Bagi seorang Ara, memiliki kekasih adalah hal yang mudah. Hampir setiap kali berkenalan dengan seorang wanita, maka tubuh Ara seperti mengeluarkan magnet sehingga wanita tersebut langsung terpikat dan lupa terhadap yang lain. Daya pikat yang dimiliki oleh Ara seperti seorang lelaki yang memiliki "pelet" sehingga membuat mata wanita tidak bisa berpaling jika sudah bertemu dengan sosok tampan Ara. Jika ingin membayangkan ketampanan seorang Ara, maka kisah Nabi Yusuf bisa menggambarkan hal tersebut. Bagaimana seorang yang begitu tampan seperti Nabi Yusuf, membuat Siti Zulaikha menguji keimanan semua wanita dengan memberikan mangga dan pisau. Maka hampir semua wanita mengupas mangga tanpa melihat bahwa tangannya sudah ikut berdarah.
Bagi Ara, setiap bulan, ada 10 wanita yang meminjamkan mobil mewah kepadanya adalah hal yang biasa. Maka wanita yang tidak terlalu kaya, akan tidak mudah mendapatkan kesempatan untuk menjadi pacarnya Ara. Ya, Ara tetaplah seorang Playboy walaupun dia berusaha keras untuk merubah jatidirinya menjadi seorang lelaki yang Sholeh.
Pada suatu malam, sepulang dari Solo, kampung halaman Ara. Ara kembali ke Jakarta dan datang ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya yang terbengkalai. Ara berpapasan dengan ibu Rania yang baru saja akan pulang dari kantor. Ara hanya menyapa dan tidak berbicara banyak. Ibu Rania juga hanya memberikan sedikit informasi mengenai tugas Ara yang terbengkalai. Ara kemudian menyelesaikan tugasnya. Namun pulang dari bekerja, Ara tiba-tiba merasa sulit sekali untuk melupakan pertemuan yang hanya sekejap dengan Ibu Rania. Ara merasakan ada getaran yang terlalu dalam di dalam hatinya. Ara belum pernah merasakan getaran ini seperti yang dia rasakan bersama dengan pacarnya yang lain. Ara merasa ada getaran dahsyat dan dia merasa bahwa ada ikatan yang dia sebut sebagai addiction (kecanduan). Ara seperti fly (terbang) ketika membayangkan pertemuan dengan ibu Rania, walaupun pertemuan tersebut hanya 10 menit saja. Ara merasakan dirinya sedang dimabok cinta. Sudah 7 hari Ara pergi dari kota Jakarta menuju Solo dan di Solo pun, Ara memiliki pacar yang kaya raya. Namun anehnya, ketika dia pergi dari Solo dan melepaskan pacarnya , maka di Jakarta justru ia malah terpana dengan wanita yang bernama Rania. Padahal pacarnya di Solo, jauh lebih muda, lebih cantik dan lebih kaya raya. Namun mengapa justru hatinya hanya ingin dan mendambakan Rania saja dan bukan yang lainnya. Malam itu juga Ara meminum minuman yang terdiri dari sprite dan susu sehingga dia merasa fly dan dia menikmati malam itu sebagai malam yang indah. Besok, dia akan bertemu dengan tunangannya di hari Minggu yang bernama Aisyah, namun hatinya tetap masih membayangkan rasa kecanduan bersama dengan Rania. Ara mulai merasakan keinginan untuk selalu berada di dekat Rania saja dan mulai melupakan wanita lain secara perlahan.
Galau dan bingung, membuat Ara mengalihkan semua fikiran tentang cinta kepada tugas-tugas kuliahnya. Dia bertekad harus lulus kuliah dengan cepat dan mencari pekerjaan yang lebih mapan dan setelah satu bulan berada dalam posisi tidak jelas, Ara mulai melamar menjadi Pegawai Negeri. Impian yang lama sekali ia dambakan adalah menjadi Pegawai Negeri, sama dengan kedua orang tuanya.
