Ara mulai secara bertahap untuk memperbaiki karakternya dan perilakunya. Ara mulai menyembuhkan luka batin yang dimilikinya. Ara melakukan healing.
Ara merenung bahwa dirinya sudah mulai keluar dari visi dan misi hidupnya. Sejak kecil, Ara sudah memahami bahwa misi hidupnya adalah menjadi manusia yang bermanfaat yaitu menjadi seseorang yang unggul , berkualitas dan paling banyak manfaatnya untuk masyarakat. Hadist dari Rasulullah ini betul-betul diselami untuk dijalankan. Maka dia berjuang untuk kuliah dan meraih kesuksesan di kota Jakarta adalah untuk menjalankan misi diatas.
Ara mulai mencari jati dirinya lagi. Setelah banyak sekali kehidupan anak muda yang dia lakukan dan segala kenikmatan dunia, menbuat seorang Ara menjadi seseorang yang Egois dan selalu ingin hidup enak. Akhirnya, ketika bertemu dengan Ibu Rania, hati Ara mulai mencari jalan hidup yang lurus. Ara mulai meninggalkan kebiasaan buruknya seperti merokok, pacaran dan tidak sholat.
Secara bertahap, Ara mulai melaksanakan sholat lima waktu. Ara mulai meninggalkan kehidupan yang membuat waktunya habis secara sia-sia. Ara mulai menemukan cahaya dan jalan terang yang akan membuat arti dalam hidupnya yaitu menjadi manusia yang berguna.
Bagi Ara, menjadi manusia berguna adalah memiliki banyak uang , bisa membeli mobil mewah dan rumah mewah. Namun semua itu hanya fatamorgana. Ara mulai tersadar mengenai kehidupan yang hakiki dan kebahagiaan bukan terletak pada materi. Maka Ara mulai mencari jati dirinya yang hilang dan dia berubah menjadi manusia Spiritualist.
Ara lebih banyak berdoa, bermeditasi dan merubah pandangan tentang kesuksesan. Ara mulai menghargai satu rupiah yang dia dapatkan daripada uang yang banyak namun tidak berkah.
Ara mulai memilih teman yang baik dalam pergaulannya. Ara mulai belajar ilmu agama. Ara mulai merubah dirinya menjadi pribadi yang akan membuat orang tuanya bangga terhadapnya. Ara tidak ingin memalukan nama baik orang tuanya.
Jika selama ini Ara menerima semua cinta dari berbagai wanita yang memberikan harta kepadanya. Maka secara perlahan, dia mulai memilih satu saja wanita yang akan menjadi ibu buat anak-anaknya. Dia memilih wanita yang mandiri, cerdas dan muslimah yang berjilbab. Ara mulai menghargai artinya berjuang dan hidupnya harus berjuang. Ara juga pernah patah hati dan dia mulai memaafkan semua orang yang pernah menbuat dirinya patah hati. Ara mulai memaafkan mantan -mantannya, dan secara sadar mulai melakukan healing (penyembuhan) . Ara nemaafkan semua orang yang pernah menyakiti hatinya.
Pada awal bertemu dengan Ibu Rania, Ara selalu menunjukkan dirinya adalah seorang lelaki yang materialistis. Ara ingin meminta Ibu Rania untuk jatuh cinta kepadanya dengan syarat bahwa Ara bisa mendapatkan harta yang banyak dari Ibu Rania. Kemudian Ibu Rania justru menasehatinya untuk menjadi seorang yang Spiritualis bukan seorang Materialistik. Maka Ara merasa ada panggilan dari soulmatenya untuk memperbaiki diri dan melakukan healing. Ara mulai menjadi seorang muslim yang taat dengan cara mendirikan sholat 5 waktu. Ara mulai bekerja keras dan mulai meninggalkan kebiasaan nya untuk berpacaran tanpa ada gunanya. Ara mulai mempersiapkan dirinya untuk menjadi seorang Imam dan suami yang bertanggung jawab. Ara malu dengan kondisi dirinya yang tidak layak untuk menjadi seorang imam buat wanita yang baik karena dirinya bukanlah lelaki yang baik. Ara berkomitmen untuk meninggalkan dunia gelapnya menuju dunia yang penuh dengan cahaya. Ara bersungguh-sungguh untuk berhijrah.
Godaan masih saja terus datang. Namun keinginan menjadi manusia unggul, berkualitas dan bermanfaat dan pertemuan dengan Soulmate, memuat Ara kembali menuju jalan yang lurus dan dia akan merasa merugi jika tidak mampu mengejar cahaya.
Ara sudah bosan dengan kehidupan lamanya dan dia berusaha menjadi sosok Ara yang baru. Ara yang rendah hati dan tidak sombong. Ara yang tidak egois. Ara yang menghargai orang lain. Ara yang bertanggung jawab. Ara yang mau kerja keras bukan kerja enteng. Ara ingin membuktikan kepada semua orang bahwa Ara adalah manusia berkualitas.