Chereads / Kesempatan Kedua di Kehidupan SMA-ku / Chapter 35 - Berbicara Tentang Bulan Mei, Maka… (1)

Chapter 35 - Berbicara Tentang Bulan Mei, Maka… (1)

Tidak terasa bulan April sudah berlalu dan sekarang sudah memasuki bulan Mei. Berbicara tentang bulan Mei, maka pasti semua orang akan terfokus pada "golden week" yang mana ada tiga hari libur nasional. Golden week sendiri lebih tepatnya dimulai dari 29 April yang memperingati Hari Showa, 3 Mei sebagai Hari Peringatan Konstitusi, 4 Mei sebagai Hari Hijau, dan 5 Mei sebagai Hari Anak. Ini yang ada pada kalender akademik murid sekolah. Selain itu, perusahaan dan insustri biasanya meliburkan diri pada 1 Mei untuk memperingati Hari Buruh, walaupun bukan merupakan hari libur resmi di Jepang.

Senin kemarin, murid-murid kelas 2-D membicarakan rencana mereka untuk hari ini dan kedepannya. Tiga hari libur yang akan digunakan untuk bermain, menghilangkan penat, dan refreshing bersama keluarga dan teman. Pasti, itu hal yang menyenangkan.

Oh iya, Senin kemarin juga ada rapat kepengurusan. Berdasarkan hasil rapat, ujian tengah semester akan dilaksanakan mulai Rabu, 11 Mei hingga Sabtu, 14 Mei.

Terpikirkan sedikit olehku, apa mereka melupakan tentang ujian tengah semester? Saat manusia bersenang-senang, pasti mereka cenderung akan melupakan sesuatu, baik yang penting ataupun yang tidak penting. Ya, seperti itu lah manusia. Walaupun tidak semua seperti itu. Contohnya diriku ini.

Ah, iya, aku melupakan sesuatu. Murid-murid di Keiyou itu adalah murid elit. Pasti mereka bisa dengan mudah menjawab pertanyaan ujian nanti. Ah, aku sampai melupakan hal itu.

Golden week yang seharusnya menyenangkan ini, yang seharusnya bisa kugunakan untuk bersantai di suatu kafe sambil membaca buku dan meminum kopi susu, justru kuhabiskan dengan mengerjakan PR dan mengulang-ngulang pelajaran sekolah. Tapi inilah yang sudah kurencanakan dari jauh-jauh hari. Inilah salah satu rencana untuk membuat murid kelas 2-D bisa menerimaku. Ini demi diriku dan Fuyukawa-san juga.

Rencananya sederhana. Aku hanya perlu menunjukkan siapa diriku ini dengan cara mendapatkan peringkat yang bagus di tengah semester nanti. Ini pasti akan berhasil.

Ada sesuatu yang selalu harus ada saat belajar yaitu gula, atau dalam Kimia disebut glukosa. Aku selalu menyiapkan teh manis untuk diminum saat belajar.

Saat memerintahkan otak untuk bekerja, maka energi dalam tubuh semakin berkurang. Biasanya kalau sudah sangat lama, akan mengalami sakit kepala, pusing, dan ujungnya menjadi lapar. Kenapa hal itu bisa terjadi?

Membuat otak bekerja secara maksimal memerlukan energi yang banyak. Energi ini berupa glukosa yang dibawa oleh sel darah merah menuju otak, bersamaan dengan oksigen. Jika energi berkurang, maka kerja otak akan terganggu. Karena itulah perlu asupan glukosa yang bisa didapat dari makan atau minum yang mengandung glokosa. Sebab itu, ada yang berkata, "Kamu tidak perlu takut gemuk karena memakan makanan yang manis jika kamu sering menggunakan otakmu."

Belajar dengan waktu yang lama pasti akan membuat jenuh. Oleh karena itu, lebih baik berhenti saat sudah mulai merasa jenuh. Lakukan hal kecil lain yang bisa mengusir rasa jenuh itu, misalnya dengan beristirahat.

Aku sendiri merasa jenuh jika sudah belajar selama sekitar dua jam. Hal yang kulakukan untuk menghilangkan rasa jenuh itu adalah dengan istirahat. Aku berhenti belajar di pukul 12 siang karena akan memasak untuk makan siang.

Setelah makan siang, kucoba belajar sedikit lagi semampuku. Jika sudah mulai terasa jenuh dan fokus mulai terganggu, aku berhenti dan langsung tidur siang. Berbaring di kasur sambil mengingat-ngingat apa yang baru saja kupelajari.

Ah, aku ingat sesuatu. Belajar kelompok bersama teman. Meskipun hanya satu orang teman, akan lebih menyenangkan dan rasa jenuh dari belajar itu datangnya sedikit lebih lama. Ini berdasarkan pengalamanku saat di SMP dulu.

Itulah yang kulakukan di dua hari pertama liburan golden week-ku. Hanya belajar, belajar, dan belajar.

Hari ini, kamis, hari libur golden week sudah memasuki hari terakhir. Terus-terusan berada di rumah membuatku bosan. Bagusnya mencari suasana baru di kota, pikirku. Dari kemarin aku terus belajar dan mengerjakan PR yang ada sampai tidak tersisa. Bahan ujian untuk tiap-tiap pelajaran juga sudah kubaca dan kupahami. Alhasil, aku bosan.

