Chapter 22 - Aisyah

Elif bersikukuh tidak mau tinggal di rumah Jnas akan tetapi malam ini Elif berjanji menginap di rumah Jnas atas paksaan ibu Jnas, karena merasa tak enak akhirnya ia mengatakan iya kepada wanita paruh baya itu. Jnas mengajak Elif ke kamarnya.

" Elif malam ini kamu tidurlah di kamar ku, aku akan pindah ke kamar tamu"

" eeh jangan biarkan aku saja di kamar tamu Jnas."

" tidak masalah tetaplah di sini, tidur dengan nyenyak malam ini oke "

Elif mengangguk" baiklah terima kasih Jnas"

" selamat malam Elif " sebelum Jnas pergi ia mencium kening Elif lalu pergi, Elif melihat lihat ke sekeliling kamar Jnas, kamar khas pria, rapi dan maskulin, ia melangkah ke tempat tidur dan ia melihat sebuah foto berukuran kecil di atas laci tempat tidur Jnas saat Elif mengambilnya ia terkejut, itu adalah foto dirinya saat video call bersama Jnas, "benarkah Jnas menyimpan foto dirinya" ucapnya pelan, ia meletak kan kembali foto itu dan membaringkan dirinya, ia merasa sangat lelah dan mengantuk ia pun tertidur pulas.

di lain tempat Jnas merasa tak bisa tidur, ia menonton video di handphonenya dan memainkan game juga tak bisa membuat matanya kantuk, akhirnya ia bangkit dari tempat tidur, berjalan keluar dari kamarnya dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum, saat ia sampai di depan kamar Elif, Jnas terdiam dan memutus kan masuk untuk melihat Elif, ia melangkah masuk dan melihat Elif yang terbaring dan terlelap dalam tidurnya, ekspresinya menjadi lembut, ia mengambil selimut yang ada di samping Elif dan menutupi tubuh gadis itu dengan selimut, kemudian ia memandangi wajah Elif dan mengelusnya dengan lembut,

" Elif aku tidak yakin dengan perasaan ku, setiap saat aku merasa selalu merindukanmu selalu ingin mendengar suaramu bahkan saat kau masih di Indonesia pun aku sudah merasakannya, aku selalu ingin bersama mu, apakah aku jatuh cinta kepada mu atau hanya perasaan seorang sahabat" ucap Jnas sambil memandangi wajah Elif seolah olah ia tak cukup menatapnya, Jnas menyentuh bibir mungil Elif dan mencium kening gadis itu, dadanya bergetar ia segera bangkit berdiri untuk meninggalkan kamar Elif.

pagi harinya Elif terbangun oleh suara alarm dari handphonenya, ia bangun dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukanya, saat ia kembali ternyata Tamara sudah duduk di sisi tempat tidur.

" Hai selamat pagi" ucapnya

" selamat pagi juga Tamara "

" Bagaimana tidur mu Elif nyenyak??"

Elif tersenyum dan duduk di samping Tamara " iya sangat nyenyak sekali"

" baguslah, yukk kita keluar rumah dan lari lari kecil di sekitar rumah" ajak Tamara.

Elif mengangguk dan mereka pun keluar rumah bersama.

" kalau jam segini Jnas tak mungkin bangun" ucap Tamara sambil tertawa.

Elif hanya tersenyum, di dekat taman Komplek rumah Jnas, mereka berpapasan dengan seorang gadis yang tak asing lagi wajahnya untuk Elif.

" Hai Aisyah " sapa Tamara pada gadis itu.

" hai juga " ucapnya sambil melirik ke arah Elif dan terkejut saat melihat.

" Hai juga Tamara " lalu Aisyah melihat ke arah Elif " Halo bukankah kamu gadis yang menabrak ku di mall kapan hari itu dan yang bermain biola di restaurant mall" ucap Aisyah terkejut saat melihat Elif bersama Tamara.

" Oooh jadi kalian sudah saling kanal " ucap Tamara

" tidak kami hanya kebetulan saja bertemu di Mall, Haaaii kenalkan nama ku Aisyah " Aisyah mengulurkan tangannya.

" hai juga aku Elif dari Indonesia"

Aisyah terkejut dan membelalakkan matanya " sungguh pantas saja wajah mu sangat asing " ucapnya sambil tertawa ramah, Elif hanya tersenyum.

" jadi dia teman mu Tamara ???" Tanya Aisyah ke adik mantan tunangannya itu.

" ya saat ini dia masih teman ku, dia kekasih Jnas," ucap Tamara santai, Elif menyikut lengan Tamara.

Aisyah terkejut tapi ia berusaha untuk menutupinya, " oh begitu baguslah" ia pamit dan pergi dari hadapan Elif dan Tamara, saat mendengar Elif kekasih Jnas.

" Tamara kenapa kamu bilang aku kekasih Jnas, kami tidak pacaran!"

" biarkan saja suruh siapa dia mengkhianati kakak ku" ucapnya santai

Elif tambah terkejut saat mendengar kata khianat.

" Khianat ??"

" Ya... dia mantan tunangan Jnas yang telah mengkhianatinya, pasti Jnas sudah menceritakan semuanya kepada mu, untung saja ada kamu Elif yang selalu ada untuk kakakku"

saat ini Elif benar benar terkejut pantas saja ia merasa tak asing dengan wajah Aisyah, karena ia mantan tunangan Jnas, dan ia pernah melihat foto gadis itu saat Jnas mengirimnya dulu, dadanya merasa berdebar sangat kencang, ia tak pernah menyangka akan bertemu dengan mantan tunangan Jnas, Aisyah gadis yang sangat cantik tinggi putih sangat khas wanita arab dengan hidung mancungnya dan matanya yang besar dan indah. Ia merasa sedikit minder.