Chereads / Journey of Ara / Chapter 12 - Mencari Cahaya

Chapter 12 - Mencari Cahaya

Hati yang dimiliki oleh Ara hanya satu. Artinya dia harus mencari pasangan hanya satu orang yang merupakan belahan jiwa nya. Jiwanya dan jiwa pasangannya haruslah sepasang yang klop dan tidak tergantikan. Ara mulai sering berdoa dan bermeditasi. Ara tidak ingin gegabah dalam upaya bersungguh-sungguh untuk bertemu dengan teman sejatinya atau true love- nya.

Ibu Rania pernah mengajarkan kepadanya untuk menikah dengan true love. Menikah dengan true love atau cinta sejati akan membuat rumah tangga menjadi harmonis dan seperti syurga. Ibu Rania memberikan sinyal bahwa dia belum menemukan cinta sejatinya dan dia pun akan segera mencari cinta sejatinya. Namun pada saat nasehat itu diberikan ibu Rania kepada Ara maka ibu Rania tidak pernah menyadari bahwa Ara mulai memperhatikan dan mulai berharap bahwa Ibu Rania adalah cinta sejati buat Ara. Ibu Rania memberikan nasehat itu disebabkan sesuatu yang Ibu Rania juga tidak pahami dan hanya ingin memberikan petunjuk agar Ara tidak asal saja di dalam memilih pasangan hidupnya. Ibu Rania tidak memiliki hasrat terhadap Ara karena perbedaan usia yang terlampau jauh. Ibu Rania memberikan nasehat seperti seorang mentor kepada anak buahnya. Tidak ada tendensi khusus.

Tuhan Yang Maha Kuasa mempunyai kehendak atas setiap pertemuan. Ara mulai merasakan bahwa dia sudah bertemu dengan cinta sejati- nya yaitu Ibu Rania. Namun Ara tidak yakin, apakah mereka bisa bersatu dalam ikatan pernikahan. Mengapa Ara bisa tahu bahwa Ibu Rania adalah cinta sejati buat Ara? Ara selalu bermeditasi dan membaca energi dari lawan bicaranya . Ara memiliki kemampuan membaca energi sehingga pada saat bertemu dengan ibu Rania, maka hatinya Ara mulai merasakan seperti sebuah sinyal bahwa inilah wanita yang dia cari dan Ara bersorak gembira di dalam hatinya bahwa dia sudah bisa menemukan cinta sejatinya.

Adapun hati Rania, masih terus saja bertanya -tanya tentang Siapakah Ara dan siapakah Ara dalam kehidupannya dimasa yang akan datang ?. Ibu Rania pun mulai mencari jawaban di dalam doanya. Apakah benar Ara adalah cinta sejatinya ? Apakah benar bahwa dia sudah bertemu dengan cinta sejatinya?.

Tanda-tanda yang dirasakan oleh ibu Rania adalah menjadi lebih bahagia dan fokus di dalam hidupnya setelah bertemu dengan Ara. Menjadi mudah menyelesaikan tugas kantor karena ada Ara yang bisa diandalkan untuk menghandel pekerjaan dan proyek di kantor. Semua rasa resah dan gelisah karena merasa kesepian, tiba-tiba saja hilang setelah bertemu dengan Ara. Dan tatapan Ara begitu intense ketika berada dekat dengan ibu Rania. Getaran cinta mulai dirasakan manakala berada didekat Ara, sang pemuda tampan yang memang merupakan idaman buat Ibu Rania. Ibu Rania mulai menghayal bahwa dia dulu, ketika masih SMA, sangat ingin memiliki kekasih seperti Ara. Pernah ibu Rania dekat dengan seorang lelaki yang tampan seperti Ara namun hanya beberapa tahun saja dan akhirnya lelaki tersebut menikah dengan wanita lain. Rasa trauma pernah ditinggalkan oleh lelaki idaman hati, membuat Ibu Rania tidak mudah untuk jatuh cinta. Dan ketika Ara hadir, maka semua bayangan indah dimasa muda, kembali muncul dan harapan itu mulai ditumbuhkan. Ibu Rania mulai berharap bahwa Ara adalah cinta sejatinya sebagimana Ara pun merasakan hal yang sama.

Ara melihat dan memikirkan terus pertemuan dengan Ibu Rania. Ara mulai memperkirakan apa saja yang diinginkan seorang Ibu Rania. Ibu Rania pasti mendambakan seorang pendamping hidup yang bisa memberikan kebahagian, bisa mengelola Perusahaan nya dan bisa memberikan keturunan. Ibu Rania belum memiliki anak, dan sepertinya Ibu Rania belum bahagia bersama suaminya. Ara bermimpi ingin menjadi pasangan Ibu Rania dan Ara mulai merasakan bahwa Ibu Rania adalah cahaya di dalam kehidupannya. Ara selalu ingin mendapatkan cahaya walaupun saat ini Ara masih merupakan sosok anak kecil. Ara seperti berada di dalam hutan yang gelap, kemudian Ibu Rania membawa obor dan cahaya itu berasal dari Ibu Rania.