiga.
Aku tidak terlalu mengerti mengenai olahraga basket, tapi melihat mereka yang bermain rasanya sangat menyenangkan.
Quarter pertama berakhir dengan kunggulan Keiyou. Etto, lawan sekolah kami adalah Nakano Gakuen Joshi Koutou Gakkou.Sekolah SMA khusus putri, ya. Pantas saja para penonton yang mendukung mereka semuanya perempuan.
Setelah interval, sekarang lanjut ke quarter kedua. Pertandingan berjalan dengan lambat, sama seperti di quarter pertama tadi. Mungkin karena masih di awal pertandingan.
Setelah quarterkedua dan istirahat selesai, sekarang memasuki quarter ketiga. Di quarter ini, kedua tim sama-sama bermain lebih cepat daripada sebelumnya. Skor sekarang 43-38 dengan keunggulan Keiyou-kou. Perbedaan angka yang terbilang kecil dan waktu juga masih banyak. Akhir dari qurter tiga, skor sama kuat 52-52. Saatnya tiba di quarter penentuan.
Suara teriakan para pendukung semakin keras. Kedua belah pihak sama sekali tidak terlihat seperti kelelahan. Mereka terus bersorak untuk mendukung timnya masing-masing. Aku dari tadi hanya fokus menonton, tidak berteriak seperti mereka. Lebih baik aku ikut mendukung Fuyukawa-san dan kawan-kawannya.
Aku beranjak dari tempatku menuju tempat para pendukung Keiyou. Aku ikut bersorak mengikuti mereka. Waktu terus berjalan dan meninggalkan sedikit waktu yang tersisa sebelum pertandingan berakhir. Sisa waktu 2 menit. Skor sekarang 62-64 dengan keunggulan SMA Nakano.
Di sisi waktu itu, kedua tim terus menyerang namun skor tidak kunjung berubah. Bola yang dilempar tidak kunjung masuk ke dalam ring. Waktu terus berkurang. Keadaan semakin memburuk saat kulihat beberapa pemain dari Keiyou-kou sudah sangat kelelahan. Permainan cepat dari SMA Nakano di quarter akhir benar-benar membuat para pemain Keiyou-kou kelelahan. Fuyukawa-san juga sepertinya sudah mencapai batasnya. Namun, waktu masih tersisa 20 detik dengan bola dipegang oleh Keiyou-kou. Kesempatan terakhir untuk menyerang untuk mendapatkan angka.
Keiyou-kou terus maju mencoba untuk memasukkan bola ke ring. 20 detik terakhir yang merupakan penentuan dari pertandingan ini. Fuyukawa-san mendribel bola menuju ring lawan dan dihadang oleh pemain dari SMA Nakano. Dia mengoper bolanya ke arah kiri, namun para pemain SMA Nakano langsung menjaga pemain yang memegang bola. Ah, strategi itu. Strategi yang sangat menguras stamina, man to man defense. Setiap pemain SMA Nakano menjaga dekat-dekat para pemain Keiyou-kou.
Detik demi detik terus berjalan. Tidak ada waktu untuk berpikir. Dengan stamina pemain Keiyou-kou sekarang mungkin sangat susah untuk melewati para pemain Nakano karena stamina sudah mencapai batasnya.
Bola yang dari tadi terus dioper ke arah kiri, tengah, dan kanan. Dua pemain Keiyou yang berada di bawah ring juga kesulitan bergerak untuk mencari posisi aman. Aku yang melihat dari tempat penonton mejadi sedikti geram.
Bola kembali ke dioper ke arah tengah, tempat Fuyukawa-san berada. Tidak ada waktu lagi. Dia harus melakukan shooting bola itu dari luar. Aku tidak tahan melihatnya. Kutarik nafas dan berteriak, "Shooting bolanya, Fuyukawa-san."
Fuyukawa-san langsung melakukan shooting bersamaan dengan suara buzzer yang menandakan pertandingan telah selesai. Bola itu masuk ke dalam ring, tepat sebelum suara buzzer itu berhenti. Pertandingan selesai. Skor akhir adalah 65-64 dengan Keiyou-kou sebagai pemenangnya. Semua pemain Keiyou-kou memeluk Fuyukawa-san. Fuyukawa-san terlihat begitu gembira. Senyumnya yang manis itu dapat kurasakan dari sini. Penonton juga ikut bersorak untuk merayakan kemenangan ini.
Aku tidak tahu apakah suaraku tadi terdengar olehnya atau tidak. Tapi, tadi itu sangat keren. Seperti yang diharapkan dari seorang gadis yang bernama Fuyukawa Yukina-san.
Fuyukawa-san melihat ke arahku yang berada di tempat penonton sambil melambai-lambaikan tangannya. Setelah itu, para pemain berbaris sebelum meninggalkan lapangan sambil berkata "Arigatou gozaimasu."
Para penonton bertepuk tangan sambil berteriak, "Pertandingan yang bagus," "Semoga menang di turnamen nanti," dan "Kami mendukungmu." Suara tepuk tangan dan teriakan itu benar-benar menggema ke seluruh gedung olahraga ini.
Sungguh pertandingan yang luar biasa seru.
Aku meninggalkan gedung olahraga dan pulang ke apartemenku.
Ah, benar juga. Kukirim pesan saja ke LINE-nya Fuyukawa-san.
[Konnichiwa, Fuyukawa-san. Otsukaresama deshita. Tadi itu pertandingan yang sangat seru. Saat kamu melempar bolanya di detik-detik akhir pertandingan, Itu benar-benar keren. Selamat atas kemenangannya hari ini. Semoga di turnamen nanti, tim-mu bisa menang. Aku mendukungmu.]
Pesannya sudah terkirim.
Saatnya pulang.