Berjuang selama 1 bulan, ternyata hasilnya belum memuaskan. Lamaran menjadi pegawai negeri belum bisa terwujud. Namun Ara tetap bertekad akan mencoba satu kali lagi agar bisa lolos menjadi Pegawai Negeri, sebab usianya masih dibawah 29 tahun.
Ara berusaha menyembunyikan rasa yang dimiliki nya dari sosok wanita yang dikaguminya bernama Rania. Namun Ibu Rania sepertinya mampu membaca apa yang tersembunyi tersebut dan Ara sulit sekali menyembunyikan apapun dari ibu Rania. Ara selalu saja memandang dengan lama , melebihi 10 menit, manakala ada kesempatan bertemu dengan Ibu Rania. Maka upaya Ara untuk menyembunyikan hasrat hatinya, tidak pernah bisa.Ibu Rania akan mampu memahami apa yang disebut dengan bahasa non verbal. Tatapan mata Ara membuat Ibu Rania merasa mendapatkan cinta yang begitu besar. Ibu Rania mulai dekat dengan Ara dan mulai merasakan adanya koneksi yang intense antara dirinya dengan Ara. Ibu Rania mulai merasakan kenyamanan ketika berkomunikasi dan bekerja secara profesional. Orang lain yang melihat hubungan keduanya seperti hubungan adik dan kakak yang merupakan saudara kandung. Ibu Rania rupanya memang berfikir bahwa Ara adalah sosok anak muda yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Ara menjadi bahagia karena selalu mendapatkan prioritas dan perlakukan yang istimewa dari ibu Rania. Namun bagi team di kantor, sikap Ibu Rania terlalu berlebihan dan membuat karyawan yang lain menjadi cemburu terhadap Ara. Maka teman sekantor Ara pun mulai bertanya-tanya, ada apakah Ara dengan ibu Rania?...setidaknya ada 2 teman wanita di kantor yang menginginkan agar Ara menjadi kekasih mereka namun mereka menjadi ragu, karena sepertinya Ibu Rania juga memiliki hubungan istimewa dengan Ara.
Fitnah yang berkembang setelah itu adalah, Ara dianggap menginginkan harta nya ibu Rania dan ingin menjadi Direktur menggantikan ibu Rania. Ara dianggap sebagai kekasih bayangan bagi Ibu Rania. Ibu Rania tidak menerima fitnah tersebut dan akhirnya, lokasi kerja Ara dipindahkan untuk tidak perlu datang ke kantor namun langsung di lokasi client saja. Maka pertemuan Ara dan Ibu Rania tidak bisa terjadi lagi dan semua pekerjaan dialihkan kepada orang lain sehingga tidak terjadi pertemuan fisik antara Ara dan Ibu Rania.
Ara merasa bahwa fitnah yang terjadi membuat dirinya menjadi gerah dan dia harus membersihkan nama baik semuanya. Maka Ara pun mencoba melepaskan addiction (kecanduan) dia dan ibu Rania. Maka akhirnya, tanpa disengaja, terjadilah konflik dalam hal bisnis antara ibu Rania dan Ara. Konflik tersebut menyebabkan Ara mengundurkan diri dari Perusahaan dan ibu Rania mengizinkan Ara untuk resign, disebabkan ada 1 proyek yang gagal dikerjakan oleh Ara dan membuat Ibu Rania merasa mendapatkan resiko kerugian bisnis. Maka Ara pamit mundur dari Perusahaan milik ibu Rania. Ibu Rania mengizinkan hal ini terjadi agar tidak terjadi lagi kegagalan dalam bisnis nya dan agar Ara menjadi lebih Profesional dalam bekerja. Ibu Rania meyakini bahwa suatu saat Ara akan kembali bekerja jika jiwanya sudah menjadi lebih matang dan lebih bisa bekerja secara Profesional bukan bermain -main dan bukan dengan menggoda banyak wanita di kantor.