Setelah cukup lama Ozan dan Jnas bercakap-cakap dan bercanda setelah sekian lama dua sahabat tak berjumpa, mereka terpana mendengar alunan musik piano dengan di susuli permainan biola, nada gesekan biola dan tuts tuts piano begitu sinkron, mereka bangkit untuk melihat dari mana asal suara kedua musik yang di kombinasikan itu, Jnas dan Ozan melihat gesekan biola dari tangan lentik Cansu dan ketukan lembut di tuts piano dari jari jari manis Elif, sebuah musik yang di kombinasikan, kedua pria itu tak percaya dan tak berkedip dengan apa yang mereka lihat, dua gadis cantik tampil memukau dengan alat musik yang mereka mainkan di tangan mereka yang lentik, Dalam dua puluh menit permainan mereka usai, tepuk tangan dari Jnas dan Ozan membuat kedua gadis itu menoleh dan tersenyum bangga.
" Wooowwwww sangat keren sayang " ucap Ozan menghampiri Cansu dan lalu mencium bibirnya.
" Terima kasih" jawab Cansu sambil membalas ciuman Ozan
" Permainan yang sangat bagus Elif sayang dan duet yang sangat sempurna" ucap Jnas kepada Elif.
" terima kasih " ucap Elif pelan ia merona merah di wajahnya Menahan malu saat Jnas juga mencium bibirnya seperti Ozan dan Cansu, karena ini adalah awal mereka ciuman di tempat umum.
" bagaimana kalian bisa begitu cepat akrab sampai - sampai melakukan duet yang sangat keren" kata Ozan sambil memeluk pinggang Cansu.
" Kita memang wanita hebat ! bukankah begitu Elif " ucapnya sombong sambil mengerlingkan matanya ke arah Elif.
Elif tertawa dengan candaan Cansu " iya sangat benar sekali " ucapnya.
" mengombinasikan alat musik piano dan biola itu sangat sulit bagaimana kalian bisa memainkannya." kata Jnas sambil memandang kekasihnya dan Cansu bergantian.
" sayang cukup mudah kok, Cansu sangat mahir dalam biola, dia mengikuti alunan piano ku, jadi tidak begitu sulit memainkan biola dengan piano dengan cara yang bersamaan "ucap Elif
" bagus sekali dan aku sangat menyukainya " ucap Jnas lalu mencium kening Elif.
" Oh ya girl... kau harus mengajari ku bermain piano seperti itu "ucap Cansu kepada Elif
" Tentu aku akan mengajari mu "
" Sudah-sudah mengobrolnya dulu, malam ini aku dan Jnas akan keluar, kamu temani Elif di sini ya sayang" ucap Ozan kepada Cansu
" memangnya kalian mau pergi ke mana ?"
" kami akan bertemu anak-anak di cafe sekalian sebagai kejutan Jnas ada di turki, sudah kami tidak berkumpul lengkap" kata Ozan menekan kan kata kafe bukan Klub
" baiklah Elif bersama ku malam ini dan kita juga akan bersenang senang " kata Cansu kemudian.
" Jnas kamu akan pergi ?" tanya Elif menoleh ke arah kekasihnya.
" iya sayang... jika kamu tidak mengizin kan aku tidak akan pergi " kata Jnas lembut.
" Oh noooo... Elif pasti setuju kita pergi, benarkan Elif ?" sergah Ozan.
Elif tertawa dengan teriakan Ozan dia tersenyum dan mengangguk setuju kepada Jnas.
" Ozan apakah piano ini milik mu ?" Elif melihat ke arah Ozan
" ibuku sangat menyukai piano, bisa di bilang ini miliknya."
" piano yang sangat bagus, di rumah Jnas juga ada sebuah piano di ruang keluarga "ucap Elif
" Hahaaaa piano pajangan milik ayah" jawab Jnas seketika, membuat mereka berempat tertawa bersama
" baiklah kawan kawan sebaiknya aku dan Jnas harus bersiap siap sekarang " kata Ozan tak sabar.
Jnas mengangguk setuju dan mengajak Elif ke kamarnya.
Dasar Ozan dia mempersiapkan hanya satu kamar untuk Elif dan Jnas dari tiga kamar yang masih kosong di rumah besar keluarga Ozan
.
" Sayang kita satu kamar lagi ?" tanya Elif sambil melihat ke sekeliling kamar yang akan dia tempati bersama Jnas
" sepertinya begitu , sialan Ozan hahaaa " jawab Jnas sambil tertawa.
" Emmmmm ... teman mu itu sangat baik tapi dia membuat kita satu kamar lagi "
Jnas menoleh dan menarik Elif ke dadanya.
" kenapa , apakah kamu tidak ingin sekamar bersama ku " ucap Jnas sambil melihat mata Elif tajam.
" Eh bukan begitu... " ucapnya salah tingkah, Jnas terkekeh dengan reaksi Elif.
Lalu Jnas membelai rambut Elif dan ia menutup pintu kamar dan menghimpit tubuh Elif ke tembok samping pintu, wajahnya melembut ia terus menatap mata indah Elif, nafasnya sedikit memburu.
" Elif aku sangat mencintaimu, sangat mencintaimu " bisik Jnas di telinga Elif, ia membelai wajah Elif dan menciuminya, Elif tersontak kaget , tapi ia tak mengelak Elif melingkarkan tangannya di pinggang Jnas dan memeluk pria itu, karena tidak ada penolakan dari Elif, Jnas semakin menciuminya melumat bibir Elif dengan lembut dan mendekatkan bibirnya ke leher Elif dan terus menciuminya, Elif mendesah nafas Jnas memburu tangannya mulai meraba dada Elif dan meremasnya, Elif tersentak dan mendesah sekali lagi, Jnas memeluk tubuh Elif dengan sangat erat dan terus menciumi gadisnya, ia sangat menyukai desahan nafas Elif, Jnas jadi gila nafasnya memburu ia mulai tak bisa mengontrol dirinya segera Jnas melepaskan pelukan Elif sebelum sesuatu terjadi pada mereka.
" sayang aku akan mandi, bisakah kamu memilihkan baju untuk ku "
Elif mengangguk sambil menunduk menyembunyikan rona merah di wajahnya karena kejadian beberapa detik yang lalu, ia meremas bajunya, ia bergegas ke koper Jnas, Elif sangat senang Jnas menyuruh dirinya memilihkan baju untuk Jnas pakai hari ini, Jnas melangkah ke kamar mandi dengan perasaan yang campur aduk.