Keluar ke beranda apartemen sambil melihat ke arah luar. Tidak jauh dari sini, di sebelah sana, tempat kediaman Fuyukawa-san. Apa yang dilakukannya di hari-hari libur ini, ya. Pasti berlibur bersama keluarganya. Ibunya Fuyukawa-sanyang sepertinya jarang pulang karena pekerjaannya itu pasti memilih golden week ini untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Kalau Taka, mm… mungkin bisa kutebak. Palingan dia pergi ke suatu tempat sambil memotret. Lagi pula, Fotografi adalah passion-nya. Ah, iya. Kemarin, dia mengirimiku pesan yang isinya mengajakku pergi ke suatu tempat, tapi kutolak. Pasti itu tempat yang akan dikunjunginya sebagai spot untuk mengambil foto.

Kalau Namikawa-san, mungkin dia pergi ke kafe sambil membaca buku. Atau mungkin dia bersama Kayano-san.

"Haah…" Aku bergumam sambil menghela nafas. Tidak ada kegiatan membuatku bosan. Ah, bosan. Aku juga tidak meminjam buku saat mengembalikan novel di hari senin kemarin. Kalau seandainya ada, sekarang aku bisa membaca novel. Mungkin sebaiknya aku mencari kerja part-time.

Saat aku dan Taka jalan-jalan di Center Gai minggu lalu, aku sempat melihat beberapa pamflet yang bertuliskan mencari pekerja tambahan. Walaupun hanya sepintas saja, tapi memang tertulis seperti itu. Bukannya ini bisa menjadi kesempatan? Aku bisa bekerja sambil mengisi waktu, mendapatkan pengalaman, dan uang tambahan. Tapi, karena ujian sudah dekat, kuurungkan saja niatku ini. Lebih baik kucari setelah ujian.

Mm… Oh iya, aku belum terlalu tahu area tempat aku tinggal sekarang ini. Lebih baik aku keluar kamar untuk melihat-lihat area sekitar Daikan'yamacho. Setelah mengunci semua pintu dan jendela, aku pergi meninggalkan apartemen.

Aku berjalan di dekat apartemenku dulu sebelum menjelajahi lebih jauh. Setelah beberapa menit berjalan kaki, aku baru sadar kalau letak apartemenku dekat dengan Stasiun Daikan'yama. Saat ke Shibuya waktu itu, aku tidak melalui jalan ini. Wajar saja aku tidak tahu.

Melewati Stasiun Daikan'yama yang di sekitarnya terdapat berbagai macam toko, aku menjumpai jembatan penyeberangan. Berjalan di bawahnya terus ke depan hingga menjumpai taman kecil, Taman Daikan'yama. Terlihat anak-anak kecil yang sedang bermain bersama teman ditemani dengan keluarganya.

Aku mencari info tentang Daikan'yamacho ini di ponselku. Dari informasi yang kudapat, di Daikanyamacho ini terdapat tempat lokal yang keren untuk nongkrong. Aku harus berjalan sekitar 500 meter ke arah barat dari taman ini.

Sambil berjalan, kulihat ke arah kiri dan kanan. Aku menemukan restoran masakan china, toko pakaian, dan salon rambut.

Setelah berjalan sekitar lima menit, aku tiba di area yang dinamakan "Daikanyama T-Site." Di sini ada Toko Buku Tsutaya. Aku masuk ke toko buku itu. Dari info yang kubaca di internet tadi, toko buku ini bukan toko buku biasa. Di toko buku ini terdapat kafe. Kita bisa membaca buku atau majalah secara gratis sambil meminum segelas kopi. Ada Starbucks ternyata.

Aku melihat-lihat buku di sini. Sangat banyak buku hingga membuatku bingung untuk membaca yang mana. Mataku tertuju ke salah satu buku yang berjudul "Wise Men's Words." Sebuah buku yang berisi kutipan-kutipan dari filsuf hebat. Mungkin dengan membaca buku ini bisa membuat pikiranku lebih terbuka. Baiklah, kuputuskan untuk membaca buku ini.

Saatnya memesan minuman.

Seperti biasa, aku memesan kopi susu panas, lalu duduk di tempat yang kosong. Karena hari ini hari terakhir libur, tempat ini ramai dikunjungi orang. Beruntung aku dapat tempat. Kubuka buku ini dan kubaca.

Keunggulan bukanlah hasil dari suatu tindakan, tetapi kebiasaan.

Apakah ini filosofi? Aku tidak yakin. Penulis buku ini seperti sedikit merendahkan. Mungkin ini hanya hasil pemikiran si Penulis. Lebih baik kulanjutkan.

Kubalikkan halaman buku ini satu per satu. Sesekali kuseruput kopi susu saat tenggorokan mulai kering.

Dalam mencari kebenaran, tanyalah pertanyaanmu sendiri. Dan kemudian, temukan jawabanmu sendiri.

Tanpa kusadari, aku sudah selesai membaca buku ini.

Aku penasaran jika filsuf-filsuf tua ini mempunyai banyak teman. Mereka selalu berbicara kepada orang-orang, tapi aku tidak tahu…

Bagaimanapun juga, membaca tentang cara berpikir yang berbeda membuatku mendapatkan pengetahuan baru.

Suasana sudah mulai gelap. Aku tidak tahu sudah berapa jam aku duduk di sini sambil membaca buku. Saatnya pulang. Besok sudah mulai sekolah.