Chapter 39 - Butik 2

Cansu bangkit dari duduknya ia menarik tangan Elif untuk melihat gaun-gaun indah keluaran terbaru di butik ini, wanita cantik tadi bernama emeli, Cansu dan Ozan memanggilnya kakak emeli ia pemilik butik ini, kak emeli menghampiri Cansu dan Elif dan menyuruh pramuniaganya untuk mengeluarkan beberapa gaun untuk mereka berdua.

" Nora keluarkan koleksi terbaru kita !" Seru kakak emeli pada pramuniaga tadi.

Tak lama kemudian pakaian-pakaian terbaru di keluarkan, dengan berbagai gaun , seperti gaun dengan model mutakhir dari bahan sutra , velvet, lace, organdi, chifhon dan beberapa lainnya.

" Cansu sayang sepertinya gaun ini sangat cocok di tubuhmu" ucapnya sambil mengambil gaun berwarna cream muda yang tampa lengan dengan bahu yang sedikit terbuka.

" waaawwww kak... ini sangat indah dan aku akan segera mencobanya sekarang " dengan rasa senang Cansu pergi ke ruang fiting Room.

Lalu kakak emeli menoleh kepada Elif

" dan sepertinya ini juga cocok untuk mu sayang " kak emeli memberikan dua pilihan gaun indah untuk Elif. Elif mengambil salah satu gaun itu, gaun dari sutra berwarna biru muda dengan potongan sederhana, tampa payet dan hiasan apa pun tapi cukup elegan.

"sepertinya aku suka yang ini kak " ucap Elif mengambil gaun itu dan hendak pergi ke ruang ganti tapi Jnas mencegahnya.

" sayang aku tidak begitu suka gaun ini " Jnas mengambil gaun Elif dengan hati-hati dan mengembalikan baju itu ketumpukan baju yang lain.

" Emmmmm baiklah kamu yang pilihkan" Elif bergelayut manja di lengan Jnas.

Nora sebagai pramuniaga profesional yang terlatih oleh bosnya menghampiri Jnas dan Elif, ia mengangkat sepotong gaun merah dari bahan brokat halus.

" sayang ini sangat cantik " seru Jnas

"kau benar gaun yang cantik dan elegan aku menyukainya"

Jnas menarik tangan Elif ke ruangan fitting Room untuk mencobanya.

" sayang lihatlah harganya sangat mahal " Elif menunjukkan harga yang ada di label bajunya.

" Elif Sayang kau menyinggung ku, cobalah dulu baju ini jika cocok kita akan membelinya dan jangan mempedulikan harganya" kata Jnas.

Elif tersenyum, ia mencoba gaunnya dan gaun itu sangat pas di tubuh Elif, seakan gaun ini memang di pesan khusus untuk Elif, ia keluar dan memperlihatkan ke Jnas, Jnas terpana dan menyuruh Elif untuk mengambilnya, setelah selesai ia juga mencoba beberapa baju untuk ia pakai sendiri, begitu juga dengan Cansu dan Ozan, setelah mereka selesai, mereka pergi ke mall untuk mencari kebutuhan lainnya dan langsung pulang.

Setibanya di rumah Ozan, Elif langsung pergi ke kamarnya, ia langsung membuka handphonenya yang selama di turki lupa untuk mengaktifkannya karena harus ganti kartu baru, ada beberapa pesan masuk dari Ruqia dan mamanya di Indonesia, ia menanyakan kabar Elif dan lain sebagainya Elif menelepon mamanya sebelum ia menelepon Ruqia, tak lama kemudian handphonenya berdering.

" Hallo !"

terdengar suara Ruqia sedikit cemas dan marah " Hallo Elif ? bagaimana kabarmu kenapa wechatt mu tidak aktif selama di turki dan tidak menghubungiku sama sekali !"

" Huuuuuffff maafkan aku Ruqia sayang, Jnas tidak cepat membelikanku kartu ponsel baru jadi baru sekarang aku mengaktifkannya " ucap Elif sedikit merasa bersalah pada Ruqia.

" Bagus jika bersenang-senang lupa sama teman mu "

" Hehee emmuuuaaah Ruqia sayang "

" aku tidak butuh ciuman mu gadis jahat !"

Elif tertawa mendengar suara cemberut Ruqia

" Iya iya aku minta maaf "

" baiklah aku maafkan " kata Ruqia sedikit kesal

" Eemuuuuuaaaahh kamu memang yang terbaik"

" Sudahlah, bagaimana liburan mu dengan Jnas?"

" sangat baik dan menyenangkan, tapi sayang tak ada kamu disini"

" Tidak mau ahhh... aku akan hanya jadi obat nyamuk kalian saja"

" Hahahhaaaaa " Elif tertawa, Jnas masuk kamar dan langsung memeluk pinggang Elif..

" Siapa yang menelepon mu sayang " ucapnya pelan.

" Eh.. Ruqia "

" Hallo Elif !" teriak Ruqia di seberang telpon.

" Hehee maaf Jnas bertanya siapa yang menelepon ku "

" Emmmmm baiklah... jika ada waktu senggang telpon aku lagi " ucap Ruqia

" Oke...!"

" Salam untuk kekasih mu" kata Ruqia sebelum memutuskan sambungan teleponnya.

Elif berbalik ke arah Jnas dan memandang pria di hadapannya.

" Elif aku sangat lelah sekali "

" beristirahatlah sayang "

"Tentu, dan aku ingin kau menemaniku oke ?!"

Elif mengangguk dan mengajak Jnas untuk istirahat ia juga berbaring di samping Jnas untuk menemaninya.